12 Pramuka Tertinggal 

Kesal dan Bosan Terus Menunggu

Harian Kompas, Senin, 30 Juli 2007 
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0707/30/metro/3724448.htm

Jakarta, Kompas - Sampai dengan Minggu (29/7) siang, masih 12 peserta jambore 
internasional yang belum berangkat ke Jambore Pramuka Dunia Ke-21 di Inggris. 
Untuk mengisi waktu, peserta yang berasal dari beberapa daerah itu diajak 
berjalan-jalan ke Dunia Fantasi, Taman Impian Jaya Ancol. 

Sementara peserta dari Jakarta memilih pulang atau tetap berada di tempat 
penampungan di Taman Rekreasi Wiladatika, Cibubur, Jakarta Timur. 

Pramuka peserta jambore yang masih tertinggal adalah 3 peserta dari Jakarta, 2 
orang dari Sulawesi Selatan, 3 orang dari Jawa Barat, serta masing-masing 1 
orang dari DI Yogyakarta, Kepulauan Riau, Maluku, dan Papua. 

Peserta kontingen Gerakan Pramuka Indonesia berjumlah 350 orang. Namun, saat 
keberangkatan, Kamis pekan lalu, ternyata 45 orang belum bisa berangkat karena 
urusan administrasi yang belum lengkap. Semua peserta yang belum berangkat 
dijanjikan akan segera diberangkatkan keesokan harinya (Kompas, 28/7). 

Sampai dengan Jumat siang, baru 35 orang yang ditetapkan siap berangkat pada 
Sabtu pagi. Namun, hingga Minggu siang, ternyata masih 12 orang yang tertinggal 
di Taman Rekreasi Wiladatika. 

Sekretaris kontingen Alfian Amura mengungkapkan penyesalannya atas 
keterlambatan peserta untuk hadir dalam jambore yang hanya berlangsung setiap 
empat tahun sekali tersebut. 

"Banyak yang tidak sesuai antara satu dokumen dengan dokumen yang lain sehingga 
visa tidak bisa keluar. Saat ini kami sudah minta bantuan Departemen Luar 
Negeri untuk mempercepat keberangkatan mereka," kata Alfian. 

Dia juga mengakui, peserta dan orangtua kecewa dengan adanya keterlambatan itu. 
Alfian juga menyatakan siap jika ada orangtua yang meminta kembali uang yang 
sudah disetorkan jika mereka tidak jadi berangkat. "Itu sudah risiko kami," 
ujarnya. 

Kesal dan bosan 

Tari, siswi SMP Negeri 49 DKI Jakarta, yang belum berangkat, mengatakan merasa 
kesal dan bosan hanya bisa menunggu di tempat penampungan. "Kesal banget, 
tetapi harus sabar," katanya. 

Tari merasa yakin dirinya pasti berangkat, tetapi belum tahu waktunya. "Paling 
telat Selasa nanti saya berangkat," ujarnya. 

Para peserta umumnya kesal karena selain karena belum berangkat, mereka telah 
meninggalkan sekolah yang memang baru saja memulai tahun ajaran baru. 

"Saya sampai belum sempat beli buku dan belum kenal dengan teman baru. Habis 
semua perhatian difokuskan ke sini," kata Monika, salah seorang peserta, Jumat 
lalu, yang akhirnya bisa berangkat Sabtu pagi. (arn)


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke