http://ramadan.detik.com/read/2010/08/22/104006/1425141/970/surah-ath-thariq-%281%29


 Minggu, 22/08/2010 10:40 WIB

Surah ath-Thariq (1)

Alifmagz - detikRamadan

Jakarta - Surah ath-Thariq terdiri dari 17 ayat. Kata ath-Thariq, yang berarti 
'Yang datang di malam hari', diambil dari ayat pertama.

Keseluruhan ayat-ayat surah ini turun sebelum Nabi Muhammad SAW berhijrah ke 
Madinah. Ulama sepakat dalam hal ini. Namanya yang populer adalah surah 
ath-Thariq. Ada juga yang menamainya sama dengan bunyi ayatnya yang pertama, 
yaitu surah Wa as-Sama' Wa ath-Thariq. Tidak dikenal untuk kumpulan ayat-ayat 
berikut ini selain kedua nama itu. Sementara ulama berpendapat bahwa ia turun 
pada tahun ke-10 dari kenabian.

Ini berdasar informasi Khalid Abu Jabal al-Adwani yang menyatakan bahwa dia 
melihat Rasulullah Saw di wilayah suku Tsaqif berdiri meletakkan tongkat. Rasul 
ketika itu mengharapkan dukungan mereka dan ketika itu —menurut Khalid— dia 
mendengar Nabi membaca surah ini sampai selesai. Ketika itu, surah ini sangat 
berkesan di hatinya sehingga dia menghafalnya dan kemudian memeluk Islam (HR 
Ahmad Ibn Hanbal).

Tema utama surah ini adalah mengingatkan manusia bahwa ia akan dibangkitkan di 
hari Kemudian karena Kiamat, perhitungan amal, dan pemberian balasan serta 
ganjaran adalah suatu keniscayaan. Al-Biqa'i menulis —sambil menghubungkannya 
dengan surah yang lalu— bahwa tema utama surah ini adalah menguraikan keagungan 
al-Qur'an dalam kebenarannya menyangkut ganjaran yang akan diterima oleh yang 
beriman dan siksa atas yang durhaka, pada hari Kemudian nanti. Surah ini 
merupakan surah yang ke-36 dari segi perurutan turunnya. Ia turun sesudah Surah 
al-Balad dan sebelum surah Iqtarabat as-Sâ‘ah. Ayat-ayatnya berjumlah 17 ayat.

(Bersambung)

(Tafsir al-Misbah ini merupakan kerjasama dengan www.alifmagz.com)

( gst / vta ) 



http://ramadan.detik.com/read/2010/08/22/143301/1425262/970/surah-ath-thariq-%282%29


 Minggu, 22/08/2010 14:33 WIB

Surah ath-Thariq (2)

Alifmagz - detikRamadan

Jakarta - Intisari Kandungan Ayat (Ayat 1-4)

Akhir surah yang lalu menguraikan tentang pemeliharaan Allah terhadap al-Qur’an 
dalam Lauh al-Mahfuzh. Di sini, Allah menguraikan pemeliharaan-Nya terhadap 
manusia dan tentang malaikat pencatat amal kegiatan manusia dan pemelihara 
mereka sesuai kehendak Allah.

Surah ini diawali dengan sumpah Allah: Demi langit dan ath-Thariq, yakni yang 
mengetuk dan datang pada malam hari.

Biasanya Allah dalam sumpahnya menyebut sesuatu yang agung atau sangat penting. 
Demikian juga di sini. Melalui ayat 2 Allah menggambarkan kehebatan dan 
keagungan ath-Thariq (Pengetuk di malam hari itu) dengan ungkapan "Wa Ma 
Adraka" 
(Apakah yang menjadikan engkau mengetahui), yang maksudnya sangat sulit atau 
mustahil engkau dapat mengetahui dan menjangkau apakah ath-Thariq itu! Lalu 
ayat 
3 mengungkap sekelumit dari apa yang dimaksud oleh Allah dengan ath-Thariq, 
yakni Dia adalah bintang yang cahayanya menembus kegelapan malam. Setelah 
menjelaskan maksud kata yang digunakan-Nya bersumpah, ayat 4 mengemukakan 
tujuan 
sumpah-Nya itu, yakni menekankan bahwa: Demi ath-Thariq, tidak satu jiwapun, 
yakni tidak seorang pun tanpa pemelihara atau pengawas untuknya.

Pelajaran yang Dapat Dipetik Dari Ayat 1-4

1. Manusia tidak dapat mengenal secara tuntas hakikat bintang, bukan saja 
karena 
jauhnya jarak bintang itu, tetapi juga karena ada bintang yang telah punah 
kendati masih terlihat cahayanya. Itu disebabkkan karena cahaya itu baru tiba 
di 
area jangkauan mata kita setelah terpancar ribuan tahun yang lalu.

2. Allah Mahakuasa menghilangkan kesulitan, kegelapan hidup, atau keresahan 
manusia, dan memberinya petunjuk sebagaimana kuasa-Nya menciptakan bintang yang 
cahayanya menembus kegelapan malam.

3. Allah juga kuasa menyingkap dan menyoroti segala hal yang disembunyikan atau 
digelapkan oleh siapa pun, sebagaimana kuasa-Nya menyingkap kegelapan malam 
dengan menyorotinya dengan cahaya bintang.

4. Allah menugaskan malaikat tertentu untuk mengawasi manusia, antara lain 
dengan mencatat segala kegiatannya lahir dan batin, juga untuk memeliharanya 
bukan hanya terbatas pada disediakannya sarana dan prasarana kehidupan oleh 
Allah, seperti udara, air, matahari, juga akal, dananeka potensi, tetapi lebih 
dari itu. Dia juga menugaskan malaikat-malaikat memeliharanya sehingga rencana 
Allah menyangkut setiap orang terlaksana sesuai kehendak-Nya.

Intisari Kandungan Ayat (Ayat 5-10)

Salah satu bukti pemeliharaan Allah atas manusia dan kekuasan-Nya adalah 
kejadian manusia itu sendiri. Di sisi lain, akal yang dianugerahkan Allah harus 
digunakan untuk berpikir, antara lain, berpikir tentang dirinya. Ayat 5 
menyatakan kalau ada manusia yang ragu tentang pemeliharaan dan kuasa Allah, 
atau ingin lebih memantapkan lagi keyakinannya, maka hendaklah dia 
memerhatikan, 
berpikir, merenungkan, dan meneliti dari apakah dia diciptakan? Ayat 6 dan 7 
membuka sekelumit hakikat kejadian manusia bahwa: Dia diciptakan*) dari air, 
yakni sperma pria yang terpancar, yang keluar antara tulang rusuk dan tulang 
dada**)

Setelah menunjuk kuasa-Nya mencipta manusia dari setetes air yang memancar, 
yang 
kemudian lahir membawa potensi dan kemampuan luar biasa, maka ayat 8 menegaskan 
kuasa-Nya mengembalikan manusia hidup sesudah
kematiannya.

Selanjutnya, ayat 9 dan10 menyatakan bahwa pada Hari Kebangkitan, ditampakkan 
dengan sangat mudah segala rahasia yang terpendam. Sehingga siapa pun yang 
ditampakkan rahasianya tidak memiliki sedikit kekuatan pun yang
bersumber dari dirinya, tidak (pula) ada kekuatan dari seorang penolong yang 
dapat menolongnya mempertahankan rahasia dan menampik ketetapan Allah.


*)Bentuk pasif dari kata diciptakan, yakni tidak menyebut siapa pelaku 
penciptaan, agaknya dimaksudkan agar perintah merenung dan memikirkan itutidak 
meluas sehingga merenungkan pula tentang Sang Pencipta. Dengan demikian pikiran 
terpusat sepenuhnya kepada upaya menyadari asal usulkejadian, bahkan agar dapat 
menarik kesimpulan-kesimpulan di balik penciptaanitu, antara lain bahwa pasti 
ada tujuan yang hak dari penciptaan itu.

**) Dari studi genetika yang dilakukan belakangan ini didapat penjelasan bahwa 
cikal bakal organ reproduksi dan organ pembuangan dalam tubuh janinterdapat di 
antara sel-sel tulang muda, yang akan membentuk tulangpunggung, dan sel-sel 
pembentuk tulang dada. Sedangkan bakal ginjal terletakpada tempatnya yang 
normal. Begitu juga testis yang telah terbungkus dalamkantung. Demikian pula 
urat saraf yang menyalurkan rasa kepada cikal bakalitu dan membantu memproduksi 
sperma—dengan cairan-cairan lain yangmenyertainya—juga berasal dari tulang dada 
kesepuluh yang mengarah ketulang sumsum antara tulang rusuk kesepuluh dan 
kesebelas. Dengandemikian, menjadi jelas bahwa organ-organ reproduksi, urat 
saraf perasa, danpembuluh darah di sekitarnya muncul di tempat antara tulang 
punggung dantulang dada. Ayat-ayat di atas merupakan bukti tentang kebenaran 
al-Qur’ansebagai firman Allah, karena informasi di atas tidak diketahui pada 
masa Nabi Muhammad saw.

Pelajaran yang Dapat Dipetik Dari Ayat 5-10

1. Jika ingin melihat betapa lemahnya manusia, lihatlah antara lain 
penguasaannya terhadap sperma. Dia tidak akan mampu menahan pancarannya kendati 
yang bersangkutan ingin.
2. Manusia hendaknya mempelajari dirinya dan selalu mengingat asal usul 
kejadiannya, agar tidak angkuh dan tidak juga melupakan nikmat Allah.
3. Pada Hari Kebangkitan tidak ada lagi rahasia yang terpendam, semua 
ditampakkan Tuhan ke permukaan. Bergembira dan berbanggalah yang merahasiakan 
kebaikan, demikian juga sebaliknya!

(Bersambung)

(Tafsir al-Misbah ini merupakan kerjasama dengan www.alifmagz.com)

( gst / nvt ) 



      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke