http://www.indomedia.com/bpost/062005/19/depan/nas1.htm
Lima Juta Balita Kurang Gizi Jakarta, BPost Sungguh menyedihkan. Ternyata ada lima juta anak balita di Indonesia kekurangan gizi. Bahkan dari jumlah itu, 1,6 juta balita menderita gizi buruk. Hal ini diungkapkan Kepala Balitbang Departemen Kesehatan, Dini Latief usai talkshow bertajuk "Bom Waktu Busung Lapar" di Jakarta, Sabtu (17/6). Tidak hanya itu. Dini Latief juga mengungkapkan dari data Depkes, sebanyak 5 persen dari jumlah penduduk Indonesia sekitar 200 juta orang, tidak bisa pergi ke puskesmas. Dari jumlah itu, 30 persennya tak pergi ke puskesmas karena tak punya uang untuk berobat. Selain itu, sebanyak 40 persen tak bisa berobat ke puskesmas karena tak punya uang untuk biaya transportasi. Namun demikian saat menyinggung banyaknya penderita busung lapar, Dini mengaku, Depkes belum memegang data detil tentang jumlah penderita busung lapar di masing-masing daerah. Data tersebut masih dipegang masing-masing kabupaten. Sebelum mendapatkan data itu, Depkes belum bisa mengambil tindakan konkret. "Ini kita harus cari di mana? Di desa mana? RT atau RW mana? Baru kita bisa mengambil action," kata Dini. Lebih lanjut dikatakannya, Depkes sebetulnya sudah melakukan berbagai langkah penanganan untuk masalah busung lapar. Anggaran untuk penanganan busung lapar juga telah diserahkan ke daerah. Selain itu, Depkes juga mengirim makanan pendamping ASI. "Untuk pengimplementasiannya Depkes menyerahkan ke daerah. Dilihat dari UU nomor 32, tugas Depkes kan membuat norma. Depkes tidak boleh melakukan implementasi, nanti salah lagi," ungkap Dini. Untuk pencegahan busung lapar di masa depan, lanjutnya, menyatakan seharusnya kembali ke langkah dasar yakni menimbang bayi secara periodik di posyandu dan puskesmas. Jika beratnya tak sesuai standar maka diambil tindakan saat itu juga. "Dicari apa penyebabnya, kalau sakit kita obati, kalau orang tuanya tidak paham mengenai gizi, kita berikan penyuluhan soal gizi," kata Dini. Depkes telah memerintahkan puskesmas di daerah menggratiskan biaya pengobatan. Namun, diingatkan langkah ini tidak cukup karena masalah busung lapar sangat kompleks. "Jadi semua lini harus diperbaiki termasuk infrastruktur, bagaimana akses mereka ke pelayanan kesehatan. Masalahnya memang kompleks," tandas Dini. dtc [Non-text portions of this message have been removed] Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage : http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/