saya kenal penyair mawie ananta jonie, seorang pejuang anti penindasan.

saya kirimkan juga riwayat hidup pak mawie.


BIODATA MAWI (MAWIE ANANTA JONIE)
 
-Tanggal/Tempat
Lahir: 05-05-1940 di Teluk Bayur, Padang, Sumatra
Barat, Indonesia
 
-
Nama: Mawi. 
 
-Mulai
menulis puisi dan Pandidikan: Puisi pertama tahun
1956, ketika pecahnya perang di Mesir dengan Inggris soal terusan Suez. Sajak 
SINAI di muat oleh Harian
Penerangan terbit di Padang. Waktu itu baru duduk
di kelas 2 SGB (Sekolah Guru B ) 4 tahun, bila tamat jadi guru
di Sekolah Rakyat (SD).Sekolah ini ditempuhnya di Lubuk Alung, Kabupaten Padang 
Pariaman dan Kotapraja
Padang Panjang.Lama kemudian tidak menulis atau menulis tapi sajak
sajaknya tidak pernah dimuat lagi. Lalu mengalihkan menulis kata-kata berharga
untuk ruangan kata kata mutiara di dalam ruangan
koran yang sama. Ada satu dua kali dimuat. Setelah tamat dari SGB tidak
mengajar menjadi guru di SD tetapi melanjtkan ke SGPD(Sekolah Guru Pendidikan
Djasmani) 4 tahundi Padang bila selesai menjadi guru di Sekolah Menengah Pertma 
(SMP).
 
Tahun
1958 masuk SGPD di kota Padang, sesekali menulis puisi di dalam Ruangan
Kebudayaan koran Suara Persatuan (dulu koran Harian
Penerangan) dengan sajaknya yang pertama berjudul TEKAD. Dan mulai saat ini
Mawi memakai nama MAWI ANANTA DJONI. Selama 4 tahun di Padang banyak menulis
selain sajak sajak, cerita pendek, Logat Minang, Laporan perjalanan, Laporan
Olahraga dllnya. Di sini dia menjadi wartawan Mimbar Minggu dan Suara Persatuan
juga ditermia sebagai anggota PWI Cabang Padang. Sajak sajaknya terkadang
dimuat dalam koran Hari MInggu, terbitan Jakarta.
 
Aktivitas
lainnya: Sebagai aktivis IPPI Mawi mengorgasir IPPI dari tingkat Sekolah sampai
ke tingkat Daerah dan dalam tugasnya yang terakhir adalah sebagai Ketua Umum
Pimpinan Daerah Sumatra Barat di tahun 1962. Dia juga aktif dalam mengurus
Arena Muda Club (AMC) yang atas inisiatifnya dengan pengasuh ruangan ini
Rasyidin By di dalam Mimbar Minggu dia sempat menjadi Pimpinan Pusat yang
cabang cabangnya sampai di luar Sumatra Barat.  Aktif dalam kegiatan
mengisi siaran sastra di Radio Padang dan penyiar acara Olahraga Sepekan.
Sebagai deklamator perneah beberapa kali menjuarai lomba deklamasi Kota Padang
dan Juara pertama lomba Deklamasi Kongres IPPI Ke VI di Jakarta dengan piala
Menteri PDK Prijono. Dalam Kongres ini Mawi terpilih menjadi Komisaris
Organiasai Pengurus Besar IPPI pimpinan Budiman Sudharsono.
 
Tahun
1962 Pindah ke Jakarta.Setelah menyelesaikan sekolahnya di SGPD tidak
menjalankan tugasnya sebagai guru di Sekolah Menengah Pertama yang bagi dia
sudah tersedia dan ditempatkan di pusat kota Padang. Maka begitu dia selesai
menyelenggarakan Konprensi IPPI Sumatra Barat tahun itu lalu berangkat ke
Jakarta untuk menerima tugas dari Surat Kabar di
tempat dia bekerja untuk mengikuti sekolah kewartawanan. Karena sekolah
kewatawanan itu tidak jadi selenggarakan maka dia masuk ke Akademi Jurnalistik 
Dr Rivai dan aktif di PB IPPI.
 
