Numpang komentar dari status fbook.. :-p
- berita soal 'teroris' ibarat antibiotik.. sekali-dua kali, dampaknya
terasa..
lama" kelamaan, dampaknya mulai biasa/tidak terasa oleh tubuh..
publik merasa bosan - kebal melihat pemberitaan sejenis..


-- 
Wassalam,

Irwan.K
"Better team works could lead us to better results"
http://irwank.blogspot.com
skype/twitter: irwank2k2

Pada 14 Mei 2010 23:35, Satrio Arismunandar
<satrioarismunan...@yahoo.com>menulis:

>
>
> (Dikutip dari posting Hanibal W. di Facebook)
>
> Dagelan Penggerebegan Teroris
>
> Share Yesterday at 8:20pm
>
> Ada banyak kejanggalan dalam operasi penggerebegan teroris di Solo hari
> ini. Ada apa sebenarnya?
>
> Beberapa hari terakhir masyarakat kembali dikejutkan oleh operasi
> penangkapan dan penembakan teroris. Pekan lalu, belasan orang ditangkap
> di kawasan Pejaten, yang hanya berjarak sekitar 2 kilometer dari markas
> Badan Intelijen Negara (BIN). Rabu siang lalu (12/5) sekelompok orang
> ditangkap di Cikampek, Jawa Barat, dan menewaskan dua orang di antara
> mereka. Beberapa jam kemudian, tiga tersangka teroris juga diterjang
> timah panas polisi dan tewas saat turun dari taksi di keramaian jalan
> Sutoyo Siswomihardjo, kawasan Cililitan, Jakarta Selatan.
>
> Lewat corong media massa, polisi mengatakan bahwa mereka adalah
> tersangka teroris. Awalnya polisi baru mengatakan bahwa mereka terlibat
> dalam kasus teroris Aceh yang ditangkap dan didor dua bulan lalu.
> Belakangan, polisi mengatakan bahwa mereka juga terlibat kasus bom
> Marriott dan bom Kedubes Australia. Bahkan kabarnya salah seorang
> tersangka yang ditembak polisi adalah Umar Patek, salah satu pelaku Bom
> Bali I, yang sempat diberitakan tewas di Filipina.
>
> Hari ini, Kamis (13/5) polisi ternyata sudah langsung bergerak ke Solo,
> termasuk komandan lapangan Densus 88 Kombes Muhammad Syafei yang sampai
> kemarin sore masih berada di Cikampek. Sang Kombes juga sempat
> memberikan clue kepada tim liputan kami bahwa, “Akan ada gunung meletus
> di Solo.” Di Solo polisi ternyata menangkap tiga orang tersangka, entah
> di mana ditangkapnya, kemudian menyerbu sebuah rumah bengkel. Di tempat
> inilah polisi menemukan sepucuk M-16, pistol, peluru, dan buku-buku
> jihad (!)… Hmmm… Sigap nian polisi kita.
>
> Namun ada yang menarik dalam penggerebegan teroris di Solo kali ini.
> Sebab, sebelum penggerebegan itu, polisi sempat menggelar brieffing
> terlebih dahulu dan persiapan-persiapan seperlunya di sebuah rumah
> makan. Di tempat itu pula –di pinggir jalan— mereka baru memakai rompi
> anti peluru setelah melempar-lemparkannya sebentar di antara mereka,
> memasang sabuk, penutup kepala, senjata api dan persiapan-persiapan
> lain. Beberapa warga yang melintas sempat menonton mereka show of
> force, dan terkagum-kagum heran melihat semua persiapan itu. “Wah, iki
> Densus 88 yo, Mas, edan tenan…,” kata seorang warga.
>
> Acara persiapan pra penyerbuan yang sangat terbuka seperti ini tentu
> saja jarang terlihat pada penggerebegan sebelumnya. Pada
> penyerbuan-penyerbuan sebelumnya, biasanya polisi sudah memakai pakaian
> tempur lengkap dan masuk ke lokasi di malam hari atau pagi buta.
> Sementara pada acara persiapan tadi pagi, matahari sudah mulai hangat
> di tengkuk. Saat itu sebenarnya beberapa wartawan cetak dan elektronik
> sudah mulai berdatangan ke rumah makan itu. Sayang mereka tidak berani
> mengambil momentum bersejarah ini…
>
> Nah, setelah semua anggota lapangan memakai peralatan rapi, mereka lalu
> masuk ke mobil dan langsung bergerak. Hanya bergerak sebentar tiba-tiba
> mobil-mobil Densus 88 itu berhenti. Para anggota lapangan pun bergerak
> mengepung sekitar lokasi dan kemudian memasuki rumah yang dipakai
> menjadi bengkel itu. Para wartawan yang mengikuti mereka sampai
> tergopoh-gopoh karena terkejut. Mereka tidak mengira rumah sasaran
> sedekat itu. Tahukah anda, berapa jaraknya dari rumah makan tadi? Hanya
> 200 meter, dan terlihat jelas dari restoran tadi!!
>
> Maka drama penggerebegan yang tidak lucu itu pun terjadi. Para wartawan
> bisa mendekat ke TKP bahkan sampai ke pintu rumah bengkel tadi. Para
> anggota Densus 88 itu pun bisa diambil gambarnya dalam jarak dekat.
> Mereka sama-sekali tidak berusaha menghalangi atau melarang, mereka
> juga tidak mengusir para wartawan. Para petugas membiarkan para
> cameraman televisi mengambil gambar hingga di pintu rumah itu, dan bisa
> mengambil gambar ketika anggota densus 88 berada di salah satu ruangan.
>
> Dalam rekaman para cameraman televisi, Lazuardi reporter/cameraman
> Metro TV dan Ecep S Yasa, dari TV-One tampak diberi privilege untuk
> mengambil gambar terlebih dahulu dari wartawan lain. Meskipun demikian
> mereka juga sempat disuruh keluar terlebih dahulu, “Nanti dulu-nanti
> dulu, belum siap,” kata seorang anggota Densus 88. Para wartawan sempat
> bertanya-tanya, apanya yang belum siap. Namun ketika boleh masuk, para
> wartawan melihat bahwa barang bukti sudah tersusun rapi di lantai.
>
> Yang sangat menarik, bagi wartawan yang sudah biasa meliput penangkapan
> teroris, tampak jelas dari bahasa tubuh mereka, bahwa para anggota
> Densus 88 itu tidak menunjukkan tanda-tanda stres yang menyebabkan
> adrenalin melonjak. Mereka tampak lebih santai dari pada ketika mereka
> menggerebeg tersangka teroris sebelumnya. Bahkan mereka menunjukkan
> kegembiraan yang janggal ketika saling mengacungkan jempol, tos dan
> sebagainya, setelah operasi dinyatakan berhasil.
>
> Perilaku yang aneh juga tampak ketika para perwira Densus 88 termasuk
> komandan lapangan mereka, Kombes Muhammad Syafei datang ke rumah
> bengkel itu dan mau diambil gambarnya oleh para wartawan, bahkan dalam
> posisi close-up. Padahal selama ini dia dikenal paling alergi dengan
> kamera wartawan. Tak segan-segan ia menyuruh wartawan mematikan camera
> atau menghapus gambar yang ada dirinya.
>
> Kejanggalan pun semakin lengkap ketika beberapa warga mengakui bahwa
> sebenarnya sehari sebelumnya rumah bengkel itu sudah didatangi sejumlah
> orang bertampang tegap, yang menurut warga adalah polisi…. “Ya mirip
> mereka-mereka itu, mas…,” kata mereka.
>
> Lalu, apa artinya semua ini?
>


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com 
4. Satu email perhari: ppiindia-dig...@yahoogroups.com
5. No-email/web only: ppiindia-nom...@yahoogroups.com
6. kembali menerima email: ppiindia-nor...@yahoogroups.com
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    ppiindia-dig...@yahoogroups.com 
    ppiindia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to