From: Chris Komari <futureindone...@yahoo.com> Date: Sunday, February 21, 2010, 2:24 AM
"Ia menyatakan, mitra koalisi memang tidak harus satu kata, karena itu merupakan pilihan masing-masing partai. "Namun, di politik hanya ada dua pilihan: bersama-sama atau berseberangan," ujarnya. Dengan demikian, kata Hayono, apabila koalisi sudah tidak dapat berjalan bersama-sama, tentu etikanya mereka yang ingin berseberangan akan keluar dari koalisi". Pernyataan Anggota Dewan Pembina Demokrat, Hayono Isman, diatas as dumb as can be! Kalau partai koalisis diminta membela President SBY and Partai Demokrat-nya whatever it takes regarless seperti melindungi wrong-doings, kebobrokan dan kesalahan dalam mengambil dan mengimplementasikan kebijakan, itu sih bukan Demokrasi, it's dictatorship! Partai koalisi akan bekerja sama dengan partai yang berkuasa dalam membela kebenaran dan kepentingan rakyat, dan berseberangan kalau partai yang berkuasa melakukan tindakan dan kebijakan yang melanggar hukum, undang-undang dan melindungi serta membela mereka yang bersalah, korup dan beberpa orang tertentu atau golongan tanpa memperdulikan kepentingan rakyat secara luas. President SBY dalam memilih menteri kabinet semestinya berorientasi kepada kepentingan rakyat, dan bukan hanya demi menjaga kepentingan dan kelanggengan kekuasaan dirinya dan kepentingan Partai Demokrat. Karena dari awalnya tujuanya salah; penunjukan menteri itu sudah diluar jalur kepentingan RAKYAT INDONESIA, karena itulah benturan-benturan itu ada karena memang Presiden SBY dan Partai Demokrat hanya mementingkan diri mereka sendiri, keluarganya, donatur dan pendukung Partai Demokrat dan kroni-kroninya. Kalau Presiden SBY dan Partai Demokrat tidak mementingkan diri mereka sendiri, mestinya Presiden SBY dan Partai Demokrat menghormati dan menghargai partai koalisi berseberangan pendapat dengan Partai Demokrat dan Pemerintah dalam kasus Bank Century, karena mereka membela kepentigan RAKYAT INDONESIA dalam membela kebenaran....dan menghukum mereka yang terbukti salah. Ancaman reshuffle dan ancaman dari anggota dan penasehat Partai Demokrat secara obvious mencerminkan kecurangan dan kerakusan dalam membela kekuasaan dan kepentingan diri mereka sendiri, mengabaikan kepentingan Rakyat yang mestinya mereka bela dan dahulukan. Tidak ingatkah mereka yang saat ini bisa duduk di pemerintahan dan di Parliamen, dengan gaji dan segala kerhormatan dan penghormatan serta sarana yang mewah adalah sebagai hasil suara rakyat yang memilihnya? Demokrasi yang diterapkan di Indonesia telah di MANIPULASI dan sudah dibelokan pada jalan yang salah, karena arahnya bukan lagi pada pemerinthan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, tapi lebih mencerminkan pemerinthan dari partai politk, untuk partai politik dan oleh partai politik. Karena itu process PILPRES, dan PILEG perlu di rombak, rakyat perlu menuntut pada KPU dan DPR untuk merubah system pemilihan Presiden dan anggota parliamen yang bisa dan mampu mendahulukan kepntingan rakyat diatas kepentingan Partai Politk, dan demo besar-besaran perlu di lakukan bila hal itu tidak dihiraukan. System Demokrasi di Indonesia yang telah di manipulasi oleh Partai Politik ini perlu diluruskan. http://parmadim.com/2008/11/08/democracy-in-indonesia/ Chris Komari Chairman Partai Masa Depan Indonesia Mandiri (PARMADIM) www.parmadim.com --- On Sat, 2/20/10, Koran Digital <korandigi...@gmail.com> wrote: From: Koran Digital <korandigi...@gmail.com> Subject: [Koran-Digital] Demokrat: Beda Pendapat, Jangan Ikut Koalisi To: koran-digi...@googlegroups.com Date: Saturday, February 20, 2010, 8:50 AM Demokrat: Beda Pendapat, Jangan Ikut Koalisi Golkar dan PKS menegaskan sikapnya tak akan berubah dalam kasus Century. Sabtu, 20 Februari 2010, 13:23 WIB Umi Kalsum, Anggi Kusumadewi VIVAnews - Tim kecil Pansus Hak Angket Century siang ini akan membeberkan pandangan fraksinya terkait kasus Bank Century. Meskipun lobi-lobi lintas fraksi bahkan lintas partai dikabarkan gencar dilakukan menjelang pandangan fraksi ini, namun tak ada jaminan bahwa seluruh fraksi di parlemen akan seiya sekata dalam menyikapi kasus Century. Dua fraksi mitra koalisi pemerintah, Golkar dan PKS, setidaknya telah menegaskan bahwa pandangan mereka tidak akan berubah dari sikap awal fraksi. "Kalau mau berbeda pandangan (dengan Demokrat), silakan. Tapi sebaiknya, partai yang berbeda pandangan tersebut secara ksatria segera menarik semua menterinya dari kabinet, dan menyatakan diri keluar dari koalisi pemerintah," tandas Anggota Dewan Pembina Demokrat, Hayono Isman, usai sebuah acara diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 20 Februari 2010. Hayono cepat menambahkan, imbauan tersebut merupakan pandangan pribadinya sebagai fungsionaris Demokrat dan penasehat Fraksi Demokrat. Ia juga menepis jika pernyataannya tersebut dikategorikan sebagai bentuk ancaman lain terhadap partai-partai koalisi. "Itu pilihan, bukan ancaman," tegasnya. Ia menyatakan, mitra koalisi memang tidak harus satu kata, karena itu merupakan pilihan masing-masing partai. "Namun, di politik hanya ada dua pilihan: bersama-sama atau berseberangan," ujarnya. Dengan demikian, kata Hayono, apabila koalisi sudah tidak dapat berjalan bersama-sama, tentu etikanya mereka yang ingin berseberangan akan keluar dari koalisi. "Saya berharap, mitra koalisi tentu tidak ikut terbawa ke dalam nuansa oposisi," kata Hayono lagi. Ia mengakui, dirinya sebenarnya tidak sepakat dengan segala bentuk reshuffle (pergantian) kabinet dengan alasan apapun, termasuk jika ada koalisi yang menarik diri, karena menurutnya, reshuffle kabinet lebih banyak mudaratnya ketimbang manfaatnya. Oleh karena itu ia mendesak agar partai-partai koalisi segera merapatkan barisan. http://politik.vivanews.com/news/read/131028-demokrat__beda_pendapat__jangan_ikut_koalisi -- - One Touch News- To post : koran-digi...@googlegroups.com To unsubscribe : koran-digital-unsubscr...@googlegroups.com "Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun - Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu - Hindari ONE-LINER - POTONG EKOR EMAIL - Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. - Berdiskusilah dengan baik dan bijak. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------------- “Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan.” -- Otto Von Bismarck "Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib [Non-text portions of this message have been removed]