http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=153238

 Senin, 24 Jan 2005,

Utang Baru tanpa Korupsi


Negara-negara donor Indonesia yang bergabung dalam CGI (Consultative Group on 
Indonesia) menyetujui utang baru ke pemerintah Indonesia USD 2,8 miliar. Selain 
utang, masih ada hibah khusus untuk recovery Aceh USD 1,7 miliar.

Tetapi, kali ini, persetujuan utang masih disertai syarat khusus berupa 
keharusan pemerintah RI agar utang tersebut tidak bocor karena korupsi. 
Pemerintah juga diminta lebih serius dan keras memberantas illegal logging 
(perdagangan kayu ilegal). Dan, kali ini, negara anggota CGI yang bersuara 
cukup keras agar Indonesia lebih serius memberantas korupsi adalah Belanda.

Syarat yang dilontarkan CGI itu bukan hal baru. Setiap utang baru dikucurkan 
melalui sidang CGI, embel-embel agar pemanfaatan utang disertai pelaksanaan 
good and clean governance selalu dilontarkan negara-negara anggota tetap CGI.

Namun, tetap terjadinya bebas korupsi serta good governance sulit diwujudkan. 
Dengan kata lain, utang demi utang baru RI tetap bisa dikorupsi. Masih saja 
bocor di sana-sini.

Kini sedikit berbeda. Pemerintah lebih nyata memberantas korupsi. Setidaknya, 
upaya memberantas korupsi diperlihatkan lebih kuat. Ada bukti nyata, bukan 
hanya wacana. Meski, hasilnya belum tentu bisa dirasakan dalam waktu dekat.

Misalnya, banyak mantan anggota dan mantan pimpinan dewan di daerah atau bahkan 
wakil rakyat yang sedang menjabat serta sejumlah bupati, wali kota, dan 
gubernur yang sedang diadili karena diduga bertindak pidana merugikan uang 
rakyat.

Jika CGI masih mengaitkan piutang baru dengan pemberantasan korupsi, seharusnya 
ikhtiar pemberantasan korupsi yang kini sedang dilakukan pemerintah perlu 
dicatat.

Mungkin, pemberantasan korupsi yang baru bisa menyentuh pejabat negara di 
tingkat kedua dan ketiga dalam struktur birokrasi itu belum sebanding dengan 
luasnya belantara tindak pidana korupsi di negeri ini.

Meski demikian, CGI perlu mencatat, upaya menciptakan pemerintahan yang bersih 
dan bebas korupsi yang digalakkan saat ini merupakan langkah nyata yang positif.

Bagi pemerintah, masih dikaitkannya persetujuan utang baru dengan keharusan 
bebas korupsi juga perlu dianggap sebagai pengawasan yang berasal dari 
masyarakat internasional. Harus bekerja lebih keras. 

Artinya, upaya menciptakan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi tidak 
cukup berupa tindakan hukum terhadap para pejabat negara yang diduga korup. 
Selain itu, menciptakan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi harus 
mencakup serangkaian program politik yang terorganisasi secara baik untuk 
menciptakan transparansi serta akuntabilitas publik.

Tanpa transparansi dan akuntabilitas publik dalam menjalankan mekanisme serta 
roda pemerintahan, pemberantasan korupsi bakal cenderung gali lubang tutup 
lubang. Setelah diberantas, tindakan korup itu tidak segera berhenti, melainkan 
bersemai dan tumbuh subur lagi.



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Has someone you know been affected by illness or disease?
Network for Good is THE place to support health awareness efforts!
http://us.click.yahoo.com/rkgkPB/UOnJAA/Zx0JAA/uTGrlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Reply via email to