Jika percaya dengan analisa demikian logis-formal tentang peristiwa nabi 
Sulaiman memindahkan singgasana ratu Balkis sebagaimana yang ditulis ini, 
cobalah tengok sejarah masyarakat Israel zaman itu dari data yang sudah dapat 
diakses. Coba di analisa menggunakan data diplomasi antara negara di Timur 
Tengah zaman nabi Sulaiman, kira-kira bagaimana jalan cerita yang bakal ditulis?


From: Satrio Arismunandar 
Sent: Wednesday, September 01, 2010 10:15 AM
To: news Trans TV ; kampus tiga ; technomedia ; aipi_poli...@yahoogroups.com ; 
ex menwa UI 2 ; HMI Kahmi Pro Network ; Syiar Islam ; jurnalisme ; ppiindia ; 
nasional list 
Subject: [ppiindia] Teknologi Teleportasi di Zaman Nabi Sulaiman


  
Pengantar:
Tulisan ini dibuat oleh rekan Elfarid
dari "Sanggar Mewah" (Mewah = Mepet Sawah), mengenai petunjuk adanya
teknologi teleportasi di masa silam pada ayat-ayat Al Qur'an. Menarik
untuk ditelaah lebih lanjut (bay)

Tulisan ini masih
berkaitan dengan tulisan tentang Nabi Sulaiman sebelumnya. Kisah nabi
Sulaiman memindahkan singgasana Ratu Balqis dari negeri Saba’ ke negeri
Palestina yang berjarak 2.000 km dalam hitungan detik memancing
pemikiran kta untuk mengetahui bagaimana teknik pemindahan singgasana
tersebut.

Seperti tercantum dalam Al Qur’an Surat An Naml:

38.
Berkata Sulaiman: "Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu
sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka
datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri."

39.
Berkata 'Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang
kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri
dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya
lagi dapat dipercaya."

40. Berkatalah seorang yang mempunyai
ilmu dari AI Kitab[1097]: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu
sebelum matamu berkedip." Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu
terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku
untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan
nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia
bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar,
maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia."

Keterangan

[1097]. Al Kitab di sini maksudnya: ialah Kitab yang diturunkan sebelum Nabi 
Sulaiman ialah Taurat dan Zabur.

Dari
pembesar-pembesar anak buah Nabi Sulaiman baik dari kalangan jin dan
manusia diberi tantangan untuk memindahkan singgasana Ratu Balqis. Jin
Ifrit menyanggupi memindahkan dengan waktu sebelum Nabi Sulaiman
berdiri. Tetapi kemampuan jin Ifrit itu dipatahkan oleh seorang yang
berilmu (ilmuwan) bernama Asif bin Barkhiya dengan menyanggupi
memindahkan singgasana yang letaknya 2.000 km dari Palestina sebelum
mata berkedip!

Sekali mata manusia berkedip dalam hitungan detik
sedang Asif bin Barkhiya menyanggupi sebelum mata berkedip atau kurang
dari satu detik! Kecepatan itu hanya mampu ditandingi oleh kecepatan
cahaya. Ini adalah petunjuk penting bahwa pemindahan singgasana ratu
Balqis menggunakan teknologi yang sangat maju disebut teleportasi.
Teknologi pemindahan materi jarak jauh.

Dari kecepatannya dapat
dipastikan teknologi tersebut lebih cepat dari jin Ifrit. Satu-satunya
yang mungkin yaitu teknologi dengan memanfaatkan cahaya atau sinar
sebagai media untuk teleportasi tersebut. Bisa saja teleportasi dengan
sinar laser sudah ada di jaman tersebut sehingga urusan memindahkan
singgasana dalam hitungan detik pun hal yang mudah.

Kalau ada
yang membantah dan mengatakan itu adalah sihir maka di dalam Al Qur’an
pun sudah dibantah. Lihat Surat Al Baqarah ayat 102:

102. Dan
mereka mengikuti apa[76] yang dibaca oleh syaitan-syaitan[77] pada masa
kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan
sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya
syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan
sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang
malaikat[78] di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya
tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan:
"Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu
kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan
sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan
isterinya[79]. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat
dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan
mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan
tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa
barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah
baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka
menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.

Keterangan:

[77]. Syaitan-syaitan itu menyebarkan berita-berita bohong, bahwa Nabi Sulaiman 
menyimpan lembaran-lembaran sihir (Ibnu Katsir).

[78].
Para mufassirin berlainan pendapat tentang yang dimaksud dengan 2 orang
malaikat itu. Ada yang berpendapat, mereka betul-betul Malaikat dan ada
pula yang berpendapat orang yang dipandang saleh seperti Malaikat dan
ada pula yang berpendapat dua orang jahat yang pura-pura saleh seperti
Malaikat.

[79]. Berbacam-macam sihir yang dikerjakan orang
Yahudi, sampai kepada sihir untuk mencerai-beraikan masyarakat seperti
mencerai-beraikan suami isteri.

Dalam suatu riwayat dikemukakan
bahwa kaum Yahudi berkata: "Lihatlah Muhammad yang mencampur-baurkan
antara haq dengan bathil, yaitu menerangkan Sulaiman (Nabi) digolongkan
pada kelompok nabi-nabi, padahal ia seorang ahli sihir yang mengendarai
angin." Maka Allah menurunkan ayat tersebut di atas (S. 2: 102) yang
menegaskan bahwa kaum Yahudi lebih mempercayai syaitan daripada iman
kepada Allah SWT.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Syahr bin Hausyab.)

Dalam
riwayat lain dikemukakan bahwa kaum Yahudi bertanya kepada Nabi SAW
beberapa kali tentang beberapa hal dalam Taurat. Semua pertanyaan
mengenai isi Taurat, dijawab oleh Allah dengan menurunkan ayat. Ketika
itu mereka menganggap bahwa ayat tersebut dirasakan sebagai bantahan
terhadap mereka. Mereka berkata dengan sesamanya: "Orang ini lebih
mengetahui daripada kita tentang apa yang diturunkan kepada kita." Di
antara masalah yang ditanyakan kepada Nabi SAW ialah tentang sihir. Dan
mereka berbantah-bantahanlah dengan Rasulullah tentang hal itu. Maka
Allah menurunkan ayat ini (S. 2: 102) berkenaan dengan peristiwa
tersebut.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Abil-'Aliah.)

Asif
bin Barkhiya merupakan ilmuwan yang menguasai teknologi teleportasi,
bukan ilmu sihir karena sihir selalu menggunakan jin. Sedangkan jin
Ifrit yang merupakan jin cerdik pun tidak bisa mengalahkan teknologi
itu. Teknologi tinggi bagi orang yang tidak menguasai pun laksana
sihir. Seperti di jaman sekarang pun teknologi masih sangat menakjubkan
bagi orang awam yang tidak tahu cara kerjanya. Kesimpulannya yaitu
teknologi teleportasi sudah dikuasai ilmuwan di jaman Nabi Sulaiman.
Tantangan bagi manusia jaman kini untuk kembali menguasasi teknologi
itu.

Wallahu ’alam bishawab.

Sragen, 27 September 2007

elfarid

Source: http://elfarid.multiply.com/journal/item/243

[Non-text portions of this message have been removed]





[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to