http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2010012903195611
Jum'at, 29 Januari 2010 UTAMA Demo Lampung Disusupi KRITISI SBY-BOEDIONO. Sekitar 500 pendukung Aliansi Parlemen Jalanan menerobos pagar kawat berduri yang dipasang di depan Kantor Gubernur Lampung, Kamis (28-1). Aksi demo digelar untuk mengkritisi 100 hari pemerintahan SBY-Boediono. (atas) Presiden SBY Telekonferensi dengan Gubernur Sumut. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan undangan tergelak saat telekonferensi dengan Gubernur Sumatera Utara Syamsul Arifin usai peresmian PLTU di Pandeglang, Banten, Kamis (28-1). PLTU Labuhan Angin di Sumut dan PLTU Labuan di Banten merupakan bagian dari percepatan pembangunan 10 ribu mw. (bawah) (LAMPUNG POST/ZAINUDDIN - ANTARA/Pandu Dewantara) BANDAR LAMPUNG (Lampost): Aksi demo mahasiswa Lampung mengkritisi 100 hari pemerintahan SBY-Boediono disusupi. Seperti di zaman Orde Baru, sejumlah orang tak dikenal berbaur di antara mahasiswa. Sekitar 300 mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Parlemen Jalanan (APJ) mengusir para penyusup yang masuk dalam barisan mereka di gerbang Kantor Pemprov Lampung, Kamis (28-1). Ketika demonstran menghalau kawat berduri, tiba-tiba seorang pria yang mengenakan jaket dan topi menghalau mereka. Sontak, seorang pendemo berteriak dan mendorong pria tersebut. Aksi itu menyulut kemarahan demonstran lainnya hingga nyaris ricuh. Menyadari dirinya dalam bahaya, pria yang diduga intel itu kabur ke belakang Kantor Pemprov dan tak muncul lagi hingga demo berakhir. "Yang kami khawatirkan terbukti, kami dibenturkan. Sepertinya, ada pihak lain yang sengaja membenturkan kami," kata Dewa, koordinator lapangan APJ. Padahal, sebelumnya Dewa mengimbau aparat keamanan berpakaian preman keluar dari barisan demonstran. "Belajar dari pengalaman, ada pihak lain yang sengaja membenturkan kami," kata dia. Seperti aksi demo 9 Desember lalu, ada yang melempar batu hingga menimbulkan kericuhan. "Ternyata yang melempar batu bukan massa kami," kata dia. Ketika hal itu ditanyakan kepada Dirreskrim Polda Lampung Kombes Darmawan Sutawijaya di lokasi kejadian, ia mengatakan tidak tahu. "Dia bukan anggota polisi," kata dia. Hal yang sama diungkapkan Kasat Reskrim Poltabes Bandar Lampung Kompol Ardian Indra Nurinta. "Saya tidak tahu itu intel atau bukan. Karena saya tidak melihat kejadiannya," kata Ardian Nurinta. Dalam demo kemarin, APJ menyampaikan 10 tuntutan rakyat (sepultura), antara lain tolak perdagangan bebas, reformasi lembaga hukum, usut tuntas skandal Century, cabut UU BHPT, setop pembalakan liar, selamatkan aset strategis, bangun industri nasional, hapus utang luar negeri, naikkan upah buruh, serta teknologi murah untuk petani. Setelah membuka paksa kawat berduri, massa diterima Asisten I Pemprov Munjidi Asmarantaka dan sejumlah pejabat lainnya. Polda Lampung mengerahkan 1.600 personel serta menyiagakan tiga mobil water canon di depan Gedung DPRD Lampung. Pada hari yang sama, 50-an mahasiswa Metro juga menggelar unjuk rasa dengan tuntutan serupa. Ketidakpuasan Meluas Unjuk rasa digelar di hampir seluruh kota besar di Indonesia yang melibatkan warga dari berbagai lapisan, seperti buruh, mahasiswa, dan intelektual. Unjuk rasa itu menjadi pembenar hasil survei yang menyebutkan kepuasan masyarakat atas kinerja pemerintahan Presiden Yudhoyono turun di kisaran 70% dari sebelumnya sekitar 90%. Sedikitnya 27 unjuk rasa digelar di Jakarta yang melibatkan puluhan ribu orang. Elemen masyarakat mendatangi Gedung MPR/DPR, Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bundaran Hotel Indonesia, dan Istana Negara yang sudah dibentengi kawat berduri. Akan tetapi para demonstran tidak bisa menemui Presiden Yudhoyono di Istana Negara. Sebab, Presiden lebih memilih melakukan kunjungan kerja ke Banten. Dari luar kota itulah ia memaparkan keberhasilan pemerintah dalam 100 hari pertama. Keberhasilan itu antara lain, "Kalau Saudara masih menemukan birokrasi kita di mana pun masih mempersulit urusan, kirim SMS ke 9949 agar bisa kita selesaikan." Paparan keberhasilan versi Presiden Yudhoyono itu disambut demonstran dengan sinis. Presiden dinilai tidak bersikap kesatria. Haris dari Gerakan Indonesia Bersih dalam orasinya di depan Istana mengatakan bahwa seharusnya Presiden berada di Istana untuk mendengarkan tuntutan rakyat. Salah satu tuntutan Gerakan Indonesia Bersih ialah SBY mundur. Kritik terhadap SBY juga datang dari HMI yang menyambangi Gedung MPR/DPR setelah ribuan buruh. "SBY sempat-sempatnya membuat album, Kawan-Kawan. Rezim SBY-Boediono telah banyak menindas. SBY telah mengkhianati rakyat dengan membeli mobil-mobil mewah untuk pejabat," kata salah seorang orator. Orator lainnya berteriak lantang, "100 hari yang telah dilalui itu tidak ada prestasi yang membanggakan." Sedangkan isu yang diusung buruh ialah menuntut pemerintah memperbaiki gaji, penghapusan sistem outsourcing dan pembatalan perjanjian perdagangan bebas ASEAN-China. Beragam cara demonstran mengekspresikan ketidakpuasan. Massa yang mendatangi Bundaran Hotel Indonesia, misalnya, membawa seekor kerbau berbulu hitan keabu-abuan. Ada pula teatrikal merantai diri atau membakar foto pejabat negara. Lain lagi cara pejabat menyikapi demonstran. Bila SBY memilih berpergian ke luar kota, Wakil Ketua KPK Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah justru menemui demonstran di depan Gedung KPK. Bahkan, dua orang itu ikut berorasi. "Indonesia harus bebas dari korupsi," kata Bibit. Chandra pun tidak mau kalah. "Kita harus membersihkan maling-maling. Tidak ada tempat bagi koruptor," kata dia. Tidak kalah beraninya, Gubernur Jawa Timur Soekarwo menemui pengunjuk rasa di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Keberanian itulah yang kini ikut-ikutan longsor dari sebagian pemimpin negara. MG10/MG3/JUN/CAN/U-1 SEPULUH TUNTUTAN RAKYAT 1. Ambil alih seluruh aset strategis bangsa yang dikuasai asing 2. Tolak perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA) 3. Hapus utang luar negeri 4. Bangun industri nasional untuk menyerap pengangguran 5. Cabut UU BHPT dan tolak ujian nasional 6. Usut tuntas skandal Century 7. Reformasi lembaga penegak hukum 8. Naikkan upah buruh 9. Sediakan tanah dan modal serta teknologi murah dan massal bagi petani 10. Hentikan pembalakan liar Cetak Berita [Non-text portions of this message have been removed]