Bambang Soesatyo: Ketidakhadiran Menkumham Untuk Tutupi Century Antara - 44 menit lalu
Bambang Soesatyo: Ketidakhadiran Menkumham Untuk Tutupi Century Jakarta (ANTARA) - Anggota Tim Pengawas Bank Century Bambang Soesatyo menyesalkan ketidakhadiran Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar dalam rapat dengan Tim Pengawas DPR itu sebagai bentuk penolakan Pemerintah atas kerja DPR. "Saya menilai ketidakhadiran Patrialis ini sebagai upaya penolakan dari pihak pemerintah terhadap kerja Timwas DPR untuk mengawasi tindak lanjut kasus Bank Century," kata politisi Golkar di Gedung DPR, Rabu. Menurut Bambang, ketidakhadiran Menkumham itu merupakan gejala yang tidak sehat dari para menteri untuk tidak menghargai DPR. "Kenapa mereka berani tidak menghargai DPR ? Karena DPR sendiri tidak menghormati keputusan yang dibuat terkait kasus Century," katanya. Ia mengatakan, alasan Menkumham bahwa lebih dulu koordinasi dengan anggota Tim Bersama sebagai alasan yang tidak logis. "Seharusnya Menhukham telah melakukan koordinasi jauh-jauh hari dengan Tim Bersama terkait upaya pengembalian aset (recovery asset) kasus Bank Century," katanya. Anehnya, menurut dia, saat rapat kerja dengan Komisi III beberapa waktu lalu, Menhukham bisa menjawab pertanyaan terkait upaya yang dilakukan dalam recovery aset Bank Century. "Kenapa saat dipanggil Timwas Century, Menhukham beralasan belum berkoordinasi dengan Tim Bersama," katanya. Dia mengaku heran karena sebelumnya Pansus Century telah menemukan indikasi penyimpangan dalam kasus Century beserta siapa pejabat yang diduga melakukan penyimpangan, namun kemudian salah satu pimpinan parpol yang juga ketua komisi DPR meminta kasus Century dihentikan karena tidak cukup bukti. Selain itu, katanya, Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution, yang jelas dalam rekomendasi Pansus DPR diduga terlibat dalam penyimpangan kasus Bank Century, justru dipilih secara aklamasi oleh Komisi XI sebagai Gubernur BI. "Aparat penegak hukum juga tidak bisa diharapkan. Karena saat ini baik di Kejagung maupun Kepolisian tengah disibukkan dengan suksesi kepemimpinan," kata anggota Komisi III DPR itu. Kejagung maupun Kepolisian, lanjutnya, tengah berlomba-lomba mendekati dan mengambil hati Istana agar bisa dipilih menjadi Jaksa Agung dan Kapolri yang baru. Kejaksaan dan Kepolisian tentu tidak berani `bermain api` dengan mengusut kasus Century. Begitu pula dengan KPK. KPK tentu saat ini memilih `tiarap` sangat dalam karena kasus Bibit-Chandra. "Jadi jelas ini semua merupakan upaya sistematik untuk menutup kasus Century. Baik DPR, lembaga penegak hukum serta pemerintah yang diwakili para menteri terkait, sama-sama tidak memiliki itikad baik untuk mengusut tuntas kasus Century," katanya. Satrio Arismunandar Executive ProducerNews Division, Trans TV, Lantai 3 Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12 - 14 A, Jakarta 12790 Phone: 7917-7000, 7918-4544 ext. 3542, Fax: 79184558, 79184627 http://satrioarismunandar6.blogspot.com HP: 0819 0819 9163 "Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan turunnya si tigawarna (Belanda). Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk, belumlah pekerjaan kita selesai! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyaknya keringat" (Pidato Bung Karno, 17 Agustus 1950) [Non-text portions of this message have been removed]