http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0105/23/0102.htm

 Seharusnya tidak Perlu Ada UAN Lagi
Federasi Guru Merasa Kecewa pada Mendiknas
JAKARTA, (PR).-
Federasi Guru Independen Indonesia (FGII) menyesalkan sikap Menteri Pendidikan 
Nasional yang tidak konsisten karena tetap akan melaksanakan Ujian Akhir 
Nasional (UAN) pada tahun pelajaran 2004-2005.

"Di dalam pertemuan dengan koalisi pendidikan di mana FGII termasuk di 
dalamnya, Mendiknas Bambang Sudibyo menyatakan tahun pelajaran 2004-2005 tidak 
ada lagi UAN," kata Sekjen FGII, Hartono didampingi Ketua Divisi Humas FGII, 
Iwan Hermawan di Jakarta, Sabtu (22/1).

Pada pertemuan yang diselenggarakan tanggal 28 Oktober 2004 di ruang sidang 
Depdiknas itu, Mendiknas juga menegaskan bahwa UAN akan diganti dengan ujian 
seleksi masuk sekolah nasional untuk siswa siswa unggulan yang jumlahnya hanya 
15 persen dari jumlah keseluruhan siswa.

Padahal, katanya, Komisi X DPR RI pada pertemuan 24 November 2004 juga 
menyatakan tidak setuju dengan UAN karena bertentangan dengan UU No. 20 tahun 
2004 tentang Sistem Pendidikan Nasional. "Komisi X juga sepakat tidak akan 
menyetujui apabila pemerintah menganggarkan untuk biaya UAN dalam APBN 2005," 
kata Hartono yang berharap DPR tetap konsisten dengan keputusannya itu. 

FGII menolak pelaksanaan UAN karena hanya menghamburkan biaya serta menjadi 
ajang kolusi dan korupsi bagi segelintir pihak yang terlibat dalam berbagai 
pengadaan terkait UAN itu.

Selain itu, UAN memacu terjadinya komersialisasi di sekolah. Dia mencontohkan 
adanya sejumlah SMP negeri yang sudah memungut dana dari Rp 175 ribu sampai Rp 
350 ribu serta memanggil pengajar dari berbagai lembaga bimbingan belajar 
sekadar melatih siswa mengerjakan soal-soal UAN sehingga kepercayaan terhadap 
guru di sekolah tersebut hilang.

"Dari tingkat sekolah hingga Mendiknas akan melakukan hal apa pun untuk 
menghindari malu apabila banyak siswa yang tidak lulus mulai dari konversi 
nilai, negosiasi nilai, bahkan ada laporan dari beberapa guru di sekolah untuk 
membentuk tim sukses dari berbagai guru mata pelajaran yang di UAN kan agar 
para siswa dapat lulus dengan cara memodifikasi hasil pekerjaan siswa," kata 
dia.

Iwan menambahkan bahwa UAN bertentangan dengan prinsip Kurikulum 2004 karena 
hanya berorientasi kepada pencapaian nilai kognitif saja sementara seharusnya 
evaluasi siswa dilakukan secara komprehensip yaitu penilaian semua aspek baik 
kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (praktik) 

"UAN yang selama ini dilakukan juga tidak memberikan kontribusi sepenuhnya 
terhadap peningkatan SDM dan moralitas bangsa Indonesia," kata Iwan.

FGII menyarankan solusi untuk mengukur mutu pendidikan nasional dapat dilakukan 
melalui Uji Penilaian Mutu Pendidikan Nasional (UPMPN) yang mengambil beberapa 
sampel dari beberapa wilayah di Indonesia tanpa dikaitkan dengan persyaratan 
kelulusan. "Cara ini juga tidak perlu dilakukan setiap tahun sehingga tidak 
terlalu menggunakan biaya yang besar dan pelaksanaan ujian diserahkan saja 
kepada sekolah," kata Iwan. (A-78)***


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
What would our lives be like without music, dance, and theater?
Donate or volunteer in the arts today at Network for Good!
http://us.click.yahoo.com/pkgkPB/SOnJAA/Zx0JAA/uTGrlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Reply via email to