Jika anda koruptor atau mau coba2 korupsi, tapi lolos dari jeratan hukum korupsi
Tirulah langkah PT. Bintang Ilmu dan PT. Albama Group, sebagaimana posting di 
internet dan kliping koran dibawah ini
Jadi sekalian korupsi besar2an.. jangan nanggung
dijamin aman 

Yang jadi korban adalah orang lain, yakni: pegawai dari perusahaan, dinas 
pendidikan dan sekolah yang merupakan konsumen...
Soal aparat hukum... sampai sekarang belum berani tuh menyentuh..
kalau sudah berani tentu akan ada kabar beritanya hehehe

Apa
mungkin menunggu sampai koruptor menghabiskan dana pembangunan sampai
kering kerontang... trus lari keluar negeri atau pulang ke negeri
asalnya
baru nanti aparat hukum seolah ribut...

Soal moral.. wah saya tidak tahu persis ...
terbukti aman2 saja ...
Malahan
selain dinas pendidikan, saat ini PT. Albama Group yang notabene
pemiliknya adalah sama dengan pemilik PT. Bintang Ilmu Group , oleh
Menteri Agama via Departemen Agama ditunjuk sebagai agen tunggal
pengadaan sarana pendidikan untuk departemen agama...
kabar ini benar atau tidak ya...

Kalau benar.. rupanya pengedaran buku porno pada sekolah2/SD di Jawa Tengah 
oleh Bintang Ilmu Group dan Albama Group, meski sudah diungkap secara besar2an 
di media jawa tengah...tidak menjadi pelajaran

kalau
benar.. rupanya pengedaran buku2 yang menghina para pahlawan pada
sekolah2/SD di jawa barat, meski sudah diungkap media disana... tidak
menjadi pelajaran..
Kalau benar... mungkin memang benar adanya 
ungkapan... bahwa silahkan anda korupsi besar2an (jangan kecil2an)..
karena akan aman... soal dosa... kalau sudah didoakan.. dosa akan
habis.. gak ada pengaruhnya lagi dalam kehidupan sekarang dan kehidupan
setelah mati..

Powered by Telkomsel BlackBerry®From: Gatot Murdiyanto <mbi...@yahoo.co.uk>
Date: Sun, 9 Aug 2009 21:48:12 -0700 (PDT)
Subject: surat Bintang ilmu yang berkelit dari korupsi &
 korbankan anak buahnya

Inilah
jawaban saudara Alim Tualeka selaku Direktur Bintang ilmu Group (PT. Albama,
PT. Al Maktabah, PT. Mapan, PT. SPKN dll, Termasuk Intan Pariwara Group
dan Tiga Serangkai Group) ketika pemeriksaan korupsi atas pengadaan
buku & alat peraga untuk program pendidikan dalam DAK2008 yang
disediakan oleh Bintang Ilmu Group ternyata tidak memenuhi specifikasi
minimal yang ditetapkan peraturan perundangan.

Dengan
surat ini yang bersalah atau yang akan dibidik menjadi tersangka adalah
hanya anak buah/agen/pegawai dari Bintang Ilmu Group dan kepala sekolah
serta dinas pendidikan setempat. Karena perlu diketahui, bahwa Miranti
yang disebut dalam surat Bintang Ilmu Group tersebut, adalah merupakan
kepala perwakilan PT. Bintang Ilmu. Tapi begitu ada masalah, maka
dimunculkan sebagai pemilik salah satu CV/agen yang dibentuk oleh PT.
Bintang Ilmu Group

Sedangkan PT. Bintang Ilmu dan PT. Albama
Group yang menyediakan barang yang tidak sesuai specifikasi minimal
sesuai aturan yang berlaku, tetap bebas..

Karena perlu
diketahui, bahwa Miranti yang disebut dalam surat Bintang
Ilmu Group tersebut, adalah merupakan Direktur PT. Bintang
Ilmu. Tapi begitu ada masalah, maka dimunculkan sebagai pemilik salah
satu CV/agen yang dibentuk oleh PT. Bintang Ilmu Group (berita koran
dimana miranti sebagai Direktur Operasional  PT. Bintang Ilmu dan PT.
Albama Group, pernah membuat siaran pers atas nama PT. Bintang Ilmu dan
PT. Albama terlampir dibawah surat ini)

Mungkin
pengalaman penyaluran buku porno ke sekolah dasar di Jawa Tengah, buku
yang menghina pahlawan di Jawa Barat, maupun buku yang sempat heboh
yang menghina Nabi Muhammad (mungkin salah ketik Nabi Muhammad ditulis
Babi Muhammad, tapi kalau salah ketik kok ada disemua halaman?) tidak
pernah menyadarkan dinas pendidikan dan departemen agama yang menunjuk
PT.. Bintang Ilmu Group (sekarang mungkin berubah menjadi Albama Group,
atau nanti berubah menjadi apalagi jika bermasalah atau lari membawa
uang pajak) sebagai distributor tunggal penyedia sarana pendidikan dan
buku2 departemen pendidikan dan departemen agama

Pejabat di
departemen tersebut mungkin lebih mementingkan mendapat upeti dari para
pengusaha Bintang Ilmu Group  yang berdomisili di luar negeri tersebut,
dan mengorbankan kepentingan dunia pendidikan.
padahal bisa saja
pengusaha yang sering berada di Singapore, Taiwan dan juga sering
mengunjungi rumahnya di Australia tersebut memang berusaha memperbodoh
anak didik bangsa Indonesia demi kepentingan negara asalnya.
_____________
--- On Fri, 7/10/09, bintangi...@...com <bintangi...@...com> wrote:
 From: bintangi...@...com <bintangi...@...com>
Subject: Re: Usut Korupsi di Disdik Jatim
Date: Friday, July 10, 2009, 8:28 AM

 Nomor        :    15.005/BI-DIS/V/2009
Lampiran    :
Perihal        :    Pemberitahuan Distributor DAK
 Bermasalah

Kepada Yth.
- Kepala Dinas Pendidikan Nasional Tingkat Kabupaten / Kotamadya
- Mitra / Distributor / Pemasaran PT. Bintang Ilmu
Se – Indonesia


Dengan hormat,

Bersama ini diinformasikan mulai per tanggal 15 Mei 2009, yang bernama di bawah 
ini:

Nama   
              :  Miranti Anggraeni
No. KTP             :  12.13.050.007.591282.178763
Alamat KTP        :  Perum Satelit I/01 Rt. 09 Rw. 04 Desa Sumber Kedawung Kec.
                              Leces, Kab. Probolinggo
Perusahaan        :   CV. Lintang  Nusa / PT. ALBAMA
Lingkup Usaha    :   Distributor Buku dan Alat Peraga
Posisi                 :    Direktur
Alamat                :    Jl. Suyoso No. 46 RT 001 RW 004
       
                      Kel. Sukabumi, Kec. Mayangan, Kota Probolinggo
Telepon/Fax/HP   :    0335-422059 / 081230938777

PT.
Bintang Ilmu  tidak bertanggung jawab atas segala resiko yang
ditimbulkan dikemudian hari atas segala tindakan, perbuatan, akibat
maupun kerugian yang dilakukan oleh yang bersangkutan di atas, bilamana
yang bersangkutan di atas bertindak atas nama pribadi maupun perusahaan
dalam memasarkan produk maupun melakukan transaksi atau penagihan
kepada pemerintah maupun mitra kerja.

Dan perlu disampaikan
bahwa saat ini yang bersangkutan di atas tersangkut perkara pidana
KORUPSI dan atas perbuatan yang dilakukan dan masih memiliki kewajiban
yang harus diselesaikan kepada PT. Bintang ilmu.

Demikian hal
ini disampaikan, terima kasih atas perhatian dan kerja samanya. Semoga
kalayak praktisi dan insan perbukuan di Indonesia menjadi waspada
karenanya.

Hormat Kami,

Jakarta, 15 Mei 2009
PT. Bintang Ilmu


Drs. Basa Alim Tualeka, Msi
Direktur Utama

Tembusan:
-Yth. Kepala Dinas Pendidikan Nasional Tingkat Propinsi
-Yth.. Tim Seleksi DAK Peningkatan Mutu Kab / Kod
-Yth. Kejaksaan Tingkat Propinsi / Kabupaten / Kotamadya
-Yth. Kepala Sekolah Penerima DAK


Jawa Pos 
Radar Banyuwangi 
[ Selasa, 11 November 2008 ] 
Taufik Tersangka DAK 2006 
Penahanan Tunggu Audit BPKP 
 
BANYUWANGI - Terjawab sudah siapa tersangka dugaan korupsi dana alokasi khusus 
(DAK) pendidikan 2007 hingga merugikan Negara Rp 1,6 miliar. Tersangkanya 
adalah Mohamad
 Taufik,
 marketing buku Bumi Asri yang tak lain anak perusahaan 
penerbit Bintang Ilmu. 
Penetapan tersangka itu disampaikan Kapolres AKBP Rahmat Mulyana kepada 
wartawan kemarin. Meski sudah ditetapkan sebagai tersangka, hingga kemarin 
penyidik belum melakukan penahanan terhadap Taufik. Hal ini terkait belum 
tuntasnya pemeriksaan dari tim auditor BPKP (Badan Pemeriksa Keuangan dan 
Pembangunan). 
Diungkapkan, Taufik ditetapkan sebagai tersangka karena terindikasi kuat 
bancakan uang negara dalam proyek DAK 2007. "Lewat pemeriksaan kita simpulkan 
Taufik untuk menjadi tersangka," tandasnya. Ditambahkan, tidak menutup 
kemungkinan tersangka DAK bakal bertambah. ''Salah satu rekan Taufik berinisial 
Fsl belum diperiksa BPKP,'' ujar Kapolres. 
Fsl yang merupakan atasan langsung Taufik saat ini tidak berada di Banyuwangi. 
Menurut informasi dia sedang berada di luar kota. Padahal keterangannya sangat
 
diperlukan dalam
 perkara ini. "Hingga saat ini Fsl belum dimintai keterangan 
BPKP," tandasnya. 
Sementara itu penetapan tersangka kasus DAK 2007 membuat pihak BPKP 
bersemangat. Tim audit asal Surabaya itu kemarin tiba di Kota Gandrung. 
Kedatangan mereka dalam rangka mencari bahan dan data tambahan. Di antaranya 
data tersebut adalah kelengkapan pajak dan bukti pendukung lainnya. 
Sekadar tahu, realisasi DAK Banyuwangi tahun 2007 sebesar Rp 29 miliar 
tiba-tiba menjadi sorotan publik. Ini menyusul adanya dugaan kurupsi pada 
realisasi proyek pemerintah pusat itu. Untuk Banyuwangi ada 118 sekolah yang 
mendapatkan anggaran itu. Rinciannnya per sekolah mendapat jatah Rp 250 juta. 
Untuk fisik Rp 150 juta, sedangkan non fisik Rp 100 juta. Mencium aroma 
ketidakberesan itu, polisi turun tangan. Sejumlah saksi sudah dimintai 
keterangan, termasuk para kasek penerima DAK dan penerbit (rekanan) pengadaan 
buku..
 (nic/aif) 
 
Jawa Pos
Radar Banyuwangi 
[ Kamis, 13 November 2008 ] 
CV Bumi Asri Cuma Rekanan 
Bintang Ilmu Sangkal sebagai Anak Perusahaan 

BANYUWANGI - Langkah penyidik Polres Banyuwangi menetapkan Mohamad Taufik 
sebagai tersangka dugaan korupsi dana alokasi khusus (DAK) pendidikan 2007 
mendapat perhatian sejumlah pihak.

Sorotan di antaranya ditujukan seputar posisi Taufik yang disebut-sebut sebagai 
tenaga marketing pada CV Bumi Asri. Sebelumnya, CV tersebut disebut-sebut 
sebagai anak perusahaan dari Bintang Ilmu.

Direktur Operasional Bintang Ilmu Wilayah Jawa Timur, Miranti menyangkal bahwa 
CV Bumi Asri sebagai anak perusahaan Bintang Ilmu. Dia
 menjelaskan bahwa CV 
tersebut
 hanya merupakan rekanan biasa yang membeli produk DAK dari Bintang 
Ilmu. "Rekanan Bintang Ilmu banyak dalam perdagangan buku. Bumi Asri bukan anak 
perusahaan kita," katanya.

Lebih lanjut Miranti menyatakan dalam kasus yang dialami Taufik pihaknya tidak 
ikut campur. ''Urusan spesifikasi barang  maupun proses penyaluran buku 
sepenuhnya merupakan tanggung jawab rekanan. Karena yang berhubungan dengan 
sekolah adalah rekanan. Bukan tanggung jawab Bintang Ilmu,'' tandas Miranti.. 

Sekadar mengingatkan, penyidik Pidkor Polres Banyuwangi menetapkan status 
tersangka dalam perkara dugaan korupsi dana alokasi khusus (DAK) pendidikan 
2007 hingga merugikan negara Rp 1,6 miliar. Tersangkanya adalah Mohamad Taufik, 
rekanan CV Bumi Asri. Taufik ditetapkan sebagai tersangka karena terindikasi 
kuat bancakan uang negara dalam proyek DAK 2007. (nic/aif)
 





      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke