I'm agree with your opinion, Scout Today, Leader Today and Tomorrow. Regards,
Asa Pada tanggal 17/04/08, untung widyanto <[EMAIL PROTECTED]> menulis: > > Senin, 14 April 2008, saya menyaksikan upacara > pembukaan LPK Nasional di Graha Wisata, Cibubur, > Jaktim. Pembukaan dilakukan Menpora Adyaksa Dault yang > didampingi Ketua Kwarnas Kak Azrul Azwar. > > Pimpinan kursus LPK yang berlangsung sampai 20 April > ini adalah Kak Iqbal, mantan ketua DKN tahun 1990-an > awal. Sementara ketua tim fasilitator, Kak Bambang > Pramuka, mantan Ketua DKD Jawa Timur seangkatan Kak > Iqbal. > > Saya salut dengan Kak Azrul dan Kak Joko Mursito > (Kalemdikanas) yang mempercayakan kursus itu kepada > dua tokoh muda Pramuka. Para pembicaranya juga > hebat-hebat ada Mendiknas dan Gubernur Sultra yang > baru (kabarnya mantan DKD). Pokoknya LPK Nasional 2008 > ini top markotop deh. > > Sebelum Ketua Kwarnas dan Menpora berpidato, Ketua DKN > Kak Rio Ashadi memberi sambutan. Untuk memotivasi > peserta yang merupakan anggota DKD seluruh Indonesia, > Rio berharap para peserta kelak menjadi Menpora. > > Saya khawatir yang ada di benak Kak Rio, juga ada di > pikiran peserta LPK Nasional dan juga pimpinan DKD > seluruh Indonesia. Mengapa saya khawatir ? > > Pertama, motivasi itu menggerakkan orang-orang terbaik > di daerah untuk ramai-ramai ke Jakarta mengejar > jabatan menteri. Kedua, tipe ideal sosok dan > pekerjaan bagi penegak dan pandega adalah > menteri/pejabat negara. > > Ada sejumlah kekeliruan dari cara berpikir dan ambisi > menjadikan peserta LPK sebagai menteri. Pertama, masa > depan Indonesia ada di luar Pulau Jawa/Jakarta. Pulau > ini semakin sesak dan daya dukung ekologisnya terus > merosot. Kedua, sebagian besar perputaran uang > Indonesia ada di Jakarta. Secara ekonomi, politik dan > hankam kondisi ini tidak sehat. > > Ketiga, sejak dasawarsa lalu, non-state actor menjadi > pemain utama di tingkat global. Mereka adalah pebisnis > dan aktivis non-govermental organization (NGO). Di > Indonesia, gejala yang sama juga kelihatan. Peran > pemerintah semakin berkurang dari segi anggaran dan > kekuatan ekonomi dan politik. > > Jadi .... ketimbang mengajak penegak dan pandega > menjadi menteri, mendingan dorong mereka berkarya di > daerahnya. Kemarin saya hadir dalam peluncuran buku > Sukardi Rinakit (teman waktu kuliah). Dia bilang masa > depan Indonesia ada di Papua. Karena potensi SDA-nya > besar, wilayahnya strategis dekat dengan Amerika > Serikat, RRC, Jepang, Korea dan Australia. Jadi ayo > ramai-ramai bantu Kak Amos Asmuruf membangun Bumi > Cendrawasih. > > Ketimbang mendorong T/D jadi menteri, mendingan > bimbing mereka jadi pengusaha atau aktivis NGO di > level civil society. Biarlah kursi parpol dan pejabat > publik dikuasai aktivis organisasi kepemudaan seperti > KNPI, organisasi ekstra kampus dan lainnya. Jangan > sampai ah ada T/D dan alumninya nasibnya seperti Al > Amin Nasution atau Yahya Zaini. > > Buat Rio, adik-adik DKN, DKD, DKC dan DKR atau T/D, > dunia kini berubah cepat [runway world kata Anthony > Giddens]. Jangan melulu berorientasi menjadi pejabat. > Di era globalisasi ini, silahkan bekerja di negeri > lain. > > Oh ya, jika mengadakan LPK atau KPDK di tingkat > nasional, daerah atau cabang, perbanyak pembicara dari > kalangan pengusaha dan civil society. > > Buat Kak Joko, Kak Paulus dan Kak Triyadi yang menjadi > pembicara di LPK Nasional; saya nitip pesan di atas > ya. Terima kasih. Maaf jika ada salah-salah kata. > Salam pramuka. > > __________________________________________________________ > You rock. That's why Blockbuster's offering you one month of Blockbuster > Total Access, No Cost. > http://tc.deals.yahoo.com/tc/blockbuster/text5.com > > [Non-text portions of this message have been removed]