http://www.jawapos.co.id/halaman/index.php?act=detail&nid=127294

[ Jum'at, 09 April 2010 ] 

Megawati Tunjuk Tjahjo Kumolo Jadi Sekjen 
Pramono Anung Konsentrasi DPR 


SANUR - Kongres III PDIP berakhir dengan kejutan di posisi Sekjen. Megawati 
ternyata menunjuk Tjahjo Kumolo untuk menempati posisi strategis itu. Tjahjo 
yang sebelumnya menjabat ketua DPP bidang politik dan pemenangan pemilu 
tersebut menggeser Pramono Anung.

Mega menyatakan harus berpikir cukup keras terkait dengan posisi Sekjen. Namun, 
dia akhirnya memilih Tjahjo. Sayang, Mega tidak mengungkapkan alasan pemilihan 
tersebut."Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Pram (panggilan akrab 
Pramono Anung, Red) yang sudah menjalankan tugas dengan sangat baik," tutur 
Mega saat membacakan daftar pengurus yang disusunnya.

Tjahjo sebelumnya tak begitu dijagokan. Sejumlah elite PDIP yakin bahwa Pram 
bertahan. Bahkan, Pram kalah pamor oleh Maruarar Sirait atau Ganjar Pranowo. 
Kepada wartawan, Tjahjo menyatakan tidak menyangka bakal ditunjuk menjadi 
Sekjen. "Saya kira surprise. Bagi saya, jabatan di mana pun sama saja. Saya 
sudah membantu di partai. Tujuh tahun ketua fraksi, kemudian lima tahun 
(terakhir, Red) bersama-sama Mas Pram dan Bu Mega (di DPP, Red)," jelas Tjahjo.

Menurut dia, Pram telah membangun fondasi partai dengan cukup kuat. Puncaknya 
adalah pelaksanaan Kongres III PDIP yang berjalan tertib, aman, dan demokratis. 
"Kongres tersebut kerja keras Mas Pram," ujar Tjahjo yang juga ketua OC kongres 
itu.

Tjahjo menyatakan selama ini bersahabat baik dengan Pram. "Coba cek, selama 
saya menjabat ketua Fraksi PDIP dan Mas Pram sebagai Sekjen, tidak ada 
statement yang berbeda," katanya.

Dia menambahkan, posisi Pram sekarang sebagai wakil ketua DPR juga sangat 
strategis. Mega, imbuh dia, sudah punya garis penugasan baru untuk Pram. "Dia 
penghubung kami di DPR. Jadi, kami senantiasa berkomunikasi," tuturnya.Apakah 
berencana mundur dari DPR setelah ditunjuk menjadi Sekjen? "Belum saya 
pikirkan. DPR dan DPP sama-sama jabatan politis. Kalau bisa membagi tugas, 
tidak masalah. Kalau semakin berat, lihat nanti," ucapnya lantas tersenyum.

Terpisah, Pram mengatakan memang memilih berkonsentrasi menjalankan amanat 
sebagai wakil ketua DPR. Menurut dia, partai harus diurus secara terpisah 
dengan jabatan formal di lembaga tinggi negara."Itu jabatan yang tidak ringan. 
Jadi, perlu konsentrasi penuh. Pilihan tersebut saya ambil," ulas dia. Dalam 
Kongres II PDIP pada 2005, saat ditunjuk menjadi Sekjen, Pram memutuskan untuk 
mengundurkan diri dari DPR.

Apakah Tjahjo sebaiknya mundur dari DPR? "Saya nggak tahu. Itu bergantung Mas 
Tjahjo. Tentu disesuaikan dengan kebutuhan," terang dia.Menurut  Pram, DPP 
periode sekarang lebih mudah daripada sebelumnya. Sebab, DPC dan DPD 
se-Indonesia sudah terbentuk. Dulu, imbuh dia, struktur partai di daerah 
terbentuk setelah kongres. Dibutuhkan 3,5 tahun untuk menyelesaikan urusan 
tersebut. "Jadi, mungkin (Tjahjo, Red) sekarang tidak perlu mengundurkan diri," 
ujar dia.Pram berharap bangunan partai yang sudah dibangun lima tahun terakhir 
bisa lebih baik dalam kepengurusan yang baru. "Harapan itu dikhususkan kepada 
Mas Tjahjo. Saya yakin bahwa dia bisa menjalankan itu," papar Pram.

Dia memastikan tidak ada persoalan politik lain di balik tergesernya dirinya 
dari posisi Sekjen. "Saya bangga. Tadi (kemarin, Red) Ibu bilang bahwa 
kesekjenan sudah baik. Saya juga bangga karena tidak ada politik uang. Jadi, 
semata-mata saya harus berkonsentrasi sebagai wakil ketua DPR," urai dia. 
Apakah nanti diplot untuk masuk majelis ideologi? "Saya tidak tahu dan tidak 
mau berandai-andai," tegas dia. (pri/c11/tof







[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke