http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0105/25/02.htm

TAJUK RENCANA Selasa, 25 Januari 2005

Kontroversi UAN

-- Mendiknas, serta otoritas pendidikan lainnya, semoga tidak akan pernah 
lupa bahwa lembaga pendidikan adalah sarana konkret dari idealisasi 
masyarakat tentang nilai-nilai kehidupannya.
KEPUTUSAN pemerintah tentang ujian akhir nasional (UAN) tahun 2005 mendapat 
reaksi dari Federasi Guru Independen Indonesia (FGII). Intinya FGII merasa 
kecewa terhadap keputusan Mendiknas yang dianggap tidak konsisten dengan 
kata-katanya sendiri. Dalam pertemuan dengan koalisi guru tanggal 28 Oktober 
2004, Mendiknas menyatakan pada tahun ajaran 2004-2005 tidak akan ada UAN.
FGII juga menyatakan pandangannya yang kritis tentang penyelenggaraan UAN 
selama ini. Jika hasil UAN menunjukkan banyak siswa yang tidak lulus, 
sekolah akan melakukan segala cara untuk "memperbaikinya". Soalnya, bukan 
hanya siswa yang bersangkutan, sekolah pun akan malu jika banyak yang tidak 
lulus. Salah satu caranya, dengan memodifikasi nilai.
Selain itu penyelenggaraan UAN juga memerlukan biaya yang tidak sedikit. 
Dalam pandangan FGII, UAN sudah menjadi ajang kolusi dan korupsi bagi 
segelintir orang. Tidak sedikit sekolah yang memungut biaya ekstra untuk 
menyelenggarakan pelajaran tambahan di luar jam sekolah.
FGII adalah sebuah wadah yang dibentuk untuk menampung berbagai aspirasi 
para guru. Mereka tahu persis bagaimana kondisi sekolah sehari-hari. Maka 
pendapatnya tentang UAN menjadi sangat menarik. Bagaimanapun, yang 
disampaikan FGII itu merupakan informasi orang dalam yang tahu persis 
keadaan (sekolah) yang sebenarnya sehingga informasinya sangat berharga.
Masyarakat sendiri sebenarnya sudah sejak lama melihat proses dan 
penyelenggaraan pendidikan kita tidak sejalan dengan harapannya. Sekolah 
sudah bukan lagi sebuah lembaga pendidikan yang bebas dari tekanan-tekanan 
yang berdampak negatif. Komersialisasi sekolah sudah menjadi-jadi. Uang 
sekolah menjadi beban yang sangat berat. Demikian juga dengan buku-buku 
wajib yang secara paksa harus dibeli lewat sekolah dengan harga yang kelewat 
tinggi (karena di dalamnya sudah termasuk jatah komisi) sementara mutunya 
tidak bisa dijamin.
Sayangnya, dalam keadaan seperti itu masyarakat tidak bisa berbuat banyak. 
Protesnya tidak memperoleh respons yang wajar. Suara-suara itu seperti 
hilang ditelan angin begitu saja. Penyelenggara pendidikan sendiri tidak 
terusik. Mereka sangat paham bahwa tidak mungkin masyarakat melepaskan 
kebergantungannya pada lembaga pendidikan. Akibatnya, pendidikan pun 
diselenggarakan dengan sikap semena-mena sesuai keinginan dan kebutuhan si 
penyelenggaranya sendiri.
Setelah cukup lama lembaga pendidikan kita dikelola secara otoriter, kini 
saatnya pihak-pihak lain pun diajak dan diberi peran untuk berpartisipasi. 
Sekeras apa pun kritik masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan, tentu 
bermuara pada satu tujuan, menginginkan agar proses dan hasilnya lebih baik 
dan lebih partisipatif. Lebih baik dalam arti kualifikasi lulusannya yang 
objektif dan tidak manipulatif; partisipatif dalam arti memberikan ruang 
yang cukup sehingga masyarakat merasa dilibatkan. Selama ini masyarakat 
hanya dilibatkan dalam menanggung beban-bebannya.
Pandangan kritis FGII terhadap penyelenggaraan UAN merupakan salah satu 
bentuk partisipasi sebagaimana kita sebutkan di atas. Tentu akan muncul 
partisipasi-partisipasi lain dari masyarakat. Mendiknas serta otoritas 
pendidikan lainnya, semoga tidak akan pernah lupa bahwa lembaga pendidikan 
adalah sarana konkret dari idealisasi masyarakat tentang nilai-nilai 
kehidupannya. Ketika terjadi kekacauan nilai, masyarakat hanya akan melirik 
pada dua rujukan, pendidikan dan agama. Janganlah "bangunan kesucian" itu 
diperdangkal dengan sikap-sikap yang picik sebagaimana telah terjadi sebelum 
ini.***




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Has someone you know been affected by illness or disease?
Network for Good is THE place to support health awareness efforts!
http://us.click.yahoo.com/rkgkPB/UOnJAA/Zx0JAA/uTGrlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Reply via email to