Rabu, 30/06/2010 13:56 WIB Azyumardi: Pembubaran FPI Seperti Kembali ke Rezim Soeharto
Ayu Fitriana - detikNews Jakarta - Pengamat Politik Azyumardi Azra berpendapat, pembubaran Front Pembela Islam (FPI) dikhawatirkan akan kembali ke rezim Soeharto. Solusinya, Kepolisian harus berani menangkap otak di balik insiden pembubaran paksa acara Ketua Komisi IX DPR Ribka Tjiptaning di Banyuwangi. "Karena kalau dibiarkan pemerintah membubarkan suatu organisasi nanti di kemudian hari ada lagi ormas-ormas lain yang dibubarkan juga. Nanti kita seperti kembali ke rezim zaman Soeharto, bisa membubarkan sesuai keinginan rezim," kata Azyumardi. Hal ini disampaikan Azyumardi di acara seminar Uni Eropa-Indonesia di Hotel Inter Continental, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (30/6/2010). Menurut dia, pendapatnya bukan sebagai bentuk membela FPI. "Bukan berarti saya membela FPI ya dengan tidak setuju pembubaran. Ini lebih untuk membela ormas-ormas lain di masa yang akan datang," ujar dia. Solusinya, menurut saya, polisi harus berani menangkap otaknya. Kepolisian memiliki legalitas dari negara untuk melakukan tindakan represi bagi pihak yang bersalah. "Kalau otaknya dari lokal, tangkap yang lokal. Tetapi, kalau perintahnya dari pusat, tangkap yang pusat. Jadi solusinya dibawa saja ke pengadilan," kata Azyumardi. FPI menilai acara Ribka gerakan neo PKI? "Siapa pun mau PKI atau bukan, harusnya FPI tidak main hakim sendiri. Kalau memang mereka merasa terganggu, ya laporkan ke Polisi. Apapun itu alasannya tetap FPI tidak boleh main hakim sendiri," jawab Azyumardi. (aan/ndr) [Non-text portions of this message have been removed]