cahyo_prihartono pendukung taliban dan tukang nujum serta
    berpengetahuan dangkal (dia tidak tahu bahwa al-mushaf itu adalah
    sinonim al-Quran), pendusta, tukang fitnah dan tukang pelintir
    omongan orang, kali ini  cuap-cuap lagi kayak nonok bebek yang
    baru dientotin monyet bonobo. 

    Saya berkata bahwa menurut hadits yang adalah sumber yang
    dipercaya oleh orang Islam, Nabi Muhamamd itu ya bajingan buas
    dan tukang sundelin perempuan. 

    Jadi, bagi orang Islam yang percaya akan hadits sahih itu mereka
    juga kudu menerima bahwa Nabi Muhmmad itu bajingan yang buas,
    kejam lagi keji dan tukang sundelin pempuan. 

    Saya sendiri sih beranggapan bahwa hadits itu MUSTAHIL ada yang
    sahih ....


On 29 Sep 2004, at 15:35, [EMAIL PROTECTED] wrote:

> barusan katanya hadist tuh gak ada yang shohih... kenapa barang tidak
> shohih kamu jadiin bukti fig....???
> 
> 
> "Jusfiq Hadjar" <[EMAIL PROTECTED]> on 09/29/2004 03:36:11 PM
> 
> Please respond to [EMAIL PROTECTED]
> 
> To:    [EMAIL PROTECTED]
> cc:
> 
> Subject:    cahyo_prihartono kudu belajar kepada Batara Guru...(was Re:
>        [islamkristen] KEBIADABAN KRISTEN BELANDA DI ACEH
> 
> 
> 
>     cahyo_prihartono pendukung taliban dan tukang nujum serta
>     berpengetahuan dangkal (dia tidak tahu bahwa al-mushaf itu
>     adalah sinonim al-Quran), pendusta, tukang fitnah dan tukang
>     pelintir omongan orang, kali ini cuap-cuap kayak nonok bebek yang
>     baru dientotin monyet bonobo: dia minta saya menghadirkan bukti
>     omongan saya yang sejak bertahun-tahun telah saya sampaikan
>     diberbagai mailign list ini.
> 
>     Dan juga - dengan lebih lengkap - oleh Batara Guru.
> 
>     cahyo_prihartono ini, seperti juga beberapa orang Islam lain
>     disini kudu belajar kepada Batara Guru....
> 
> 
> 
> 
> On 29 Sep 2004, at 14:31, [EMAIL PROTECTED] wrote:
> 
> >
> > bisakah  jusfig menghadirkan bukti pernyataannya :
> >
> > Nabi bangsat Muhamad tukang sundelin perempuan itu telah melakukan ethnic
> > cleansign terhada orang Yahudi di Yathrib....
> >
> >
> >
> >
> >
> > "Jusfiq Hadjar" <[EMAIL PROTECTED]> on 09/29/2004 02:31:39 PM
> >
> > Please respond to [EMAIL PROTECTED]
> >
> > To:    [EMAIL PROTECTED]
> > cc:
> >
> > Subject:    Re: [islamkristen] KEBIADABAN KRISTEN BELANDA DI ACEH
> >
> >
> >
> >     Orang Belanda sendiri mengakui kebiadaban serdadu Belanda di
> >     Aceh...
> >
> >     Kejujuran yang perlu ditiru oleh orang Islam.
> >
> >     Kapan, orang Islam akan bersedia menggakui dengan jujur bahwa
> >     menurut sumber yang dipercayai oleh orang Islam yaitu al-Mushaf
> >     dan hadits yang  katanya sahih,  Nabi bangsat Muhamad tukang
> >     sundelin perempuan itu telah melakukan ethnic cleansign terhada
> >     orang Yahudi di Yathrib....
> >
> > ========
> >
> >
> > On 28 Sep 2004, at 21:50, Alhamdulillah agamaku paling benar wrote:
> >
> > > Menurut Profesor Henk Schulte Nordholt dari
> > > Universitas Amsterdam, pemerintah kolonial Belanda
> > > berperan besar atas munculnya budaya kekerasan di
> > > Indonesia. Pada 1885-1910 sebanyak 100.000 sampai
> > > 125.000 orang rakyat Indonesia tewas menjadi korban
> > > pemerintah kolonial Belanda. Korban paling banyak di
> > > Aceh. Karena saat itu Belanda mengirimkan pasukan
> > > Marsose (brigade khusus seperti Kopassus) yang
> > > menewaskan 75.000 warga sipil Aceh. Tindakan ini
> > > diambil untuk mempertahankan stabilitas politik dan
> > > keamanan di wilayah jajahan Belanda.
> > >
> > > Kali ini kami dari Forza Islam Enterprise Sdn.Bhd.
> > > akan mengangkat mengenai kebiadaban Kristen Belanda di
> > > Aceh. Selamat membaca.
> > >
> > > Untuk melicinkan niatnya menguasai Aceh, Kristen
> > > Belanda mengajak Inggris untuk menanda tangani suatu
> > > perjanjian dengan Inggris yang isinya: bekas jajahan
> > > Belanda di Afrika (Gold Coast -sekarang Ghana)
> > > diserahkan kepada Inggris dan jajahan Inggris di
> > > Sumatera diserahkan kepada Belanda. Untuk menguasai
> > > seluruh Sumatera jika perlu Belanda akan memerangi
> > > Aceh. Perjanjian ini ditanda tangani tahun 1871.
> > >
> > > Ketika itu seorang anggota Parlemen Inggris Lord
> > > Standley Aderley, seorang bangsawan Inggris telah
> > > membantah dan menolak isi perjanjian itu. Katanya:
> > > "Belanda tidak mempunyai alasan dan tidak mempunyai
> > > sebab untuk menyerang Aceh yang tidak berbuat apa-apa
> > > kepada Belanda. Sekarang Belanda sudah menyerang
> > > Kerajaan Aceh, dan digagalkan. Kejatuhan Aceh akan
> > > menyebabkan kehancuran kemuliaan kita di seluruh Asia
> > > Timur dan Asia Tenggara; kekecewaan besar akan
> > > dirasakan oleh warga Inggris di Asia Tenggara dan oleh
> > > orang-orang Melayu di Malaysia yang kesan baik dari
> > > mereka adalah sangat penting bagi kita.
> > >
> > > Perjanjian baru antara Inggris dengan Belanda ini
> > > bukan saja merusakkan kemuliaan Negara Inggris tetapi
> > > juga merusakkan kepentingan ekonomi kita. Sistem
> > > pemerintahan Belanda di Jawa bukan saja berlawanan
> > > sekali dengan kebebasan perdagangan, tetapi hampir
> > > tidak berbeda dari perbudakan -Belanda menamakannya
> > > "kerja tidak bergaji"- sehingga tidak ada alasan sama
> > > sekali mengapa pemerintah Inggris mau menolong
> > > meluaskan sistem ini sampai ke Sumatera Utara, atau
> > > sekurang-kurangnya mengapa tidak dibuat pengecualian
> > > untuk Aceh, sebab Kerajaan Aceh berhak mengharap kita
> > > tidak melupakan kedaulatannya yang dari zaman
> > > purbalaka, dan sejarah yang gilang-gemilang, sebab
> > > Aceh sudah menjadi suatu kerajaan yang berdaulat
> > > ketika Belanda sendiri masih menjadi satu provinsi
> > > Spanyol"
> > >
> > > Bantahan terhadap perjanjian ini terus dilancarkan
> > > oleh beberapa anggota Parlemen Inggris baik sebelum
> > > dan sesudah meletusnya perang antara Aceh melawan
> > > Belanda, seperti: Thomas Gibson Bowles telah menjawab
> > > dalam Surat kabar LONDON TIMES, 3 Februari, 1874.
> > > Katanya:
> > >
> > > "Perjanjian Belanda-Inggris tahun 1871 sama sekali
> > > tidak dapat membebaskan Pemerintah Inggris dari
> > > kewajibannya menepati janji untuk mempertahankan Aceh
> > > menurut Perjanjian Pertahanan tahun 1819. Maka adalah
> > > suatu pelanggaran umum yang luar biasa dan hina sekali
> > > untuk menolak menepati kewajiban yang timbul dari
> > > Perjanjian yang sudah ditanda tangani itu" (THE TIMES,
> > > London, 3 Februari, 1874, p.10)
> > >
> > > Selanjutnya Surat kabar VANITY FAIR, 12 September,
> > > 1874, telah mengeluarkan tajuk rencana mengenai
> > > Perjanjian Pertahanan Aceh-Inggris yang sudah
> > > dikhianati itu: "Dikatakan bahwa Inggris adalah netral
> > > dalam perang ini, tetapi Belanda dibiarkan menggunakan
> > > wilayah jajahan kita di sini sebagai basis operasi
> > > menyerang Aceh. Jadi Inggris bukan saja tidak membantu
> > > Aceh, sebagai kewajibannya menurut perjanjian, tetapi
> > > ia memberikan kepada Belanda segala bantuan untuk
> > > menaklukan Aceh.
> > >
> > > Sudah pasti ini adalah puncak dari pengkhianatan. Dan
> > > Perdana Menteri baru, Tuan Disraeli, sesudah menyela
> > > Perdana Menteri yang lama, Tuan Gladstone, dalam
> > > perkara ini, sekarang dia sendiri berbuat demikian:
> > > membantu Belanda menundukkan Aceh. Walaupun demikian
> > > masih banyak orang menyangka bahwa dalam demokrasi
> > > semua dapat diperbaiki dan diubah dengan menggantikan
> > > satu Kabinet dengan Kabinet baru, partai Pemerintah
> > > dengan Oposisi. Suatu bangsa sudah menjadi rendah
> > > sekali apabila ia tidak perduli lagi kepada
> > > kehormatannya dan kepada perkara-perkara seperti ini."
> > >
> > > "Perkara kenyataan dalam soal ini tidak mungkin ada
> > > perdebatan: sebab semuanya adalah terang-benderang.
> > > Inggris terikat dengan Perjanjian Pertahanan untuk
> > > mempertahankan Aceh. Mula-mula Lord Granville berusaha
> > > menolak perjanjian itu. Lord Debry, yang seharusnya
> > > memperbaiki nama negerinya dan bangsanya tetapi
> > > berbuat sebagai orang-orang yang digantinya. Mereka
> > > adalah pantas menjadi Menteri-menteri dari suatu
> > > bangsa yang sudah hilang perasaan kehormatannya".
> > >
> > > Berkaitan dengan fakta-fakta yang telah disebutkan
> > > diatas, maka pada tanggal 26 Maret 1873, Gubernur
> > > Hindia Belanda yang berpusat di Jawa, menyatakan
> > > perang kepada Sultan Mahmud Shah yang dilengkapi
> > > dengan "Ultimatum" yang berisi:
> > >
> > > -1- Aceh menyerah kalah dengan tanpa syarat;
> > > -2- Turunkan Bendera Aceh dan kibarkan bendera Belanda
> > > warna merah, putih biru;
> > > -3- Hentikan perbuatan berpatroli di Selat Melaka;
> > > -4- Serahkan kepada Belanda sebagian Sumatera yang
> > > berada dalam lindungan Sultan Aceh;
> > > -5- Putuskan hubungan diplomatik dengan Khalifah
> > > Osmaniyah di Turki.
> > >
> > > "Ultimatum" ini ditolak mentah-mentah oleh Sultan
> > > Aceh, maka terjadilah perang melawan Belanda pada 4
> > > April 1873. Pada tanggal 26 Maret 1873, kerajaan
> > > Belanda mengeluarkan Pernyataan perang dengan resmi
> > > atas kerajaan Aceh.
> > >
> > > Maka pasukan Kristen Belanda dibawah pimpinan Jendral
> > > J.H.R Kohler pada tanggal 5 April 1873 mulai menyerang
> > > Aceh. Pasukan Belanda memusatkan serangannya pada
> > > Masjid Raya Baiturrahman. Setelah pertempuran
> > > berlangsung beberapa lama, Masjid Raya Baiturrahman
> > > terbakar dan dapat dikuasai Belanda.
> > >
> > > Dalam pertempuran tersebut Jendral Kohler tewas.
> > > Meskipun Masjid Raya Baiturrahman dapat dikuasai
> > > Belanda, namun hal itu tidak berlangsung lama. Belanda
> > > semakin terdesak dan pergi meninggalkan Aceh pada
> > > tanggal 29 April 1873.
> > >
> > > Namun kemudian Belanda datang lagi. Kedatangan kembali
> > > Belanda ke Aceh dipimpin oleh Jendral J.Van Swieten.
> > > Belanda berhasil menguasai istana dan dijadikan daerah
> > > pertahanan.
> > >
> > > Walaupun istana dapat dikuasai Belanda, namun
> > > perlawanan rakyat Aceh terus berlangsung. Di bawah
> > > pemimpin-pemimpin Aceh seperti Panglima Polim, Teungku
> > > Cik Di Tiro, Teuku Ibrahim, Cut Nya Dien, Teuku Umar
> > > dll, rakyat Aceh terus berperang melawan kedzaliman
> > > dan penjajahan Kristen Belanda.
> > >
> > > Bagaimana peperangan itu terjadi, dituliskan oleh
> > > LONDON TIMES, pada 22 April 1873 sebagai berikut:
> > > "Suatu kejadian yang luar biasa dalam sejarah
> > > penjajahan baru sudah terjadi di kepulauan Melayu,
> > > Suatu kekuatan Eropa yang besar sudah dikalahkan oleh
> > > tentara anak negeri, tentara Kerajaan Aceh. Rakyat
> > > Aceh sudah mencapai kemenangan yang menentukan. Musuh
> > > mereka bukan saja sudah kalah tetapi dipaksa lari"
> > >
> > > Surat Kabar THE NEW YORK TIMES, 6 Mei, 1873 menulis:
> > > "Suatu pertempuran bertumpah darah sudah terjadi di
> > > Aceh. Serangan Belanda sudah ditangkis dengan
> > > penyembelihan besar-besaran terhadap tentara Belanda.
> > > Panglima Belanda sudah dibunuh dan tentaranya lari
> > > lintang-pukang. Kekalahan Belanda itu dianggap hebat
> > > sekali dan ini terbukti dengan terjadinya debat yang
> > > hebat dalam Parlemen Belanda di Den Haag, dimana
> > > seorang anggota Parlemen sudah menyatakan bahwa
> > > kekalahan di Aceh ini adalah permulaan dari kejatuhan
> > > kekuasaan Belanda di Dunia Timur"
> > >
> > > Dari rangkaian peristiwa inilah sehingga New York
> > > Times, 15 Mei 1873 menulis bahwa: "Now the Achehnese
> > > education of the present generation of Christendom may
> > > be said to have fairly begun"
> > >
> > > Sudah tentu ulasan New York Times, didasarkan kepada
> > > fakta sejarah yang dilengkapi dengan bukti-bukti
> > > kukuh. Walaupun ulasan tersebut dalam rangka menyambut
> > > kemenangan tentara Aceh melawan serdadu Belanda dalam
> > > perang Aceh, pada 4 April 1873, namun jauh sebelum itu
> > > orang Aceh memang sudah dikenal mahir berperang,
> > > terutama dalam kurun waktu abad ke-16 sampai 17.
> > >
> > > Kemudian pada 24 Desember, 1873, Belanda kembali
> > > menyerang Aceh dengan mengerahkan serdadu upahannya
> > > dari Jawa, Madura, Sunda dan Maluku. Mereka juga
> > > menyewa ribuan penjahat dari Penjara Swiss, Prancis
> > > dan termasuk penjahat dari Afrika untuk dikerahkan
> > > mempertaruhkan nyawa mereka di Aceh.
> > >
> > > Setelah terjadinya perang periode ke II ini, maka
> > > perang melawan Kristen Belanda tidak berhenti sampai
> > > kemudian Belanda melarikan diri dari Aceh tahun 1942.
> > > Belanda keok di Aceh!
> > >
> > > Pada tahun 1879 Belanda menyerbu Aceh dari segala
> > > penjuru dan akhirnya berhasil menguasainya. Namun
> > > demikian, daerah-daerah hutan dan pegunungan masih
> > > dikuasai rakyat Aceh. Teuku Ibrahim memimpin perang
> > > gerilya. Dalam suatu serbuan terhadap pos Belanda,
> > > Teuku Ibrahim gugur. Teuku Ibrahim meninggalkan
> > > seorang istri yang bernama Cut Nya Dien.
> > >
> > > Perjuangan diteruskan oleh Teuku Umar. Ia masih
> > > kerabat Teuku Ibrahim. Kemudian Teuku Umar mengawini
> > > Cut Nya Dien dan bersama-sama berjuang melawan
> > > kafir-kafir kolonialis Belanda. Ingat kalau kita
> > > menonton film "Tjoet Njak' Dhien" arahan sutradara
> > > Eros Djarot yang dibintangi oleh Christine Hakim, Cut
> > > Nya Dien selalu menyebut "kape-kape" untuk menyebut
> > > tentara-tentara Belanda. "Kape-Kape" maksudnya adalah
> > > KAFIR-KAFIR.
> > >
> > > "Kini kami sibuk memuat hewan-hewan denda penduduk.
> > > Sungguh-sungguh hal yang memalukan kita. Gubernur
> > > memerintahkan supaya rumah-rumah besar di
> > > kampung-kampung dibakar jika penduduk tidak membayar
> > > denda. Tadinya ia menginginkan supaya penduduknya
> > > ditembak mati saja, tetapi perintah itu telah kami
> > > protes...,"
> > >
> > > Itulah bagian dari kutipan surat seorang opsir muda
> > > Belanda yang cemerlang, ditujukan kepada istrinya yang
> > > berada jauh di Belanda. Ditulis di sebuah bivak di
> > > kawasan Hutan Tamun tanggal 25 April 1897. Sebagai
> > > Kepala Staf Divisi XII Marsose, opsir yang bernama Van
> > > Daalen itu sedang memimpin pasukannya mengejar Teuku
> > > Umar di Aceh Barat.
> > >
> > > Sebagai bagian dari pasukan elite Belanda, Van Daalen
> > > terpaksa melaksanakan perintah yang mirip perampokan
> > > itu. Di kantung-kantung gerilya, mereka membakar
> > > rumah-rumah penduduk, memusnahkan tanaman di kebun,
> > > agar penduduk tidak punya tenaga lagi untuk melakukan
> > > perlawanan.
> > >
> > > Penduduk kampung atau pemukim yang terbukti memberi
> > > tempat berlindung bagi pejuang Aceh, dikenakan denda
> > > mencekik leher. Kenegerian Lhong, masih di Aceh Barat,
> > > misalnya, didenda 30.000 gulden karena Teuku Umar
> > > sempat bersembunyi di sana. Suatu angka yang mustahil
> > > bisa dipenuhi penduduk miskin di kenegerian itu. Ini
> > > artinya, rumah mereka akan dimusnahkan berikut tanaman
> > > di ladang. Sedang ternak disita.
> > >
> > > Namun, Van Daalen yang kelak menjadi gubernur, malah
> > > mendapat julukan si jagal yang kejam. Ia adalah
> > > pejabat yang terbengis selama penjajahan kolonial di
> > > Aceh. Van Daalen menggerakkan segala mesin perang,
> > > karena Kerajaan Belanda memerintahkannya untuk
> > > memenangkan perang ini secepat mungkin. Belanda baru
> > > kemudian sadar mereka terperangkap dalam perang
> > > berkepanjangan, yang nyaris membuat bangkrut kas
> > > Hindia Belanda.
> > >
> > > Kekerasan dihadapi dengan kekerasan, itulah motto Van
> > > Daalen. Perlawanan Aceh hanya akan berakhir jika
> > > dihadapi dengan superioritas militer. Mayat-mayat
> > > kemudian bergelimpangan di sana-sini. Benar bahwa
> > > tahun 1913, atau setelah 40 tahun perang, Aceh
> > > berhasil ditaklukkan, tetapi bukan berarti perang
> > > sudah usai.
> > >
> > > Kurang lebih 10.000 prajurit Belanda tewas dalam
> > > Perang Aceh. Belanda mengerahkan kekuatan maksimum.
> > > Invasi pertama saja tiba dengan 5.000 personel, suatu
> > > jumlah yang amat besar untuk masa itu. Bagi Belanda,
> > > Perang Aceh merupakan pengalaman pahit. Itu sebabnya
> > > hanya Aceh, di luar Pulau Sabang, satu-satunya daerah
> > > yang tidak dijamah Belanda ketika kembali ke Indonesia
> > > dengan menumpang Sekutu seusai PD II.
> > >
> > > Peperangan yang panjang dan melelahkan ini telah
> > > mengorbankan ratusan ribu nyawa manusia dari kedua
> > > belah pihak. Demikian juga dengan dana perang yang
> > > sangat besar dikeluarkan oleh Belanda, sehingga
> > > menyebabkan semua perusahaan-perusahaan sebagai sumber
> > > ekonomi Belanda terpaksa gulung tikar sebagai
> > > konsekuensi logis dari perang yang dahsyat dan paling
> > > lama dalam sejarah mereka.
> > >
> > > Bagi Belanda segalanya sudah menjadi tidak terkendali.
> > > Seorang penulis sejarah Belanda mengatakan: "Bangsa
> > > Belanda dan negeri Belanda tidak pernah menghadapi
> > > satu peperangan yang lebih besar daripada peperangan
> > > dengan Aceh. Menurut kurun waktunya, perang ini dapat
> > > dinamakan perang delapan puluh tahun. Menurut
> > > korbannya -1ebih seratus ribu orang yang mati- perang
> > > ini adalah suatu kejadian militer yang tidak ada
> > > bandingannya dalam sejarah bangsa Belanda.
> > >
> > > Untuk negeri dan bangsa Belanda, perang Aceh itu lebih
> > > daripada hanya pertikaian militer: "selama satu abad
> > > inilah persoalan pokok politik internasional, politik
> > > nasional, dan politik kolonial Belanda". Paul Van' t
> > > Veer, De Acheh Oorlog, Amsterdam, 1969, p.10.
> > >
> > > Rakyat Aceh tidak dapat dikalahkan Belanda dengan
> > > pendekatan militeristik, sebab bangsa Aceh memandang
> > > perang melawan Belanda sebagai perang suci -jihad
> > > fisabilillah- yang bermakna orang Aceh akan
> > > berlomba-lomba untuk mati syahid menggempur musuh yang
> > > dirangsang dengan aqidah Islam yang sudah masuk ke
> > > dalam tulang sumsumnya. Itulah sebabnya perang ini
> > > telah melibatkan semua lapisan masyarakat, tidak
> > > terkecuali kaum wanitanya.
> > >
> > > Para Ulama telah menghembuskan roh jihad dalam perang
> > > ini. Tengku Thjik di Tiro Muhammad Saman telah
> > > memimpin peperangan ini dan diikuti oleh bangsa Aceh
> > > serta keluarga di Tiro yang lain sampai kepada Tengku
> > > Tjhik Maat di Tiro yang mati syahid dalam satu
> > > peperangan di Alue Bhôt, Pidië, tahun 1911.
> > >
> > > Perang terus merebak ke seluruh Aceh. Tengku Mata Ië
> > > bersama pasukannya berjuang di sektor Aceh Besar;
> > > Tengku Tapa bersama pasukannya berjuang di sektor
> > > Timur; Tengku Paja di Bakông bersama pasukannya
> > > berjuang di sektor Utara; Tjut Ah dan Tengku di Barat
> > > bersama pasukannya berjuang di sektor Barat-selatan;
> > > Pang Jacob, Pang Bedel dan Pang Masém berjuang di
> > > sektor Tengah; Panglima Tjhik bersama pasukannya
> > > berjuang di sektor Tenggara. Akhirnya, pada tahun 1942
> > > Belanda angkat kaki dari bumi Aceh dalam keadaan hina.
> > >
> > >
> > > Setelah itu Belanda kapok dan tidak pernah berani lagi
> > > menginjak Aceh. Ketika tahun 1946-1948 Belanda kembali
> > > dan telah menduduki seluruh wilayah Indonesia, mereka
> > > tidak mau terperangkap kembali di Aceh. Keadaan di
> > > Aceh persis seperti dikatakan oleh seorang penulis
> > > Belanda. "sesudah tahun 1945 pemerintah Belanda tidak
> > > kembali lagi ke Aceh, pada ketika aksi-aksi militer
> > > tahun 1946-1947, ketika bagian-bagian besar Sumatera
> > > diduduki tidak dilakukan upaya untuk menembus sampai
> > > ke Aceh. Di bagian satu-satunya dari Indonesia inilah
> > > antara tahun 1945 dan 1950 merdeka sudah menjadi
> > > kenyataan." (Paul Van 't Veer. Perang Acheh, hal.254).
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > __________________________________
> > > Do you Yahoo!?
> > > New and Improved Yahoo! Mail - Send 10MB messages!
> > > http://promotions.yahoo.com/new_mail
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > Yahoo! Groups Links
> > >
> > >
> > >
> > >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Yahoo! Groups Links
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > __
> > This email has been scanned for Viruses and Spam.  For more information
> > please contact your local Information Security representative.
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > __
> > IMPORTANT NOTICE:
> > This email may be confidential, may be legally privileged, and is for the
> intended recipient only
> .
> > Unauthorised access, disclosure, copying, distribution, or reliance on
> any of it by anyone else i
> s prohibited and may be a criminal offence.
> > Please delete if obtained in error and email confirmation to the sender.
> >
> >
> >
> >
> > Yahoo! Groups Links
> >
> >
> >
> >
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> __
> This email has been scanned for Viruses and Spam.  For more information
> please contact your local Information Security representative.
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> __
> IMPORTANT NOTICE:
> This email may be confidential, may be legally privileged, and is for the intended 
> recipient only
.
> Unauthorised access, disclosure, copying, distribution, or reliance on any of it by 
> anyone else i
s prohibited and may be a criminal offence. 
> Please delete if obtained in error and email confirmation to the sender.
> 
> 
> 
>  
> Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 
>  
> 
> 




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
$9.95 domain names from Yahoo!. Register anything.
http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/uTGrlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke