Artikel *Kafi Kurnia* <http://www.kompasiana.com/kafikurnia> di blog
Kompasiana (25/5/2010) pkl. 08.10 WIB: http://politik.kompasiana.com/2010/05/25/gosip-kekalahan-andi-mallarangeng/ *Beberapa hari sebelum Kongres Partai Demokrat, saya kebetulan berada di ** kota** **Bandung**. Dalam hati saya sangat mangkel, karena hampir seluruh jalan protokol yang strategis di penuhi dengan poster kampanye Andi Mallarangeng. Buat saya ini penistaan keindahan dan kebersihan **kota** ** Bandung** yang saya cintai. Mestinya tokoh politik setiap kali kampanye punya kepekaan dan kecintaan terhadap lingkungan. Jangan main pasang poster dan baliho, dan berpikir cuma sebentar selama kampanye. Tindakan seperti itu mencerminkan **gaya** urakan berpolitik.* *Tak lama kemudian Kongres Partai Demokrat berlangsung, dan Andi Mallarangeng yang kampanye-nya riuh rendah dan gegap gempita, kalah telak diputaran pertama. Lalu muncul sejumlah artikel diberbagai media yang menganalisa sebab musabab kekalahan Andi Mallarangeng. Mulai dari cacian terhadap iklan dan strategi komunikasi yang melenceng. Hingga bermacam-macam teori tentang etnik dan aneka situasi yang tidak menguntungkan. Seorang teman, mengirim pesan lewat BB dan meledek saya. Intinya saya disuruh menulis lewat sudut pandang yang berbeda. Memberikan analisa tak terduga, begitu kilah teman saya. * *Sepulang dari **Bandung** tempo hari, seorang teman yang kebetulan anggota Partai Demokrat mengajak saya makan malam bersama dengan beberapa rekan wartawan. Mulanya makan malam ini Cuma reuni biasa. Tapi ditengah acara entah bagaimana topik Andi Mallarangeng mencuat. Awalnya kita semua heran, Andi Mallarangeng yang cuma jadi Jubir Presiden, koq bisa punya harta sedemikian banyaknya dan menghambur-hamburkan duit puluhan milyar untuk berkampanye sedemikian gencar. Duit darimana yah ? Dan kami-pun seru menebak-nebak siapa sponsornya. Awalnya kami yakin Andi Mallarangeng bakalan menang. Ia punya modal yang cukup. Sebagai jubir presiden, ia pasti punya akses ke SBY dan pastilah aksesnya cukup baik. Andi bekas aktivis dan cukup vokal dijaman reformasi. Masih muda dan ganteng pula. Sekarang aktif menjadi menteri. Pasti peluangnya cukup bagus. Namun teman kami di Partai Demokrat, memperlihatkan wajah dan jawaban yang berbeda. Ia sama sekali tidak yakin Andi Mallarangeng bakal menang. Menurutnya semua tergantung SBY. Ia menjabarkan bagaimana proses perekrutan menteri dikabinet ala SBY. Kalau menteri dipanggil ke Cikeas, maka pada malam sebelum pemilihan ketua partai, siapa yang dipanggil SBY kekamar hotelnya di **Bandung**, itulah yang bakal menjadi ketua. Titah SBY adalah titah raja di Partai Demokrat. Demikian ulasan teman saya. Kami cuma tertawa-tawa saja mendengar ulasan itu.* *Beberapa hari kemudian, Kongres Partai Demokrat di gelar di Bandung. Dan benar saja Andi Mallarangeng kalah telak. Alasan resmi Andi, kekalahan-nya disebabkan karena Andi terlalu sibuk menjadi menteri dan kurang gesit menggarap DPC dan DPD. Sehingga ia kurang akrab, dan kalah. Gosip yang beredar malah terbalik. Sebelum kongres, Andi sudah yakin karena mengatakan sudah mengantongi sekian persen suara. Konon Andi juga rajin menjamu dan memanjakan DPC dan DPD. Pernah sekali sebelum kongres, saya bertemu dengan rombongan Andi yang mau berangkat ke Yogya. Rombongan Andi terlihat sangat banyak dan lengkap. Apabila Andi menghabiskan dana puluhan milyar untuk menggrapa “above the line” komunikasi kampanye-nya, maka mustahil biro iklan Andi tidak menggarap “below the line”. Apalagi biro iklan yang dipakai Andi sangat berpengalaman dalam menggarap komunikasi politik. Jadi pastilah alasan Andi itu cuma versi “PR”, sebagaimana layaknya Andi dulu pernah menjadi jubir presiden.