Dipublikasikan pada Radio Netherlands Worldwide (http://www.rnw.nl)


--------------------------------------------------------------------------------

Deklarator GAM Dikebumikan di Aceh Besar
Oleh Alfons Lasedu
Dibuat 3 Juni 2010 14:09
 
Tengku Hasan Muhammad di Tiro menghembuskan nafas terakhir di RSUD Zainoel 
Abidin. Koresponden Aboeprijadi Santoso mengenang tokoh GAM ini.

Setelah 12 hari mendapat perawatan intensif dengan pernafasan bantuan dan 
menderita infeksi paru-paru, Tengku Hasan Muhammad di Tiro menghembuskan nafas 
terakhir Kamis (03/06) di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin, Banda Aceh, 
pada usia 85 tahun. 

Atas hasil musyawarah keluarga dan mantan petinggi Gerakan Aceh Merdeka, 
jenazah deklarator GAM dimakamkan di pemakaman keluarga di Desa Meureu, 
Kecamatan Indrapuri, Kebupaten Aceh Besar. Di kompleks itu terdapat pula makam 
keluarga pahlawan nasional Tengku Cik Di Tiro.

Pejuang
Sekalipun almarhum pernah berjuang bersama Soekarno dan Hatta di Yogyakarta 
tahun 40-an. Dan menjadi bagian perwakilan RI di New York pada akhir tahun 
50-an. Bagi Jakarta almarhum adalah seorang tokoh kontroversial dan bukan 
seorang patriotis. Tapi dari sudut pandang Aceh ia akan dikenang sebagai 
pemersatu dan seorang tokoh yang membangkitkan, menyadarkan tentang jati diri 
Aceh dan bangsa Aceh.     

Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani 
Yudhoyono ikut menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Hasan Tiro. Dukacita 
ini disampaikan Yudhoyono melalui pesan pendek yang dikirim ke telepon selular 
Gubernur Irwandi Yusuf. Gubernur Aceh Irwandi melepas jenazah di Baiturrahman 
untuk dikebumikann di Meureu. Dari masjid, jenazah dibawa langsung untuk 
dikebumikan di Meureue sore ini. 

Kenangan
Koresponden Aboeproyadi Santoso mengenang pendiri GAM yang selama lebih dari 30 
tahun hidup dalam pengasingan di Swedia, dan kembali ke Aceh setelah 
penandatangan kesepakatan damai di Helsinki Finlandia 15 Agustus 2005: 

"Pertama-tama almarhum Tengku Hasan Di Tiro resmi sering disebut sebagai Wali 
Cik Di Tiro Hasan Muhammad. Jalan kehidupannya ibarat sebuah 'circle' panjang, 
bulatan yang panjang. Akhir masa perjuangan tahun 40-an almarhum di kota 
perjuangan Jogjakarta bersama banyak tokoh sepereti Soekarno dan Hatta." 

"Tahun-tahun itu pula dia menulis Demokrasi Untuk Indonesia. Sekitar akhir 
tahun 50-an menjadi bagian dari perwakilan RI di New York, Amerika Serikat. 
Saat itu di Aceh bergolak pemberontakan Darul Islam (DI) yang dipimpin Tengku 
Daud Bereuh yang dipuja masyarakat juga oleh Hasan Di Tiro. Tergetar oleh 
perkembangan di Aceh dia mulai membelot. Pertama kali dia membelot dengan 
menyatakan simpati pada DI dan akhirnya keluar dari perwakilan RI."     

Populer
"Tahun 1976 di Aceh ia sering diromantisasi seperti Che Guevarra di Amerika 
Latin. Ia kembali ke Aceh untuk memproklamirkan "Aceh Merdeka" (AM). Perjuangan 
Aceh Merdeka berjalan sangat seret, tidak populer di kalangan rakyat. Akan 
tetapi Orde baru semacam 'membantu' karena banyak melakukan ketidakadilan 
terhadap Aceh secara ekonomi dan juga belakangan kejahatan kemanusiaan. GAM 
juga melakukan kejahatan yang sama, sekalipun dalam skala yang berbeda. Tiga 
dasawarsa Orde Baru ini membuat Hasan Di Tiro dan Aceh Merdeka menjadi sangat 
populer." 

"Popularitas baru nampak tahun 1998-1999 ketika dua gelombang pejuang GAM 
kembali dari Libia. Popularitas Hasan Di Tiro nampak jelas bagi Indonesia 
maupun dunia ketika Oktober 2008 untuk pertama kali dia kembali ke Aceh." 

Silakan klik tanda panah di bawah untuk menyimak wawancara lengkapnya:


--------------------------------------------------------------------------------

URL sumber: http://www.rnw.nl/article/deklarator-gam-dikebumikan-di-aceh-besar
Links:

Images:
[i1] http://www.rnw.nl/data/files/images/lead/makampahlawan-panoramio.jpg

[i2] http://www.rnw.nl/


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke