Setuju Kak Megi,
  Kasihan temen-teman yang nggak sekolah tapi masih punya minat yang besar 
untuk mengembangkan minat, bakat dan ketrampilannya melalui Gerakan Pramuka.
  Saya kadang nanya sama Kakak-kakak di kwartir ... kalo teman-teman yang nggak 
sekolah mau ikut Pramuka trus gimana? Nggak ada jawaban deh ...
  Memang kalo kita mau bikin gudep ter kendalanya banyak ... istri saya dulu 
dari gudep teritorial di Ungaran ... sekarang hidup segan mati tak mau .... 
yang nggak punya tempat latihan dan sanggar lah, minat teman-teman kepada 
Pramuka menurun ... belum masalah kerelaan Pembina ... apalagi kalo sampe ke 
faktor yang namanya ya dana ... karena betul-betul sukarela dan swadaya ... 
beda dengan sekolah yang bisa memungut iuran yang katakanlah wajib ...
  Saya salut kepada Kak Lita Uditomo yang akhirnya berhasil mewujudkannya di 
lingkungan tempat tinggalnya ... relatif lebih mudah dan bisa jadi rintisan 
untuk dikembangkan ke lingkungan yang lebih luas. Ini bisa menjadi model loh ...
  Saya kadang suudzon, maaf ya .... kita punya Kakak Pembina dan Pelatih banyak 
... bahkan ada yang sampai ikut training course di luar negeri ... tapi kok 
pulang nggak ada yang berhasrat mengembangkan gudep teritorial yah? Ada apa? 
  Bagi saya sekarang mungkin ada 2 solusi ... berdoa dan berusaha agar bisa 
seperti Kak Lita, atau kalo sudah berada di gudep sekolah/universitas ... 
cobalah sedikit membuka perspektif dengan menjadikannya gudep lengkap-terbuka, 
toh itu juga bagian dari pengabdian kepada masyarakat toh ... sehingga tidak 
akan ada lagi anak yang tidak bisa ikut kegiatan Pramuka gara-gara tidak 
sekolah.
   
  Semoga bermanfaat.
  Wassalam,
   
  Ghulam     

megi primagara <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          menurut saya, gudep sekolah baiknya direvisi ulang deh. sudah 
terbukti guru jadi pembina hasilnya sebuah gudep malah vakum. wrong person in 
the wrong place! kamabigus hanyalah sebuah jabatan yang ternyata tidak 
berpengaruh sama sekali bagi perkembangan gudep. 
membentuk gudep teritorial saya rasa perlu juga dibarengi revisi birokrat dalam 
jajaran kwartir. karena percuma kak! di bawah mulai berubah tapi bagian atas 
gak berubah. 

okelah kita fokus ke gudep aja dulu diskusinya....

sebaiknya gudep2 sekolah bergabung saja karena bertahan di pangkalan masing2 
pun percuma hanya punya segelintir anggota. ini tidak mudah kak karena masalah 
birokrasi, egoistik, dll. perlu ada inisiatif entah pengurus atau pembina 
mengajak bergabung. saya pernah mencoba mengajak tapi begitu hasilnya....... 
kepentingan gudep lebih diutamain. 

saya rasa kita bisa memulai dengan melakukan pelantikan gabungan. jangan lagi 
deh acara gudep per gudep jalan masing-masing. 
kwarran harusnya bisa mengakomodir hal ini. masukan dalam rencana tahunan baik 
untuk kwarran atau DKR. hidupkan kembali jambore ranting & jambore cabang. tapi 
lakukan demi menyatukan kembali gudep bukan tujuan lain !

terima kasih

________________________________________________________ 
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! 
http://id.yahoo.com/

[Non-text portions of this message have been removed]



                         

       
---------------------------------
Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke