SETIAP saat akan terjadi perubahan. Hari berganti menjadi minggu. Minggu
berganti menjadi bulan. Bulan berganti menjadi tahun. Tidak terasa, kita
telah memasuki Agustus 2008. Bagi bangsa Indonesia, Agustus merupakan bulan
keramat. Bulan tersebut adalah bulan kemerdekaan. Kita tahu, 17 Agustus 1945
dapat dijadikan titik tolak atau tanggal bangkitnya bangsa Indonesia. Bangsa
Indonesia mempunyai kesempatan untuk mengembangkan diri dalam rangka meraih
masa depan yang cerah.

Sudah 63 tahun bangsa Indonesia melewati masa-masa perjuangan mengisi
kemerdekaan. Selama itu tentu banyak suka dan duka yang kita rasakan. Masa 6
3 tahun bukanlah usia yang muda lagi, sudah setengah abad lebih. Menurut
ukuran umur manusia sudah sangat dewasa atau mungkin sudah tua dan cukup
umur.

Kalau kita kaji dan renungkan lebih dalam lagi, kemerdekaan mempunyai
beberapa arti tersendiri, baik secara fisik-material maupun
mental-spiritual. Antara arti yang satu dengan yang lainnya tidka bisa
dilepaskan karena saling berkaitan dan mempengaruhi. Arti kemerdekaan adalah
sebagai berikut.

Pertama, terbebas dari penjajahan bangsa lain atau bangsa asing. Bangsa dan
negara Indonesia yang kita cintai ini bisa terlepas dari kekuasaan
penjajahan dengan pengorbanan yang sangat besar. Darah, jiwa dan raga serta
harta benda yang tak terhingga telah menyatu pada bumi Indonesia, menjadi
saksi berdirinya Republik Indonesia. Betapa besar pengorbanan bangsa
Indonesia demi meraih kemerdekaan.

Kedua, bebas dari rasa takut dan khawatir. Orang dikatakan merdeka apabila
tidak dikungkung atau diliputi perasaan takut, cemas, dan khawatir yang
berkepanjangan. Ia terbebas dari pikiran yang sempit dan pendek.

Seandainya sudah terbebas dari rasa takut akan timbul keberanian,
kreativitas, dan munculnya ide-ide baru. Di sini kemerdekaan merupakan modal
untuk berkembang.

Ketiga, bebas untuk mengemukakan pendapat, baik lisan maupun tulisan.
Kebebasan untuk mengeluarkan pendapat merupakan hak setiap orang. Tentu saja
dalam mengemukakan pendapat harus dilandasi rasa tanggung jawab, menghormati
pendapat orang lain dan tidak asal mengeluarkan pendapat. Dalam mengeluarkan
atau mengemukakan pendapat harus dibarengi kejujuran dan kebenaran. Jangan
sampai mengemukakan pendapat berisi kebohongan dan fitnah.

Keempat, bebas menentukan nasib sendiri. Orang dikatakan merdeka seandainya
bebas untuk memilih dan menentukan jalan hidupnya sendiri. Karena pada
dasarnya, masa depan kita ditentukan oleh diri kita sendiri. Jalan mana yang
akan ditempuh, itu terserah kepada kita, apakah akan menempuh jalan lurus
atau berliku. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, kita tidak dibayangi,
dikendalikan, dan mendapat tekanan dari orang lain. Kehadiran orang lain
sifatnya hanya membantu, memberi saran atau informasi dan memotivsi. Pada
akhirnya apa pun yang akan kita lakukan atau perbuat berpulang kepada diri
kita masing-masing. Ingat, nasib suatu kaum tidak akan berubah kecuali kaum
itu sendiri yang mengubahnya.

Beberapa arti kemerdekaan di atas hendaknya dijadikan bahan renungan dan
introspeksi diri. Apakah kita sudah merasakan kemerdekaan yang sebenarnya?
Jawabannya berpulang kepada diri kita masing-masing. Hati kecil pasti bisa
menjawab. Mungkin seseorang telah merasakan atau menikmati arti kemerdekaan
yang sebenarnya. Atau mungkin hanya kemerdekaan semu.

Pada HUT Kemerdekaan Indonesia tahun ini, marilah kita mulai berbenah diri
dan perbaharui apa yang menjadi kesalahan pada masa silam, jangan kita tiru
dan ulangi lagi. Dengan semangat baru, kita lakukan yang terbaik bagi bangsa
dan negara. Apa yang telah Anda berikan dan lakukan buat negara?

Kemerdekaan yang telah diraih bukan berarti perjuangan berakhir, tetapi
justru perjuangan harus lebih keras lagi dalam rangka mengisi kemerdekaan,
sehingga cita-cita bangsa dapat tercapai. Mengisi kemerdekaan perlu didukung
oleh berbagai komponen atau unsur bangsa. Dengan kata lain, dalam membangun
negara dan bangsa dibutuhkan kerja sama dari semua pihak sesuai dengan
fungsi dan kedudukan atau statusnya.

Kemerdekaan akan terwujud apabila didukung ulama dan cendekiawan yang sarat
dengan ilmu. Ulama dan cendekiawan tempat kita bertanya karena mereka
sebagai orang yang mempunyai ilmu yang luas. Ilmu merupakan senjata dan
modal bagi manusia untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan di dunia dan
di akhirat. Dengan ilmu, hidup menjadi mudah.

Pemerintahan akan berjalan dengan baik apabila ada umara atau pemimpin yang
adil. Siapa pun yang terpilih menjadi pemimpin bangsa hendaknya bersikap
adil, bisa mendengar, merasakan, memahami, dan melakukan yang terbaik bagi
rakyat Indonesia. Pemimpin yang diharapkan yaitu yang bisa mengayomi dan
mempersatukan seluruh rakyat Indonesia.
-- 
Hendry Risjawan
Ka. Trainers Club Indonesia
website: www.trainersclub.or.id
milis: [EMAIL PROTECTED]


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke