Refleksi : Persoalan akan segera diatasi, sebab menurut khabar dari sumber yang 
tidak mau namanya disebutkan, dikatakan bahwa presiden akan menymbang dana 
untuk beli tempat tidur.

http://www.antaranews.com/berita/1275214277/rsu-bekasi-kekurangan-260-tempat-tidur

RSU Bekasi Kekurangan 260 Tempat Tidur

Minggu, 30 Mei 2010 17:11 WIB | Peristiwa | Kesehatan | 

Ilustrasi Rumah Sakit (ANTARA/Ismar Patrizki)

Bekasi (ANTARA News) - RSU Kota Bekasi, Jawa Barat, masih kekurangan 240 tempat 
tidur untuk memenuhi standar Depkes yakni 600 tempat tidur pasien didasarkan 
jumlah penduduk daerah itu yang mencapai 2,4 juta lebih.

Wakil direktur RSU Kota Bekasi, dr. Anthony D Tulak, di Bekasi Minggu 
mengatakan, sekarang telah dibangun ruang tambahan di gedung RSU yang 
sebelumnya tiga lantai menjadi empat lantai dengan kapasitas 46 tempat tidur.

"Kita harapkan kedepan Pemkot mengalokasikan tambahan dana untuk membangun 
kekurangan ruangan tersebut. Pengembangan bangunan vertikal masih dimungkinkan 
hingga beberapa lantai lagi," ujarnya.

Anthony yang juga ketua ikatan dokter Indonesia Kota Bekasi itu menegaskan, 
penambahan ruangan yang memuat 46 tempat tidur itu telah menghabiskan dana 
sebesar Rp1,2 Miliar.

Ruangan tersebut kini sudah selesai namun belum bisa dimanfaatkan akibat tempat 
tidur untuk pasien rawat inap belum datang.

Dengan tempat tidur yang ada sekarang, seringkali pasien tidak bisa dirawat 
inap di RSU akibat seluruh tempat tidur sudah terisi penuh.

"Kadang pasien termasuk dari kalangan kurang mampu akhirnya memilih RS lain 
akibat kapasitas sudah terisi penuh. Bila tempat tidur sudah mencukupi sebanyak 
600 diharapkan bisa menampung seluruh pasien yang akan dirawat inap," ujar 
dokter spesialis paru itu.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, dr. Retni Yonti menyatakan selain 
penambahan kapasitas tempat tidur RSU Kota Bekasi juga dilengkapi peralatannya 
dan pada 2010 telah ada peralatan CT-Scan untuk mendeteksi penyakit bagian 
dalam organ tubuh, sementara sebelumnya telah dibeli peralatan lafaroscopy 
untuk membantu kegiatan operasi besar.

"Pada 2010 ada dana sebesar Rp8 miliar yang sebagian digunakan untuk membeli 
peralatan medis sementara lainnya untuk penambahan ruang rawat inap. Peralatan 
medis harganya mahal-mahal hingga pengadaannya dilakukan bertahap," ujarnya.

Untuk peralatan seperti cuci darah sudah ada beberapa unit mesin haemodialysa 
yang diperlukan bagi pasien gagal ginjal.

Ia mengatakan, ketersediaan peralatan modern sangat diperlukan dalam teknologi 
kedokteran sekarang selain kemampuan dari tenaga medis memberikan obat yang 
tepat untuk penyembuhan pasien.

Bagi bayi yang memerlukan perawatan di RSU setempat, kini sudah tersedia 
ruangan gawat darurat terpisah karena sebelumnya bercampur dengan pasien 
dewasa, dan kapasitasnya terus ditingkatkan.

"Kita bahkan kini telah memiliki dokter spesialis penanganan bayi 
(perinatologi) yang siap membantu mengobati pasien dengan perawatan lebih 
baik," ujarnya.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke