Refleksi : Kalau mantan wakil ketua DPR kesulitan dana untuk berobat, lantas 
bagaimana dengan rakyat biasa hidup senin kemis untuk bisa berobat bila jatuh 
sakit? Faedah NKRI  untuk siapa?


http://nasional.kompas.com/read/2010/08/08/19524448/Mbah.Tardjo.Kesulitan.Dana.untuk.Berobat

WAFATNYA MANTAN WAKIL KETUA DPR
Mbah Tardjo Kesulitan Dana untuk Berobat
Laporan wartawan Persda Network Rachmat Hidayat

Minggu, 8 Agustus 2010 | 19:52 WIB

PERSDA NETWORK/FX ISMANTO
Mbah Tardjo 

JAKARTA, KOMPAS.com - Menyandang status sebagai mantan pejabat negara, sebagai 
mantan Wakil Ketua DPR, belum tentu menjamin bisa tetap hidup mapan. Hal ini 
diakui oleh Ribka Tjiptaning, Ketua Komisi IX DPR dari Fraksi PDI Perjuangan 
yang mengaku, almarhum Sutardjo Suryoguritno atau Mbah Tardjo kerap kesulitan 
dana untuk berobat ke rumah sakit

Ribka yang akrab dipanggil Mbak Ning ini menuturkan, sebelum dibawa ke rumah 
sakit, istri almarhum  Mbah Tardjo sempat bertanya kepadanya, menanyakan ke 
mana Mbah Tardjo harus dibawa. Ia kemudian menyarankan agar Mbah Tardjo dibawa 
ke rumah sakit pemerintah saja. Mbah Tardjo kemudian dibawa ke Rumah Sakit 
Fatmawati dan akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Sebelum meninggal, 
menurut asisten pribadinya, Mbah Tardjo mengalami sesak nafas.

"Memang, Mbah Tardjo sudah lama kesulitan keungan untuk berobat. Kerap Bu 
Tardjo bertanya ke saya sebelum dibawa ke rumah sakit karena kesulitan. 
Sakitnya memang sudah sejak lama, berobatnya juga sudah lama," kata Mbak Ning 
saat menghadiri penghormatan terakhir almarhum Setia Permana di DPR, Sabtu 
(7/8/2010) malam lalu.

Seharusnya, kata Mbak Ning, orang seperti Mbah Tardjo harus dibayar oleh negara 
setiap kali berobat. Apalagi, Mbah Tardjo menyandang sebagai mantan pejabat 
negara. "Sekarang sudah tau semua kan? Berapa sih pensiunan anggota DPR? 
Sekitar 3 jutaan. Nah, pensiun yang didapat, kan hanya gaji pokok saja. 
Sementara untuk berobat berapa, cuma dapat apa," aku Mbak Ning. "Artinya, semua 
terjadi begitu. Ketika pensiun, ya seperti itu."

Mbak Ning kemudian menuturkan lagi, susahnya untuk meminta kepada Mbah Tardjo 
berhenti merokok. Semasa hidup, Mbak Ning kerap meminta kepada Mbah Tardjo 
untuk menyudahi kebiasaan merokok, tapi tak kunjung berhasil. "Sudah sering 
saya nasihati untuk berhenti merokok. Tapi ya, Mbah orangnya lucu gitu, ngeyel. 
Susah. Terakhir saat ketemu, dia bilang begini, Ning, kalau kamu mau pergi 
tinggali aku ya. Ya, aku tinggali (kasih uang), tapi jangan untuk beli rokok 
semua ya. Tapi ya tetep saja ngeyel," cerita Mbak Ning







[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke