http://www.suaramerdeka.com/harian/0504/30/opi04.htm
Rumah Sakit di Era Persaingan Global Oleh: Rochmanadji Widajat RUMAH sakit (RS) di Indonesia dewasa ini merupakan institusi pelayanan kesehatan yang padat modal, padat SDM, padat ilmu dan padat teknologi. Mengelola sebuah rumah sakit tidaklah mudah karena masih ada satu lagi yaitu padat masalah, terutama yang berhubungan dengan mempertahankan kelangsungan hidup di era persaingan dunia usaha produksi dan jasa yang makin bebas. Masalah-masalah intern antara lain (satu), manajemen. Rumah sakit di Indonesia umumnya kesulitan merealisasi visi, misi, tujuan dan strategi yang telah disusun, menjadi program kerja bersama yang nyata dan dilaksanakan secara konsisten. Merencanakan dan bagaimana menjalankan perencanaan itu masih belum menjadi komitmen bersama dan merata, sehingga banyak masalah operasional yang diselesaikan sepotong-sepotong dan tidak tuntas Masalah kedua yang juga klasik adalah kekurangan alokasi dana operasional RS yang sebenarnya merupakan dampak dari berbagai masalah lainnya, terutama pendapatan kurang, banyak piutang tak tertagih, pembiayaan tidak efisien dll. Ketiga dan yang pokok adalah kurang profesional dalam mengelola rumah sakit, terutama mengantisipasi berbagai perubahan yang berjalan cepat. Masalah ekstern antara lain (satu), tuntutan masyarakat yang makin meningkat terhadap mutu pelayanan agar cepat - tepat - menyenangkan - tetapi tidak mahal (aspek pelayanan / proses bisnis dan customer). Dua, tuntutan stakeholder (bagi RS-pemerintah) atau shareholder (bagi RS-swasta) agar manajemen RS memberi manfaat nyata bagi masyarakat (aspek sosial atau equity) tetapi tidak merugi (aspek finansial agar penghasilan bersih positif). Tiga, tuntutan siap bersaing di era global. Bagaimana daya-saing tiap rumah sakit. Masuknya dunia usaha era pascaperang dingin telah memicu perkembangan Iptek kesehatan canggih yang relatif cepat dan bervariasi luas. Penemuan baru telah dan akan terus bermunculan, walaupun istilah "baru" di sini harus lebih banyak diartikan sebagai penambahan sesuatu yang non-esensial tetapi meningkatkan kemudahan fungsional (Sjaaf AC, 1994). Lahan rumah sakit di Indonesia dinilai merupakan pasar cukup potensial bagi masuknya alat kesehatan canggih, sehingga usaha pemasaran mereka laksanakan dengan gencar dan sistematik, misalnya mengundang pimpinan RS ke acara hospital expo di luar negeri. Dampak positif memang ada karena dengan menyesuaikan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran akan dapat mempermudah usaha diagnosis dan terapi. Namun dampak negatif juga harus diperhatikan, terutama apabila pimpinan rumah sakit tergiur untuk membeli alat canggih & mahal, akan memacu terjadinya prosedur yang tidak lazim dan :"kenekatan" atau moral hazard para dokter spesialis sebagai provider yang akibatnya memberatkan masyarakat pengguna jasa RS Pengendalian Pembiayaan Pembiayaan dikendalikan bertujuan agar RS maju dan berdaya saing dalam era kompetisi global secara efektif dan efisien. Sasarannya adalah mengusahakan dan mempertahankan RS dalam skala ekonomis menghindari hal yang mubazir atau diseconomic of scale (Feldstein PJ,1983) Prinsipnya, hanya RS yang dapat menyediakan layanan bermutu dengan pembiayaan relatif rendah yang akan unggul dalam persaingan ketat tersebut Tahap Strategi Restrukrisasi biaya operasional, yang pada prinsipnya adalah pengurangan biaya operasional Pada tahapan ini pengamatan ketat dilaksanakan terhadap setiap pengeluaran untuk membiayai semua kegiatan, terutama terhadap pengeluaran yang relatif besar. Tindakan dalam tahap ini akan memberi manfaat langsung dan segera, sehingga dikelompokkan sebagai tahap strategi jangka pendek dan langsung Pada tahap pembenahan biaya operasional, lingkup yang diamati dan ditindaklanjuti adalah peningkatan biaya operasional RS agar tidak melebihi pertumbuhan inflasi dalam kurun waktu yang sama. Salah satu komponen biaya yang cukup besar baik nilai nominal maupun pertumbuhannya adalah biaya tenaga-kerja misalnya biaya remunerasi, pendidikan dan pelatihan. Apabila hal ini dapat disubstitusi dengan alat atau cara lain yang lebih murah maka efeknya akan timbul segera. Tindakan dalam tahap ini dapat dikelompokkan ke dalam strategi jangka pendek langsung dan tidak langsung. Penapisan biaya pengganti teknologi baru dilaksanakan dengan analisis biaya - manfaat, yaitu menganalisis secara menyeluruh antara besarnya biaya pengadaan dan pemeliharaan dan manfaat yang didapat atas penggantian alat canggih / teknologi baru. Ini merupakan tahap strategi jangka menengah Penghindaran terhadap biaya-biaya lain yang tidak perlu, antara lain dalam rangka penyusunan tarip berdasar aktivitas dan penerapan kodifikasi penyakit dengan sistem case-mix di rumah sakit (18) -dr. Rochmanadji Widajat, Sp.A(K), MARS, ketua Perhimpunan Manager Pelayanan Kesehatan Indonesia (Permapkin) Jawa tengah, Direktur SDM RS.dr.Kariadi, Semarang. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> In low income neighborhoods, 84% do not own computers. At Network for Good, help bridge the Digital Divide! http://us.click.yahoo.com/S.QlOD/3MnJAA/Zx0JAA/uTGrlB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage : http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/