Elpiji atau LPG (Liquefied Petroleum Gas) saat ini bukan lagi barang yang hanya dapat ditemui di dapur rumahnya kalangan masyarakat dari golongan strata sosial ekonomi menengah ke atas saja. Namun sudah menjadi barang yang mudah ditemui di hampir setiap dapur rumah kediamannya rakyat jelata.
Akibatnya jika dulu kita hanya mengenal berita perihal kompor minyak tanah yang mbleduk, maka sekarang kita mengenal banyaknya berita tentang tabung elpiji yang meledak. Di wilayah Jabodetabek, peritiwa musibah ledakan tabung elpiji ini selama kurang dari 5 bulan di tahun 2010 saja sudah menelan korban sedikitnya 9 orang tewas dan 29 orang luka-luka. Demikian data yang dirilis oleh Kompas dalam berita bertajuk “Ledakan Masih Terus Terjadi”. Sebagaimana diketahui, peristiwa musibah meledaknya tabung elpiji di hampir seluruh pelosok Indonesia sudah seringkali terjadi semenjak mulai dimasyarakatkannya pemakaian elpiji sebagai pengganti minyak tanah. Menurut kalangan di komunitasnya petinggi dan karyawan Pertamina, peristiwa meledaknya tabung elpiji ini disebabkan oleh human error, dimana para penggunanya ceroboh atau teledor atau tak mengerti tata cara pemakaian elpiji secara aman dan nyaman. Namun di segelintir kalangan lainnya ada yang menengarai bahwa terjadinya musibah itu dikarenakan ada masalah di soal mutu dan kualitas serta standar tabung elpiji yang tidak memenuhi syarat. Entah mana yang benar, yang jelas baru-baru ini diketemukan adanya tabung elpiji ilegal dalam jumlah lumayan banyak yang telah beredar di masyarakat. Kabar terbaru menyebutkan bahwa Polda Metro Jaya sedang melakukan penyelidikan peredaran tabung elpiji ilegal yang ketebalan plat tabungnya dibawah ketebalan standar SNI. Tabung elpiji dengan ketebalan dibawah standar plat SG 295 ini ditengarai sudah beredar meluas di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) dalam jumlah ribuan tabung. Sebenarnya dibalik kenyamanan dan kepraktisan pemakaian elpiji ini memang terkandung potensi bahaya yang tidak bisa dipandang remeh. Disamping resiko yang bisa terjadi dikalangan end user atau pengguna atau konsumennya, seperti yang telah tersebutkan diatas. Maka juga terkandung potensi kerawanan di titik-titik lainnya yang dapat merenggut jiwa orang disekitarnya. Kerawanan tersebut antara lainnya ada di depo penyimpanan dan filling set pengisian ke truk tangki, di angkutan pendistribusian ke depo filling plant, di depo filling plant atau SPBBE atau tempat pengisian ke tabung-tabung elpiji, di angkutan pendistribusian ke ditributor, angkutan dari distributor ke pengecer. Memang, sudah ada aturan tentang lokasi depo penyimpanan, depo filling plant atau SPBBE, sehingga tidak membahayakan lingkungan. Hanya perlu dipertanyakan lebih lanjut tentang implementasi dan penerapan dari aturan tersebut. Jika aturan tersebut tidak ditaati maka keberadaan depo penyimpanan dan SPBBE itu dapat membahayakan lingkungannya. Mengingat bahaya kebakaran dari depo penyimpanan dan SPBBE ini dapat membahayakan keselamatan jiwa penduduk beserta harta bendanya yang berada didekat lokasinya. Selain itu, transportasi pengangkutan elpiji di jalan raya pun perlu untuk diperhatikan secara seksama. Tak hanya soal kelaikan kendaraan pengangkutnya, namun jalur dan rute pengangkutannya itu juga perlu diperhatikan. Jika ledakan tabung elpiji yang pernah terjadi di Sesetan Denpasar Bali itu bisa menghancur luluhkan 2 toko dan 1 rumah tinggal, maka sungguh akan luar biasa dampak dari ledakan truk pengangkut elpiji. Saat truk pengangkut elpiji terjebak ditengah kemacetan lalu lintas di jalan tol layang Cawang-Priok, sebagai salah satu misalnya. Lalu truk yang penuh muatan elpiji itu meledak, maka horor dari ledakannya itu mungkin tak akan terbayangkan betapa masifnya. Ledakan itu tentu akan berlipat kali hebatnya dibandingkan dengan yang pernah terjadi di Sesetan Denpasar Bali pada tanggal 27 Februari 2010. Ledakan itu akan menimbulkan efek berantai yang meledakkan dan membakar kendaraan-kendaraan disekelilingnya lengkap termasuk akan memanggang para penumpang didalamnya. Bukan tak mungkin, konstruksi jalan tol layang itu pun akan turut runtuh pula. Maka hasilnya, horor yang ditimbulkannya bisa jadi akan melebihi horor akibat ledakan bom rakitannya para teroris. Hal yang berbeda namun akan berdampak sama, dapat terjadi andai ledakan kendaraan pengangkut elpiji itu sedang berada di tengah jalan raya berlokasi dekat dengan pemukiman yang padat penduduknya. Akhirulkalam, semoga semua peristiwa musibah dalam perandaian itu hanyalah khayalan yang tak akan mungkin akan terjadi. Semua peristiwa baik itu anugerah ataupun musibah, memang hanya hanya dapat terjadi atas izin Allah SWT semata. Namun, manusia sebagai hamba-Nya itu diberikan hak untuk berikhtiar dengan hasilnya tetap berserah kepada kehendak dan ketentuan-Nya . Maka, tak perlukah pemerintah sebagai pemangku wewenang dan kekuasaan mulai memikirkan suatu bentuk kebijakan sebagai salah satu ikhtiar menghindari dampak andai musibah itu terjadi ?. Wallahualambishshawab. * Catatan Kaki : * Artikel dengan tema terkait dapat dibaca di “LPG yang Berbahaya” . * Artikel dengan tema lain dapat dibaca di “Biaya Penerbangan Haji” , dan di “PKS makin Sejahtera” , serta di “Sekolah Negri tak Gratis, Swasta pun tetap Mahal” , dan di “Penangkapan Susno Duadji & Peran Presiden SBY” . * Horor Bom Elpiji http://unik.kompasiana.com/2010/05/20/horor-bom-elpiji/ * Kejadian tabung elpiji atau LPG, yang meledak itu boleh dibilang sangat sering terjadi di berbagai daerah. Seringnya kejadian tabung elpiji meledak itu sampai saat ini belum terlihat adanya usaha penyelidikan yang serius dan menyeluruh. Berikut ini adalah beberapa kejadian meledaknya tabung dapat kita ketahui dari beberapa kejadian yang diberitakan oleh berbagai media. Berikut ini adalah kejadian yang masih bisa di search di arsip berita melalui internet. Selain kejadian-kejadian itu, sangat patut diduga masih banyak kejadian yang tidak terberitakan oleh media massa, maupun yang tidak tersearch melalui internet. Kejadian dan peristiwa itu antara lain adalah sebagai berikut : * Tanggal 29/4/2010, di Jalan Dg. Siraju – Barabarayya – Makassar - Sulawesi Selatan, ledakan tabung elpiji mengakibatkan 3 rumah rusak berat dan 9 orang mengalami luka berat. * Tanggal 28 April 2010, ledakan tabung elpiji yang terjadi di RT 005 RW. 09 Jati Pulo Palmerah Jakarta Barat. telah mengakibatkan 3 orang mengalami luka-luka sehingga sampai harus dirawat di Rumah sakit * Tanggal 26/4/2010, ledakan tabung elpiji ukuran 12 kilogram telah meluluhlantakkan rumah di Jalan Regge – Rappojawa – Tallo - Makassar - Sulawesi Selatan, dan 2 orang mengalami luka bakar yang parah. * Tanggal 25/4/2010, di Duri Pulo - Gambir - Jakarta Pusat, ledakan tabung elpiji 3 Kg mengakibatkan 4 rumah mengalami rusak berat dan 2 orang terpaksa dirawat inap di Rumah Sakit Sumber Waras. * Tanggal 25/4/2010, ledakan tabung elpiji 3 Kg di Pademangan, Jakut, sedikitnya 30 bangunan ludes terbakar. * Tanggal 17/4/2010, ledakan tabung elpiji yang terjadi di warung nasi uduk yang berlokasi di Jalan Satria – Jelambar - Jakarta Barat, telah mengakibatkan 2 orang terluka sehingga harus dirawat inap di RSCM. * Tanggal 17/4/2010, di Jalan Haji Ung RT 02 RW 01 - Harapan Mulya – Kemayoran - Jakarta Pusat, ledakan tabung gas elpiji ukuran 13 kg telah mengakibatkan belasan orang termasuk anak-anak terluka sehingga harus dirawat di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih. * Tanggal 12/4/2010, ledakan tabung elpiji telah mengakibatkan bangunan sekolahan SD (Sekolah Dasar) 13 dan 14 Pagi serta 12 rumah di Palmerah Jakarta telah ludes terbakar. * Tanggal 27/2/2010, ledakan tabung elpiji yang terjadi di Jalan Sesetan – Denpasar – Bali, telah menghancurkan 2 toko dan 1 rumah serta tiga orang korban dengan kondisi kritis. * Tanggal 3/2/2010, di Jalan Ronggonoto Timur - Damean - Tamanharjo - Singosari – Malang, ledakan tabung elpiji ukuran 3 kg telah mengakibatkan korbannya sampai harus dirawat di ICU Rumah Sakit Saiful Anwar. * Tanggal 21/12/2009, sebanyak 6 bangunan kantin di SMP PGRI 2 Tangerang Banten ludes dilalap api gara-gara ledakan tabung elpiji. * Tanggal 15/11/2009, ledakan tabung elpiji ukuran 3 Kg yang terjadi di Sidomekar – Semboro - Jember, telah membuat 2 orang mengalami luka bakar yang parah. * Tanggal 14/12/2009, sedikitnya 4 rumah rusak dan 1 orang menderita luka bakar serius akibat ledakan elpiji di Jalan Margojoyo IX – Mulyoagung – Dau – Malang - Jawa Timur. * Tanggal 1/11/2008, di desa Sukaresmi – Tamansari – Bogor - Jawa Barat, ledakan tabung gas 3 kg meledak sehingga mengakibatkan 5 orang mengalami luka bakar cukup parah dan harus dirawat di rumah sakit PMI Bogor. * Tanggal 30/03/2008, tabung gas ukuran 3 kg meledak di Jalan Rimba Kemuning, Lr Buyut, RT 15A, Kelurahan Ario Kemuning, sehingga 3 orang mengalami luka bakar. * Tanggal 13/3/2008, tabung gas ukuran 3 kg meledak di Rusun Blok VII, Palembang, sehingga mengakibatkan 3 orang luka parah. Pada kejadian dan peristiwa meledaknya tabung elpiji, biasanya selalu saja yang mengemuka adalah kurang pahamnya masyarakat menggunakan kompor dan tabung gas yang benar. Dimana ledakan tabung elpiji itu berkait erat dengan soal kecerobohan dan keteledoran serta kesalahan pemakaian dari para pengguna atau konsumen akhir dari elpiji tersebut. Lalu solusinya pun hanya sebatas himbauan agar pemerintah melakukan penyuluhan dan sosialisasi yang lebih gencar lagi kepada masyarakat tentang seluk beluk penggunaan dan pemakaian elpiji secara benar dan aman. Jurnalis di media massa cetak maupun elektronika yang lainnya pun kemudian berlomba-lomba menuliskan tentang tips dan kita menggunakan elpiji secara benar dan aman. Namun, tak mungkinkah bahwa ledakan tabung elpiji itu lantaran kesalahan produksi yang berkaitan dengan soal kualitas tabung beserta seluruh komponen pendukungnya ?. Pertamina sebagai penanggungjawab soal ini, memang selalu menampik bahwa penyebab ledakan tabung elpiji itu akibat kesalahan produksi yang berkaitan dengan soal kualitas tabung beserta seluruh komponen pendukungnya. “Setiap kali terjadi kebakaran selalu diawali kebocoran, bukan tabungnya yang meledak,” kata salah seorang karyawan Pertamina. “Elpiji ini belum ada bukti secara nyata tabungnya meledak, yang ada ketika bocor orang tidak paham bagaimana cara mengatasinya”, kata salah seorang pejabat teras di Pertamina. Pejabat Pertamina itu juga menegaskan bahwa Pertamina sudah seringkali melakukan sosiaslisasi di televisi, radio, bahkan di media-media lainnya. Tapi masyarakat memang yang masih juga tidak paham cara menggunakan dan mengatasi kebocoran tabung gas elpiji. Akhirulkalam, apakah memang sudah begitulah suratan nasibnya rakyat jelata di Indonesia, sudah menjadi korban luka bahkan ada yang sampai hilang nyawa ditambah menderita kerugian harta benda, masih saja dikambing hitamkan dan disalahkan sebagai yang senantiasa ceroboh dan teledor serta bodoh ?. Wallahualambishshawab. * * Artikel lain yang berjudul “Industri Wisata Gigolo Kuta Bali” dapat dibaca dengan mengklik di sini , dan artikel yang berjudul “Sepakbola Terlarang” dapat dibaca dengan mengklik di sini , serta artikel yang berjudul “Ziarah ke Makam Nabi SAW” dapat dibaca dengan mengklik di sini . * LPG yang Berbahaya http://sosbud.kompasiana.com/2010/04/30/tabung-lpg-yang-berbahaya/ * [Non-text portions of this message have been removed]