irwan riduan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:                             kalau 
memang hanya ribut saja dengn orang tua karena cita-cita saya rasa itu masih 
lebih bagus.
 adik didik saya yang mempunya cita-cita menjadi TNI (kowad) dan sempat menjadi 
komandan upacara di istana negara pada waktu HUT Pramuka beberapa tahun yang 
lalu sekarang harus menyesal semuanya.
 selepas menjadi komandan upacara adik didik saya bersemangat dan saat itu 
kelas 3 SMp makanya dia mendaftar ke SMA dengan harapan cita-citanya terwujud 
karena Kowad mesti SMA IPA bukan IPS. cita-cita setinggi langit namun restu 
orang tua lebih tinggi dari langit.
 orang tuanya tidak setuju dan ia didaftarkan di SMEA dengan harapan mudah 
mencari pekerjaan.
 cita cita hanya tinggal citanya. baru beberpa bulan seklah di SMEA adik didik 
saya tersebut sudah mulai ada perubahan yang memilukan, dia stres dan suka 
berbicara sendiri. setiap datang latihan saya berikan nasehat bahwa sama saja 
sekolah di SMA dan SMEA menjadi TNI (kowad). namun karena keteguhannya bahwa 
dengan sekolah di SMEA cita-citanya sudah dihalng-halangi. 
 yach� begitulah kejadiannya dan ia menjadi orang yang mendapat julukan 
(stres/gila) sudah terus diobati dan sempat normal kembali tetapi karena sudah 
terlanjur menjadi bahan ejekan teman-temannya di rumah akhirnya dia di 
pulangkan ke suatu tempat. (tidak ada kabar berita)
 begitulah orang tua merasa mempunyai pengalaman yang lebih dri anaknya dan 
berharap pengalaman itu menjadi jalan hidupnya.
 bob sadino tidak pernah di tanya cita-citanya apa sewaktu kecil dan tidak ada 
halangan untuk menjadi apa dan sekolah dimana. namun sekarang lihat Bob Sadino 
(saya sempat memawanwancarai beliau.
 
 pencerahan buat kita orang tua. 
 
 ---====
trima kasih sharingnya KAK IRWAN
salam hangat











aji 
<http://www.DreamSMARTer.blogspot.com/>

       

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to