Kemuliaan dibalik Kebencian

By: agussyafii

Beberapa hari yang lalu istri saya bercerita di depan Rumah Amalia banyak 
anak-anak SMP masih memakai baju seragam sekolah ada yang membawa batu, kayu, 
gesper seperti hendak tawuran menunggu anak-anak yang yang dianggap 'musuh' 
hendak lewat. Istri saya kemudian mengingat kepada anak-anak itu agar 
membubarkan diri. Sampai akhirnya mereka membubarkan diri setelah istri saya 
memberikan pengertian pada mereka bawa tawuran tidaklah berguna.

Entah apa yang menjadi alasan namun itulah wujud kebencian yang terpendam yang 
siap meledak. Ada jiwa yang merasa tersakiti, menyimpan dendam begitu erat yang 
ingin dimuntahkan. Bagi yang menyakiti membuat dirinya menjadi was-was karena 
akan ada balasan bagi dirinya. Anak-anak itu adalah gambaran betapa kebencian 
bisa menjangkiti siapapun dan mampu menularkan kebencian kepada orang lain.

Bila dipahami lebih mendalam sesungguhnya kebencian  bukanlah semata-mata 
sumber dendam dan kemarahan, bukanlah murka dan juga bukan kutukan bagi 
manusia. Dibalik kebencian ada kemuliaan yang mengajarkan kepada kita bahwa 
hidup akan menjadi terasa sejuk  nan indah bila dihiasi dengan cinta dan kasih 
sayang.  Disetiap kejadian yang membuat kita menumpahkan air mata sekalipun  
selalu membawa pesan kemuliaan bagi hidup kita mengajarkan agar cinta dan kasih 
sayang digunakan sebagai cara membalas melawan kemarahan dan kebencian.

Banyak orang yang mengatakan bahwa cinta dan kasih sayang tidak akan pernah 
bisa menyelesaikan masalah kehidupan umat manusia dimuka bumi.  Namun saya 
menyakini selain tugas kita berusaha dan berdoa agar kebencian tidak menjadi 
virus yang menyebar, diperlukan sebuah kesabaran untuk menyebarkan cinta dan 
kasih sayang sebagai pilihan dalam menemukan solusi dalam menghadapi masalah 
kehidupan kita. Mensucikan jiwa dari kebencian  membuat hidup kita senantiasa 
menjadi orang yang beruntung. Sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

'Sungguh beruntunglah orang yang mensucikan jiwanya dan sesungguhnya merugilah 
orang yang mengotorinya (QS. 91: 9-10).

Wassalam,
agussyafii
--
Tulisan ini dibuat dalam rangka kampanye program Kegiatan 'Muhasabah Amalia 
(MUSA)' Hari Ahad, Tanggal 18 April 2010 Di Rumah Amalia. Kirimkan dukungan dan 
partisipasi anda di http://www.facebook.com/agussyafii2, atau 
http://agussyafii.blogspot.com/, http://www.twitter.com/agussyafii atau sms di 
087 8777 12 431.


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke