Kompas Rabu, 16 Februari 2005 Pendidikan Gratis Memang Wajib Tersedia - Tanpa Bedakan Kaya dan Miskin
Jakarta, Kompas - Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen, pemerintah memang sudah seharusnya menanggung biaya pendidikan bagi semua warga negara tanpa membedakan antara si kaya dan si miskin. Karena itu, penyediaan sekolah gratis bagi semua warga negara jauh lebih mendasar ketimbang pemberian subsidi silang kepada siswa dari kalangan miskin. Demikian pendapat guru besar Universitas Sarjanawiyata Perguruan Taman Siswa Prof Dr Ki Supriyoko, pengamat pendidikan Darmaningtyas, dan aktivis Koalisi Pendidikan Lodi Paat, Selasa (15/2). Ketiganya menanggapi rencana pengalihan dana kompensasi bahan bakar minyak (BBM) berupa pembebasan pendidikan kepada siswa yang berasal dari keluarga miskin. Sebelumnya, Ketua Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) Muhammad Ikhsan menggagas bahwa penyaluran dana kompensasi BBM tersebut hendaknya menjamin bahwa semua anak usia sekolah dari kalangan miskin terbebaskan dari biaya pendidikan. Agar sinergi dengan Program Wajib Belajar 9 Tahun, prioritas utamanya adalah jenjang SD-SLTP (Kompas, 15/2). Supriyoko dan Lodi Paat menegaskan, sangat tidak relevan jika program dana kompensasi BBM dikait-kaitkan dengan wajib belajar. Sebab, tanpa dana kompensasi BBM pun pemerintah memang sudah seharusnya membiayai pendidikan dasar sembilan tahun (SD-SLTP). Hal itu sesuai dengan Pasal 31 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 (perubahan keempat tahun 2002) yang berbunyi: (1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Pasal 31 UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) juga menegaskan: (1) Setiap warga negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajib belajar. (2) Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya. Supriyoko mengingatkan bahwa kata "setiap warga negara" dalam UUD 1945 dan UU Sisdiknas tidak membedakan siswa yang kaya dan miskin. Semua siswa pada satuan pendidikan jenjang sekolah dasar-sekolah lanjutan tingkat pertama (SD-SLTP) harus menerima layanan pendidikan gratis dengan mutu yang sama. "Jangan karena mentang-mentang pendidikannya gratis, gurunya lantas mengajar asal-asalan," ujar Supriyoko. Dia mengingatkan, pemerintah di semua negara yang telah mencanangkan program wajib belajar harus membebaskan biaya pendidikan jenjang SD-SLTP dengan segala risikonya, tanpa memilah-milah negeri atau swasta. Terkait dengan itu, Lodi Paat memberi contoh, "Negara miskin seperti Vietnam saja mampu menggratiskan wajib belajar bagi warganya. Kenapa Indonesia yang relatif kaya tidak bisa?" Pengalihan tanggung jawab Lodi Paat menilai dana kompensasi BBM untuk pendidikan sebetulnya hanyalah bentuk pengalihan tanggung jawab negara kepada warganya dalam membiayai pendidikan. Sebab, biaya yang mestinya ditanggung negara dicoba dikompensasikan dalam kebijakan pengurangan subsidi harga BBM, di mana orang kaya digiring membiayai pendidikan bagi orang miskin. Berkait dengan itu, Darmaningtyas mengusulkan agar diterapkan kebijakan pajak progresif. Maksudnya, orang kaya wajib membayar pajak setinggi-tingginya, tetapi harus diimbangi dengan pelayanan publik memadai dan aparatur negara yang jujur. Sebagai bagian dari pelayanan publik, sekolah hendaknya terbuka bagi orang miskin dan orang kaya. Orang kaya dan orang miskin harus bisa bersekolah secara inklusi dalam satu sekolah. "Anak orang kaya ingin mendapat tambahan ilmu pengetahuan, silakan mendapatkan pelajaran ekstra di luar sekolah. Jangan sampai anak orang kaya tersebut meminta sekolah yang inklusi memberikan pelajaran tambahan khusus kepada dirinya dengan membayar sejumlah dana tertentu," katanya. Darmaningtyas menilai, maraknya fenomena anak orang kaya berkumpul dan bersekolah di lembaga khusus dan makin tersisihnya anak orang miskin di lembaga tertentu berpotensi menimbulkan pergesekan sosial. (NAR) ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> What would our lives be like without music, dance, and theater? Donate or volunteer in the arts today at Network for Good! http://us.click.yahoo.com/pkgkPB/SOnJAA/Zx0JAA/uTGrlB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage : http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/