* *Karena penasaran, saya mencari sumber yang mau menceritakan alasan yang lebih pas dan lebih tepat. Maka salah satu sumber saya akhirnya mau membocorkan juga kekalahan Andi. Saya ngopi dengan “Deep Throat” (begitu istilahnya di dunia intelijen) disebuah café yang kecil dan sepi. Sumber saya, pada awalnya bertanya : “Mengapa SBY ? Bisa menang sebagai Presiden di pemilu 2004 ?” Ditanya begitu sayapun memberikan sejumlah alasan. Ia cuma menggeleng dan tersenyum. Sambil mengirup kopi dan dengan suara perlahan, ia mengatakan, “Semata-mata SBY paling ganteng”. Saya terperangah. Kaget. Mendengar jawaban yang jauh dari rasional.* *“Deep Throat” saya ini, kemudian bercerita tentang teori kemenangan pemilu. Terutama soal ganteng dan cantik didalam pemilu. Ia bercerita mulai dari bintang film Joseph Estrada di Filipina, Arnold Arnold Schwarzenegger yang menjadi gurbernur **California**, hingga presiden Ronald Reagan di Amerika. Lech Kaczynski, Presiden Polandia yang belum lama ini meninggal dalam kecelakaan pesawat terbang, juga bekas bintang film anak-anak yang ternama. Malah ia juga berteori bahwa Gordon Brown yang kalah telak dengan David Cameron dalam pemilu di Inggris belum lama ini, juga semata-mata karena kalah ganteng jauh. Menurutnya, matematika kemenangan sebuah pemilu sangat ditentukan oleh pemilih perempuan. Pemilih perempuan jauh lebih emosional. Calon pemimpin yang mendapat perlakuan tidak adil ( Ingat SBY ? dan Corazon Aquino ?) biasanya mendapatkan simpati terbesar dan punya peluang menang yang sangat tinggi. Dan calon pemimpin yang ganteng, berwajah santun berwibawa, biasanya juga dipilih secara favorit oleh pemilih wanita. Jadi menurutnya jangan heran kalau semakin banyak artis dan aktor yang masuk politik, untuk memanfaatkan kegantengan wajahnya. Ini fenomena lumrah !* *Setelah berdebat setengah jam soal wajah dan penampilan para politikus, akhirnya saya lengser juga. Karena kenyataan-nya memang demikian dilapangan. Tapi bukankah dalam kasus Andi Mallarangeng, situasinya terbalik ? Justru dia muda dan ganteng. Malah ketika jaman reformasi, dan Andi sering mucul di televisi, Andi punya fans yang cukup banyak. Kebanyakan justru malah perempuan. Lha, kalau teori “Deep Throat” saya ini benar, kenapa dong justru Andi malah kalah telak. “Deep Throat” saya, yang kebetulan adalah perempuan yang sangat charming dan cantik ini, tersenyum sangat genitnya. Lalu memaparkan dengan sederhana. Menurutnya dalam kasus **Bandung**, justru wajah ganteng dan populeritas Andi adalah pisau bermata dua. Membuat Andi menjadi Ketua Partai Demokrat, ibaratnya menghadiahkan sebuah Ferrari terbaru kepada seorang “playboy”. Bayangkan saja, apa jadinya kalau Andi Mallarangeng dalam 2-3 tahun mendatang lebih populer dari SBY ? Sebuah mala petaka yang tak terbayangkan akibat dan dampaknya. Bisa kacau balau total. Andi Mallarangeng yang memiliki kemampuan berkomunikasi sangat baik, berkat pengalaman-nya menjadi Jubir Presiden, bisa tampil meroket makin populer. Mulanya saya terbahak dan menganggap beberan “Deep Throat” saya ini sangat tidak masuk akal. Namun beberapa fakta yang ia ungkapkan secara “confidential”, akhirnya membuat saya ragu juga. Jadi apabila benar, Andi Mallarangeng sengaja dilengserkan karena potensinya yang lebih ganteng dan lebih populer dari SBY nanti di tahun 2014, maka Andi Mallarangeng adalah korban pertama dalam sejarah politik Indonesia yang jatuh justru karena disebabkan oleh wajah gantengnya ! Untuk itu saya cuma garuk-garuk kepala. Artikel ini sengaja saya beri judul “Gosip”, karena walaupun “Deep Throat” saya datang dari sumber yang saya percaya. Kebenarannya saya serahkan kepada anda semua. Saran saya jangan percaya, karena cuma gosip saja !* ***** [Non-text portions of this message have been removed]