Hehehee, Mother Moose....dari Cal State LA ke Harvard. Wheewwwww.

Martha Rumimper

--- In proletar@yahoogroups.com, Tabloid Lintas Agama 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> --- In proletar@yahoogroups.com, "Ambon" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Republika
> > Selasa, 15 Februari 2005
> > 
> > Apa Kata Alquran Tentang Tsunami? 
> > Nasaruddin Umar
> > Gurubesar Ilmu Tafsir UIN Jakarta dan Wakil Direktur Pusat Studi 
> Alquran
> > 
> 
> Dizaman modern sekarang ini, masih saja ilmu klenik dipasarkan di-
> negara2 terkebelakang seperti di Indonesia.  Bisakah anda 
bayangkan, 
> seorang penafsir menjadi guru besar ilmu Tafsir dengan titel 
doktor 
> atau professor ????  Silahkan anda mempelajari kerajaan Firaun 
yang 
> mempekerjakan seorang Menteri khusus untuk urusan TAFSIR MIMPI.  
> Kerajaan yang samapun mempunyai pembantu Raja khusus untuk URUSAN2 
> RAMALAN DAN TAFSIR2 LAINNYA.
> 
> Aku kira sudah waktunya, ahli2 Indonesia bergerak untuk memisahkan 
> ilmu pengetahuan dari ilmu klenik yang menguasai sebagian besar 
> penjarahan biaya pendidikan rakyat Indonesia.  Bagaimana mungkin 
> anda sebagai seorang yang berpendidikan tinggal berpangku tangan 
> saja melihat pajak dan dana negara untuk di sia2kan dalam urusan2 
> klenik dan agama seperti ini ????  Masih banyak urusan yang harus 
> diselesaikan yang lebih penting dari tafsir menafsir yang sama 
> sekali tidak punya tanggung jawabnya ini.  Kita dan rakyat 
Indonesia 
> tidak bisa hidup degan dicekoki tafsir2 dan ramalan2 begini.
> 
> 
> 
> > Ketika dalam penerbangan menuju Milan, Italia, di samping saya 
> duduk seorang relawan yang baru saja pulang dari Aceh. Ia 
> memperkenalkan diri sebagai emergency field co-ordinator pada 
> Medecins Frontieres Arsen Zonder Grenzen, Belanda. Saya juga 
> memperkenalkan diri sebagai gurubesar ilmu tafsir di UIN Jakarta 
> yang akan mengikuti seminar dan workshop di Bellagio, Italia. 
> Diskusi kami menarik karena ia juga aktif mempelajari kitab-kitab 
> suci dan sangat kagum terhadap tulisan-tulisan Karel Armstrong, 
> mantan seprofesinya sebagai perawat, yang kini menjadi penulis 
> produktif tentang Islam. Di sela-sela perbincangan kami ia 
> mendesakkan sebuah pertanyaan, What does the Qur'an really say 
about 
> Tsunami in Aceh?. Ia merasa bingung terhadap pernyataan tokoh-
tokoh 
> agama di berbagai media di Indonesia. Ada yang mengatakan tsunami 
> sebagai hukuman (punishment), yang lain mengatakan musibah biasa 
> meskipun dahsyat (calamity), dan ada juga yang mengatakan 
> balabencana (disaster). Sesungguhnya ia ingin menanyakan perbedaan 
> antara azab, musibah, dan bala di dalam Alquran. Pertanyaan ini 
> cukup berat, untung saja inti pertanyaan ini baru saja saya bahas 
di 
> dalam khutbah Idul Adha di Mesjid Istiqlal yang baru lalu.
> > 
> 
> 
> Sekali lagi anda saya persilahkan membuka semua tulisan2 saya baik 
> di proletar maupun apakabar yang pada intinya menegaskan, bahwa 
> dongeng2 agama sama sekali tidak bisa dipertanggung jawabkan 
> kebenarannya.  Dongeng2 agama bukanlah sejarah, juga bukan hasil 
> riset arkeologi.  Bahkan saya penyandang gelar PhD. untuk 
Arkeologi 
> Islam dan Timur Tengah mampu membuktikan bahwa lebih dari 85% 
> dongengan AlQuran sama sekali bertentangan dengan kenyataan.
> 
> Setiap Imam berhak dan boleh2 saja memberi khutbah2 di Mesjid2.  
> Tapi bukan berarti dongeng2 itu benar.  Setiap Imam yang 
berdongeng 
> saling bertentangan tidak bisa dianggap salah satu yang salah, 
> apalagi dianggap keduanya salah ataupun benar.  Dongeng semuanya 
> tidak ada hubungannya dengan kebenaran melainkan hanya sebagai 
> penghiburan dan alat untuk teladan moral semata sesuai yang 
diingini 
> sipenulis dongengnya.  Imam Abu berkhotbah bahwa A itu begini, 
> sedangkan Imam Badu berkhotbah bahwa A itu begitu.  Keduanya engga 
> bisa benar atau tak perlu juga disalahkan, bukan cuma kedua imam 
itu 
> yang bisa berkhotbah A begini atau begitu, setiap umat, setiap 
> manusia boleh berdongeng mengenai A ini begini ataupun begitu 
tanpa 
> perlu dibantah, tak perlu dianggap murtad, dan tak perlu dianggap 
> fitnah !!!!
> 
> Kesimpulannya singkat saja, menjadi Imam itu bukanlah keahlian, 
> melainkah hiburan seperti pemain sandiwara, tak ada kaitan dengan 
> kebenaran apapun juga.  Dengan kata lain, tak mungkin anda 
> mendefinisikan suatu kata atau istilah dalam AlQuran dengan 
> penafsiran anda sendiri dengan mencampakan penafsiran ahli tafsir 
> lain, karena tafsir menafsir bukanlah ilmu melainkan PENIPUAN !!!!
> 
> 
> > Ketiga istilah tersebut memang sering digunakan agak rancu di 
> dalam masyarakat, terutama pascatsunami. Jika pembicaraan 
diarahkan 
> untuk menyabarkan masyarakat yang tertimpa musibah maka peristiwa 
> tsunami diasumsikan mushibah atau bala. Jika diarahkan untuk 
> mengingatkan kepada para pendosa dan orang-orang yang melampaui 
> batas maka peristiwa tsunami diasumsikan azab. 
> > 
> 
> 
> Sekali lagi, tidak ada istilah yang rancu, karena istilah2 itu 
> hanyalah rekayasa dalam AlQuran yang sebenarnya tidak punya arti 
> apapun juga selain memperkuat dalam menanamkan keyakinan, misalnya 
> dengan satu kata ini maksudnya mengancam, dan dengan istilah kata 
> lainnya yang artinya sama bisa dibuatkan untuk maksudnya memuji, 
> memuja, sementara bisa diciptakan istilah yang sama untuk 
> mengungkapkan kebencian dan ketidak senangan.
> 
> 
> 
> > Manusia, alam, dan bencana
> > Di dalam Alquran, ketiga istilah tersebut dapat dibedakan. Azab 
> lebih banyak digunakan untuk menyatakan siksaan dan hukuman Tuhan 
> terhadap para pendosa dan orang-orang yang melampaui batas. Azab 
> hanya ditujukan kepada para pendosa, sedangkan orang yang baik-
baik 
> luput dari azab itu. Sedangkan musibah dan bala lebih banyak 
> digunakan untuk menyatakan ujian dan penderitaan kepada orang-
orang, 
> baik kepada para pendosa maupun kepada orang yang baik-baik. 
> Perbedaan antara musibah dan bala hanya terletak pada skalanya. 
> Musibah skalanya lebih besar dan lebih luas, sedangkan bala 
skalanya 
> lebih terbatas dan umumnya bersifat personal. Sebab musabab 
musibah 
> terkadang sulit dijelaskan karena lebih banyak bersifat makro dan 
> akumulatif, sedangkan bala lebih banyak bersifat mikro dan 
> kasuistik, misalnya kecerobohan seseorang berpotensi mendatangkan 
> bala.
> > 
> 
> 
> Dalam professi penipuan anda dengan ilmu tafsir menafsir, bisa 
saja 
> anda membedakan istilah2 yang tidak ada bedanya dan tidak ada 
> artinya demi mengemban misi anda dalam merambah dana pendengar 
> ataupun umat.  Istilah2 scientifik anda campurkan untuk menambah 
> daya jual dongeng2 tipuan anda seperti kata micro ataupun macro 
yang 
> tidak pernah ada dalam istilah di Alquran.
> 
> 
> > Dalam beberapa kasus memang agak sulit dipetakan secara 
skematis. 
> Perilaku menyimpang dan dan perbuatan melampaui batas manusia 
> sebagai makhluk mikrokosmos seringkali berbanding lurus dengan 
> perilaku ganas alam raya sebagai makhluk makrokosmos. Alam raya 
> memang telah ditundukkan (taskhir) untuk mengabdi kepada 
kepentingan 
> manusia sebagai khalifah di bumi (khalaif al-ardl), akan tetapi 
alam 
> raya sepertinya memberi syarat sepanjang manusia menjadi khalifah 
> yang baik dan benar. Kapan manusia tidak lagi bersahabat dengan 
> alam, bahkan merusaknya, maka alam pun tidak akan bersahabat, 
bahkan 
> tidak segan-segan ''menghukum'' sendiri manusia itu.
> > 
> 
> 
> Mengapa anda harus disatu pihak membuat sulit kasus dan dilain 
pihak 
> menyalahkan perilaku yang lain itu sebagai penyimpangan tanpa 
> mengingat bahwa apa yang anda lakukan disini justru jauh lebih 
> menyimpang karena selain tidak ada artinya, juga tidak punya 
> definisi yang baku dari satu Islam maupun dengan Islam lainnya.  
Apa 
> yang anda tulis tidak jauh dari hanya menyalahkan saingan anda 
yang 
> tidak terbukti lebih salah dari kesalahan anda.
> 
> 
> 
> 
> > Hubungan dialektis antara makhluk mikrokosmos dan makhluk 
> makrokosmos banyak diuraikan di dalam Alquran. Antara lain 
misalnya 
> hujan yang tadinya pembawa rahmat (QS al-An'am/6:99), tiba-tiba 
> menjadi sumber malapetaka banjir yang memusnahkan areal kehidupan 
> (QS al-Baqarah/2:59). Gunung-gunung yang tadinya sebagai pasak 
bumi 
> (QS al-Naba'/78:7), tiba-tiba memuntahkan debu, lahar panas, dan 
gas 
> beracun (QS al-Mursalat/77:10). 
> > 
> 
> Sekali lagi, tidak ada satupun tulisan dalam AlQuran yang 
> menguraikan apa yang anda maksudkan dengan microcosmos maupun 
> macrocosmos itu.  Hanya umat Islam seperti anda saja yang disatu 
> pihak ingin menjual diri anda kepada umat yang sudah banyak 
> menyadari kebohongan2 ini.  Anda berusaha mempengaruhinya dengan 
> menggunakan segala istilah2 scientifik yang kejadiannya tidak 
pernah 
> ditemukan dalam science dalam maksud yang anda utarakan diatas.  
> Tafsir menafsir bukanlah pekerjaan Allah, melainkan pekerjaan 
penipu 
> yang menjual nama Allah untuk tujuan pribadinya sendiri.  Allah 
> tidak pernah mewajibkan umatnya untuk memecahkan teka teki alam 
> semesta dengan tafsir menafsir AlQuran.
> 
> Ny. Muslim binti Muskitawati, PhD for Islamic Study
> Harvard University.
> 
> 
> 
> 
> 
>               
> ---------------------------------
> Do you Yahoo!?
>  Yahoo! Search presents - Jib Jab's 'Second Term'
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
In low income neighborhoods, 84% do not own computers.
At Network for Good, help bridge the Digital Divide!
http://us.click.yahoo.com/S.QlOD/3MnJAA/Zx0JAA/uTGrlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke