Roh merupakan sesuatu yang telah sejak lama ingin diketahui oleh manusia. Manusia ingin tahu, apakah dibalik kehidupan seorang manusia, ada sesuatu yang tidak terlihat namun memegang peranan yang sangat penting, yang mengatur semua tingkah laku manusia.
Berbagai ajaran agama mencoba menjelaskan hal ini, meski tidak cukup memuaskan. Islam misalnya, mengajarkan pada umatnya bahwa roh itu ditiupkan oleh Allah SWT kepada bayi yang masih dalam kandungan. Kalau begitu tentu kita masih ingin bertanya, kenapa roh ditiupkan, dan bukan ditransfer? Mengingat definisi meniupkan adalah megeluarkan udara dari mulut kita, lalu apakah roh itu sama dengan udara? Dan persisnya, pada usia kandungan ke berapa roh itu ditiupkan? Di tengah kemajuan dunia kedokteran yang sangat pesat, sampai sekarang para pakar dunia medis tidak pernah melaporkan peristiwa peniupan roh tersebut pada bayi dalam kandungan, karena mereka memang tidak menemukan peristiwa semacam itu terjadi. Semasa Nabi Muhammad S.A.W hidup, seorang yang bernama Uqbah bin Abu Muait beserta rekannya, Nadr bin Al Harits datang kepada Rasulullah untuk menanyakan beberapa hal. Pertanyaan-pertanyaan ini berdasarkan saran seorang Rabi Yahudi kepada mereka, sebagai pertanyaan semacam fit and proper test terhadap kerasulan Muhammad. Sang Rabi Yahudi tersebut merekomendasikan pertanyaan-pertanyaan sbb: 1. Tentang beberapa anak muda yang pernah menghilang dimasa lalu 2. Tentang seorang laki-laki pengembara agung yang telah mencapai negeri timur dan barat 3. Tentang ROH (Kitab Sejarah Nabi Tertua, Muhammad bin Yasar bin Ishaq, Muhamadiyah University Press, 2003, jilid 1, halaman 201) Setelah Uqbah dan Nadr menyampaikannya, Nabi Muhammad mengerutkan kening karena tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut secara langsung. Rasulullah menjanjikan akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut keesokan harinya. (Ibid., hal. 202). Hari berikutnya datang, namun janji itupun tidak bisa dipenuhinya. Muhammad bahkan baru bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu setelah 15 (lima belas hari). Hal ini sungguh sangat janggal mengingat Muhammad adalah Rasulullah. Ia bertindak atas nama Allah SWT dan bukan atas nama dirinya sendiri. Jika memang demikian, tentu sangat wajar jika orang normal yang berpikir waras akan bertanya-tanya, benarkah Muhammad adalah suruhan Allah atau hanya manusia biasa yang mengaku-ngaku? Dan jangka waktu limabelas hari itu, apakah hanya memberikan waktu bagi Muhammad untuk mencari sumber referensi atau memikirkan jawabannya? Allah yang Maha Kuasa tentu tidak akan butuh waktu selama itu. Dan jawaban yang diberikan oleh Nabi Muhammad kepada Uqbah dan rekannya adalah: 1. Tentang anak muda yang menghilang di masa lalu dijawab oleh Muhammad dengan Surat Al Kahfi, yang menceritakan tentang beberapa pemuda yang tertidur di gua selama ratusan tahun. (QS 18 : 22). 2. Tentang pengembara terjawab dengan ayat-ayat tentang Zulkarnain yang mencapai tempat matahari terbenam di lumpur hitam (QS 18 : 83, 101). 3.Sedangkan tentang roh, Muhammad SAW tidak dapat menjawab dan hanya mendapatkan wahyu bahwa roh adalah diluar jangkauan pikiran manusia. QS 17 : 85 : Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah : Roh itu termasuk urusan Tuhanku dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit. Ada satu hal yang tidak disadari oleh Nabi Muhammad saat itu, bahwa diantara ketiga pertanyaan tersebut, pertanyaan yang pertama dan kedua hanyalah pertanyaan jebakan yang tidak ada relevansinya dengan ke-Islaman. Pertanyaan yang paling penting adlah pertanyaan ketiga, yaitu tentang roh tersebut, dan Muhammad tidak bisa menjawabnya. Oleh karena itulah saya sempat menyampaikan bahwa isi Al Quran hanyalah