Semula
tinggal di Cendana 3 di Kantor PB IPPI kemudian tinggal di Press House Jalan
Thamrin. Pada akhir tahun di Jakarta tinggal bersama keluarga Joesoef Isak di 
Singamangaraja Kebayoran
Baru Jakarta.
 
Aktivitet
terpusat pada pekerjaan PB IPPI dengan melakukan kunjungan kegiatan penmdidikan
kader dan konprensi konprensi di Jakarta Raya Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jogja, Jawa Timur, Bali dan Kalimantan
Selatan dan Tengah.Serta mempersiapkan Kongres IPPI Ke VII Lomba Seni dan 
Olahraga Tahun 1964 di Jakarta.
 
Sebagai
wartawan Bintang Timur ketika itu ikut meliput kegiatan Ganefo, membantu
Panitia Konprensi Wartawan Asia Afrika sampai terbentuknya Sekretariat
Sementara Persatuan Wartawan Asia Afrika di Jakarta. Menulis sajak sajak dan
adakalanya Cerita pendek di Lentera Bintang Timur dan HR Minggu dengan nama
Mawie.
 
Ketika
terjadinya kejolak anti Inggris dan Amerika di Indonesia,
dia bersama beberapa teman dari IPPI menurunkan bendera Taiwan dalam Asian
Games di Senayan Jakarta. Ikut mengobrak-abrik Kedutaan Inggris yang
berhadaphadapan dengan bundaran Hotel Indonesia. Selanjutnya memanjat gedung
bertingkat tiga dari rumah Duta Besar Inggris, di Jalan Diponegoro, untuk 
memenuhi tuntutan ribuan massa demonstran
ketika itu mengibarkan Sangsaka Merah Putihdi gedung tsb selain
melakukan corat-coret "Milik RI" "Ganyang Malaysia"
"Ganyang Inggris dan Amerika" "Hidup Bung
Karno Hidup Rakyat". Di sini dan pada waktu itu ketika Komadan
Polisi yang melakukan pengamanan berteriak teriak memanggil siapa sebagai
penanggungjawab demonstrasi tapi tidak ada yang tampil maka Mawi tampil
mengangkat dirinya sendiri sebagai pemimpin demonstrasi. Dan melakukan dialog
dengan para demonstrasi serta pihak keamanan.
 
Akhir
bulan Desember tahun 1964 setelah menyelesaikan tugas sebagai Kepala Biro Lomba
Seni dan Olahraga dalam Kongres IPPI Ke VII Lomba Seni dan Olahraga di
Jakarta dia mendapat tugas belajar ke Peking melanjutkan studinya di Sekolah
Tinggi Olahraga ( STO ) Peking.




________________________________
From: Mawi <m...@unet.nl>
To: Nasional-list <nasional-l...@yahoogroups.com>; Wahana 
<wahana-n...@yahoogroups.com>; gelor...@yahoogroups.com; Sastra Pembebasan 
<sastra-pembeba...@yahoogroups.com>; Rumah Kita Bersama 
<rumahkitabers...@yahoogroups.com>
Sent: Mon, February 15, 2010 1:59:20 PM
Subject: #sastra-pembebasan# Sajak: AWAL DARI SEBUAH TRAGEDI

  

MAWIE ANANTA JONIE:

AWAL SEBUAH TRAGEDI.

Ketika barisan ini mabuk kepayang dicopoti satu satu,
kekuatan menanti mencari pimpinan jadi tak menentu.

Berhari-hari awan gelap di atas langit tanahair,
digoncang badai menjadi cair dan mengalir.

Sang serigala itu keluar dari sarangnya,
cakar-cakaran, brebut mangsa.

Negeri ribuan pulau berkubang darah,
golongan kiri dituding dipersalah.

Propaganda pihak pengkhianat 
rakyat dicap penjahat.

Amsterdam, 15 Pebruari 2010. 


_._,___ 


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke