Refleksi: Apakah teroris belum dihabiskan, karena mereka lebih ungul dari 
aparat keamanan? Apakah ada yang mengrekrut dan melindungi di kalangan kaum 
berkuasa dan oleh karena itu tetap menjadi bahaya laten?  

Kalau teoris masih terus berkeliaran seperti musang lapar mencari mangsa, 
apakah tidak dibutuhkan lebih banyak anggota tentara  dan apakah tidak 
sebaiknya pemerintah dimelitariskan agar para teroris bisa mudah dihabiskan 
demi untuk keamanan masyarakat? hehehe

http://www.antaranews.com/berita/1276318968/pangkostrad-hotel-di-yogyakarta-rawan-aksi-teroris

Pangkostrad: Hotel di Yogyakarta Rawan Aksi Teroris
Sabtu, 12 Juni 2010 12:02 WIB | Peristiwa | Politik/Hankam | 
Sleman (ANTARA News) - Panglima Komando Strategi dan Cadangan Angkatan Darat 
Letnan Jenderal TNI Burhanudin Amin menyatakan hotel-hotel di wilayah Kota 
Yogyakarta dan Kabupaten Sleman rawan menjadi sasaran aksi teroris, untuk itu 
diperlukankewaspadaan.

"Di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman ini banyak terdapat hotel berbintang 
dan sering mendapat kunjungan tamu dari dalam dan luar negeri, sehingga ini 
rawan menjadi sasaran aksi kelompok teroris," katanya seusai memimpin latihan 
penanggulangan teoris di gedung "Fashion Village" Sritex, Maguwoharjo, Depok, 
Sleman, Sabtu.

"Latihan ini merupakan kegiatan rutin untuk mengasah dan meningkatkan kemampuan 
TNI dalam menanggulangi aksi teroris," katanya.

Sementara dalam latihan tersebut digambarkan bahwa di dalam gedung "Fashion 
Village" Sritex saat itu sedang ada tamu Bupati Sleman dan Kepala Dinas 
Pariwisata Kabupaten Sleman ternyata sudah dikuasai kelompok teroris yang 
berjumlah 15 orang.

Kawanan teroris tersebut kemudian menyandera Bupati Sleman dan Kepala Dinas 
Pariwisata dengan meminta tebusan tertentu.

Kemudian pihak keamanan mencoba melakukan negosiasi kepada kelompok teroris 
yang melakukan penyanderaan, namun upaya ini tidak berhasil dan kelompok 
teroris tetap pada tuntutannya.

Karena upaya negosiasi tidak membuahkan hasil kemudian pihak keamanan dalam hal 
ini TNI AD berupaya melakukan pembebasan para sandera. 

Lokasi kesatuan paling dekat adalah Brigif 6 Surakarta yang mempunyai pasukan 
Penanggulangan Teror (Gultor) maka kesatuan ini langsung bergerak menuju lokasi.

Pasukan Gultor dari Yonif 412/Raider, Randivif 2 Kostrad kemudian bergerak 
cepat ke gedung "Fashion Village" Sritex untuk melakukan upaya pembebasan 
sandera, kemudian dengan menggunakan kendaraan taktis, helikopter dan sepeda 
motor pasukan Gultor ini mulai mendekati gedung.

Empat personel Gultor langsung meluncur turun dari helikopter, satu anggota 
yang di depan berhasil memecah kaca gedung dan menerobos masuk bersama dua 
personel lainnya untuk melumpuhkan teroris.

Sedangkan satu personel gagal memecah kaca karena posisi kaki tidak tepat 
sehingga akhirnya personel ini tewas akibat ditembak anggota teroris yang 
berada dalam gedung.

Sedangkan kendaraan taktis langsung menerobos masuk ke "basement" gedung dan 
menurunkan sejumlah personel untuk melakukan upaya pembebasan tawanan atau 
sandera.

Saat terjadi baku tembak antara pasukan Gultor dan kelompok teroris, ada tiga 
anggota teroris yang berhasil meloloskan diri dengan membawa dua sandera dengan 
menggunakan bus pariwisata, dan mereka kabur melalui Jalan Yogyakarta-Solo.

Pasukan Gultor yang telah siaga di luar langsung melakukan pengejaran terhadap 
bus pariwisata yang dirampas kelompok teroris tersebut, dan sekitar jarak 500 
meter dari lokasi bus berhasil dihentikan.

Setelah terjadi beberapa kali kontak senjata akhirnya pasukan Gultor berhasil 
melumpuhkan teroris yang mengemudikan bus dan dua rekannya, serta membebaskan 
sandera.

Setelah berhasil dibebaskan, Bupati Sleman dan Kepala Dinas Pariwisata yang 
menjadi sandera para teroris kemudian disterilisasi untuk menjaga kemungkinan 
dua sandera ini telah dipasangi bom oleh para teroris.

Setelah dinyatakan aman keduanya kemudian dievakuasi dengan menggunakan mobil 
penyelamat.

Dalam aksi penyergapan ini tercatat 12 dari 15 anggota kelompok teroris dan 
satu personel pasukan Gultor tewas dalam baku tembak.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke