Macet, Ibukota Diusulkan Pindah ke Kalimantan
            Arfi Bambani Amri
        Senin, 26 Juli 2010, 09:27 WIB


                        
                
                 VIVAnews -
Wakil Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat yang membidangi
Pemerintahan, Teguh Juwarno, menggulirkan lagi wacana pemindahan
ibukota dari Jakarta. Menurut salah satu Ketua Partai Amanat Nasional
ini, Jakarta cukup dibebani sebagai pusat perdagangan dan keuangan.

"Itu kan gagasan sudah lama," kata Teguh kepada VIVAnews.com, Senin,
26 Juli 2010, "Gagasan agar Ibukota negara ditempatkan di wilayah
tengah Indonesia." Wilayah tengah itu dibayangkan PAN terletak di Pulau 
Kalimantan.

"Saya
kira ini sebenarnya gagasan lama yang harus kita hidupkan lagi. Harus
kita munculkan lagi di rapat-rapat Komisi II," kata Teguh.

Alasan
pemindahan, kata Teguh, pertama, karena kondisi macet di Jakarta yang
semakin parah. Kedua, jika pemindahan dilakukan ke Kalimantan, tentu
akan lebih aman dari gempa bumi.
Menurut Peta Gempa 2010 yang dilansir pemerintah beberapa waktu lalu,
Jakarta termasuk daerah yang rawan gempa. "Soal gempa ini, memperkuat
juga gagasan pemindahan ke Kalimantan."

Teguh menyatakan akan
mengkaji prosedur perubahan itu. Kalau konstitusi mengatur ibukota
negara harus di Jakarta, Teguh menyatakan, itu bisa disiasati dengan
membuat aturan ibukota pemerintahan di tempat lain. "Biar nanti seperti
Kuala Lumpur dan Putrajaya," kata Teguh.

Kemacetan lalu lintas
di Jakarta diperkirakan telah membawa kerugian sebesar Rp17,2 triliun
setiap tahun. Estimasi itu merupakan hasil penelitian Dinas Perhubungan
Jakarta pada 2009. Saat ini, pemerintah mengupayakan pembangunan mass rapid 
transit di Jakarta dan membangun jalan-jalan baru.

Kemacetan
ini membuat iring-iringan pengawalan mobil untuk pejabat negara kerap
menjadi kecaman warga. Bahkan, iring-iringan Presiden juga ikut
diprotes seorang warga melalui surat terbuka di harian nasional. (kd)


 



  






      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke