--- On Wed, 1/27/10, Hendro Rahardian <hendrorahard...@gmail.com> wrote:

From: Hendro Rahardian <hendrorahard...@gmail.com>
Subject: [*Apresiasi-Sastra*] DIRUT TELKOMSEL BERPIHAK KE YAHUDI?
To: apresiasi-sas...@yahoogroups.com
Date: Wednesday, January 27, 2010, 12:57 AM







 



  


    
      
      
      DIRUT TELKOMSEL BERPIHAK KE YAHUDI?

Direktur Utama Telkomsel, Sarwoto Atmosutarno ternyata mati-matian membela 
perusahaan Yahudi, Convergys dan Amdocs. Tulisan yang saya buat ini bukan 
khayalan, atau hanya jargon semata, karena bukti tentang kebenaran itu, akan 
kita beberkan. 


Cerita berawal saat Telkomsel membuka tender pengadaan perangkat billing system 
Telkomsel, yang diyakini akan dimenangkan dua perusahaan Israel tersebut. 
Sebab, Sarwoto dianggap tidak transparan dalam menjalankan tender. 


Salah satu yang disoal adalah perlakuan tidak adil kepada peserta tender. 
Misalnya, dalam pelaksanaan prove of concept (POC) untuk peserta tender, 
waktunya sengaja dibuat sangat ketat. Itulah yang dianggap menguntungkan dua 
vendor, Amdocs dan Convergyst.


Amdocs, perusahaan asal Israel, diberi kesempatan enam bulan sebelumnya untuk 
POC. Sedangkan Convergyst --perusahaan yang juga asal Israel-- selama ini 
berpengalaman menangani tagihan existing, sehingga dianggap telah menyiapkan 
segala sesuatunya. 


Tender yang dilakukan Telkomsel pun sengaja di-split untuk dua vendor, 
masing-masing akan menangani online charging system (OCS) dan system control 
point (SCP). "Padahal, sistem yang ideal apabila OCS dan SCP berasal dari satu 
vendor, untuk mendapatkan performa lebih bagus dengan harga murah," ujar 
anggota komite Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), Heru Sutadi. 
Sebelumnya, billing system PT Telkomsel ditangani kongsi Nokia-Siemens hingga 
berakhir kontraknya pada tahun ini.


Heru mengingatkan, operator telekomunikasi yang dituding melakukan kecurangan 
dalam proses tender itu harus berurusan dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha 
(KPPU). "Meski itu urusan dapur operator, kami perlu mengingatkan karena tender 
yang curang bisa menjadi objek pemeriksaan KPPU," katanya.


Tender besar yang digelar operator telekomunikasi seperti Telkomsel, masih kata 
Heru, sebaiknya dipaparkan secara terbuka demi menghindari tudingan KKN 
(korupsi, kolusi, dan nepotisme) serta persaingan usaha tidak sehat. "Langkah 
pemerintah pakai e-auction (tender elektronik --Red.) bisa ditiru. Panitia 
bagusnya tanda tangan pakta integritas," ungkap Heru.


Lantas, siapakah Amdocs dan Convergyst?

Menurut situs www.matimop. org.il, Convergyst Solution Ltd berbasis di Israel, 
dengan nama sebelumnya Wiztec Solutions Ltd.


Convergyst Solution berdiri pada 1991. Pada awal pendirian, spesialisai 
Convergyst tidak lain sebagai penyedia jasa Customer Care dan Penagihan solusi 
untuk pasar TV. Convergyst Solution berkembang, dan makin maju pesat saat 
menelurkan sistem penagihan dengan label WIZARD, yang diciptakan untuk 
membangun sistem Manajemen Pelanggan dan sistem Penagihan operator Pay TV, 
termasuk televisi kabel digital, Direct Broadcast Satellite (DBS), 
Direct-to-Home (DTH), Digital Terrestrial Television (DTT) dan Multi -point 
Multi-channel Distribution System (MMDS).


WIZARD adalah sebuah sistem berintegrasi penuh dengan metode penagihannya. 
Seiring perkembangan, Wizard pun merambah ranah saluran TV kemasan (berbayar), 
dengan membangun sistem pembayaran maju untuk layanan TV berlangganan, termasuk 
TV kemasan format digital dan interaktif, seperti sistem Pay-Per-View (PPV), 
Video-on-Demand (VOD), akses Internet, Home Shopping, Games dan banyak lagi. 


www.Matimop. org.il jelas menyebutkan, Convergys Solution bermarkas di Israel. 
Pada 1999, Perseroan menjadi anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh 
Convergys Corporation --yang di bursa saham New York, saham Convergys Solution 
diberi label CVG-- tidak lain adalah perusahan global jasa outsourcing.


Tidak hanya membangun sistem terpadu untuk billing system, Convergys diciptakan 
sekaligus sebagai layanan perawatan sistem. Bahkan, setara dengan Amdocs, sejak 
lama Convergys membangun sistem layanan cakupan dengan platform video, suara 
dan data secara komprehensif. Cakupan itulah yang kemudian membuat resah banyak 
negara kliennya, termasuk klien terbesarnya, Amerika. 


Amdocs tak jauh beda. Situs www.fundinguniverse .com menyebut jika Amdocs Ltd 
adalah salah satu penyedia terkemuka di dunia penagihan, customer relationship 
management (CRM), dan ketertiban sistem perangkat lunak manajemen untuk 
industri telekomunikasi.


Amdocs juga mengurusi jasa perusahaan end-to-end sistem perangkat lunak, dan 
layanan dukungan yang memungkinkan penyedia layanan telekomunikasi untuk 
menawarkan beberapa platform, dan layanan beberapa tagihan, memesan, dan 
dukungan fixed-line dan telepon seluler pelanggan. 


Dengan pergantian abad baru, Amdocs juga mulai menyediakan jasa outsourcing, 
mengambil alih penagihan, layanan pelanggan, dan manajemen hubungan pelanggan. 
Belakangan, Amdocs menjadi segelintir perusahaan penyedia sistem perangkat 
lunak yang mampu menangani jaringan telepon dengan minimal 40 juta pelanggan di 
tiap negara.


Sejak akhir tahun 1990-an, Amdocs membuat serangkaian kunci akuisisi, termasuk 
International Telecommunication Data Systems (ITDS) dari Amerika Serikat pada 
1999; Kanada Solect Technology Group pada 2000; dan Nortel Networks pada 2001. 
Akuisisi telah membantu perusahaan untuk posisi dirinya sebagai penyedia 
layanan lengkap dari solusi CRM turnkey. 


Awalnya berbasis di Ra'anana, Israel, di mana perusahaan terus mempertahankan 
sebagian besar dari kegiatan penelitian dan pengembangan dengan hampir setengah 
dari 8.600 karyawannya. (Jelasnya KLIK DI SINI - http://www.fundingu 
niverse.com/ company-historie s/Amdocs- Ltd-Company- History.html) 


Untuk memudahkan operasi mereka, kantor pusat Amdocs pun pindah ke ke 
Chesterfield, Missouri. Dan tak lama setelah itu Amdocs mendaftarkan dirinya 
pada New York Stock Exchange, dimana pada akhir 1990-an, sahamnya mendadak 
meroket tinggi, setelah dilempar ke publik. Waktu itu, media massa negeri Paman 
Sam mencurigai ada kejanggalan atas melambungnya saham-saham Amdocs.


Di sinyalir, kuatnya jejaring Yahudi sangat berperan dalam penggelembungan 
saham Amdocs. 

Sejak itu, karena cakupan pekerjaan yang begitu luas pada sistem telekomunikasi 
video, suara dan data, keberadaan Amdocs dan Convergyst di beberapa belahan 
dunia, membuat resah para penguasa kliennya.


Lihat saja saat huru hara yang mendera Bill Clinton saat menjadi Presiden 
Amerika Serikat. Terbongkarnya skandal Clinton, diyakini sebagai kerja dari 
Amdocs dan Convergyst, yang telah berpihak pada partai Republik. 


''Percakapan saya dengan Monica Lewinsky telah direkam di waktu yang hampir 
bersamaan saat saya memerintahkan FBI untuk menelusuri cengkeraman Israel yang 
makin kuat di dalam ataupun di luar Gedung Putih,'' kata Clinton, seperti 
dilansir www.whatreallyhappe ned.com. (Jelasnya: KLIK DI SINI - 
http://whatreallyha ppened.com/ WRHARTICLES/ spyring.html)


Keyakinan Clinton soal cengkeraman Yahudi di luar dan di dalam Gedung Putih, 
tidak lain berdasarkan pengakuan mantan Perdana Menteri Israel, Ariel Sharon, 
di media massa Israel dan Amerika. Sharon menyatakan bahwa ''rakyat Yahudi 
telah menguasai Amerika secara penuh, baik di tingkat senator hingga Gedung 
Putih. 


Pernyataan Sharon itu beredar luas di media massa, salah satunya seperti yang 
di muat www.mediamonitors. net pada tanggal 20 November 2001. Sharon meyakini, 
bangsa Yahudi telah menguasai sebagian besar bangsa di dunia. Mereka menguasai 
mulai dari produk makanan yang diproduksi di luar Israel, hingga telekomunikasi 
yang mampu mendeteksi gerak lawan. Sehingga kemenangan bangsa Israel sudah 
terlihat sejak lama.


Saat berkuasa, Clinton mencurigai dua perusahaan outsourcing seperti Amdocs dan 
Convergys yang telah mematai-matai aktivitasnya, sejak dia bangun tidur, hingga 
dirinya kembali tidur. Semuanya tergambar jelas saat rekaman perbuatannya 
menjadi barang bukti yang menjatuhkannya. Bahkan tidak hanya percakapan, 
rekaman video aktivitas kesehariannya beredar luas di Israel.


Yang jadi pertanyaan sekarang, mengapa Direktur Utama Telkomsel, Sarwoto 
Atmosutarno membela mati-matian Amdocs dan Convergys? Apa yang didapat Sarwoto 
dari kedua perusahaan tersebut? Apakah Sarwoto rela menggadaikan aset nasional 
kepada Amdocs dan Convergys yang berkedok perusahaan Amerika? Dan apa yang 
tengah dicari Bangsa Israel? Mengangkangi bangsa Indonesia lewat Dirut 
Telkomsel bernama Sarwoto?



    
     

    
    


 



  






      

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to