sebatas isi otak Muhammad semata (Xyzman, 2005). The Seven Sleepers of Efessus Tentang pemuda yang tertidur selama ratusan tahun (bahkan Al Quran menyatakan dengan jelas bahwa mereka telah tertidur selama 309 tahun (QS Al Kahfi 25: Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun) tersebut rupanya diambil oleh Nabi Muhammad dari legenda The Seven Sleepers of Efessus. Cerita ini diterjemahkan ke bahasa Syria oleh James dari Sarug (wafat 521 M). Berdasarkan hal ini, cukup wajar pula jika orang-orang yang mampu berpikir waras mempertanyakan, benarkan Muhammad tidak bisa membaca? Legenda Kaisar Aleksander Agung Kemudian, tentang pengembara besar yang telah mencapai negeri-negeri timur dan barat, dijawab oleh Nabi Muhammad dengan kisah petualangan Aleksander Agung. Muhammad menyebut Aleksander dengan Dzulkarnain ((QS 18 : 83 101). Menarik sekali meningat Muhammad juga membaca juga kisah petualangan Aleksander Agung yang heroik, padahal jelas-jelas ia adalah kaisar kafir. Menurut Rasulullah, Dzulkarnain mengembara sedemikian jauhnya sehingga ia bisa melihat tempat tenggelamnya matahari, yaitu di lumpur hitam (rekan-rekan teis dengan mulut berbusa tak henti-henti berargument tentang hal ini). Tentang Roh Jelaslah Nabi Muhammad sama sekali tak punya bayangan tentang apa itu roh, sehingga ia dengan tegas menyatakan bahwa manusia tidak akan dikasih tahu tentang hal itu oleh Allah yang Maha Kuasa tersebut, kecuali secuil. Titik. (QS 17 : 85 : Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah : Roh itu termasuk urusan Tuhanku dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.) Sedianya Uqbah dan rekannya itu menemui Nabi Muhammad untuk meyakinkan dirinya. Jika memang Muhammad seorang wakil tuhan yang segala maha, maka Uqbah tentu akan menyembah Allah pula. Namun, akibat kekritisan Uqbah dan rekannya tersebut, ia harus membayar dengan nyawanya. Di Irqul Zabya, Uqbah ditangkap oleh Abdullah bin Salimah, salah seorang bani Ajlan (Ibid, jilid 2, halaman 122). Rasulullah yang mulia tersebut langsung memerintahkan Uqbah untuk dieksekusi. Uqbah yang malang itu sempat bertanya sebelum ia dibunuh, Jika engkau bunuh aku, siapakah yang akan mengasuh anak-anakku, wahai Muhammad? Neraka!. Jawab Muhammad dengan dingin. Dan cres! Asim bin Thabit bin Abul Aqlah al Anshari langsung membunuh Uqbah. Sekali lagi, rekan-rekan yang berpikir waras patut mempertanyakan, muliakah tindakan seperti ini? Apakah kita semua bagian dari gerombolan kejam yang mengeksekusi orang yang cuma bertanya dengan kritis tersebut? Demikianlah persoalan roh tetap tinggal menjadi sebuah pertanyaan tak terjawab oleh agama-agama sampai sekarang. Saat seorang meninggal, ajaran agama (Islam) juga menyatakan bahwa sesungguhnya roh tersebut ditarik oleh malaikat Israil. Namun beberapa kali saya memelototi orang yang meninggal dengan wajar di hadapan saya, tidak ada tanda-tanda kehadiran malaikat ataupun sesuatu yang tercerabut dari si mayat. Lalu, apa sebenarnya roh itu? Saya hanya bisa berasumsi bahwa roh yang digembar-gemborkan itu adalah sesuatu yang fiktif. Saya sendiri, yang saat ini tengah menulis dan berpikir di hadapan komputer ini, tidak bisa merasakan bahwa saya ternyata memiliki suatu hal yang gaib bernama roh. Namun saya memiliki pikiran dan aneka perasaan emosional (sedih, gembira, cemas, penuh harap, dan lain-lain) karena kesadaran yang kita miliki sebagai hasil kerja dari otak yang telah melalui proses selama bertahun-tahun. Kesadaran semacam inilah, yang diduga-duga sebagai sesuatu yang gaib dan dikatakan sebagai roh oleh manusia yang kempuan analitisnya masih terbatas di masa lalu. Kesadaran akan diri sendiri (self consciousness, self awareness) - yang bisa disalah-mengerti sebagai roh - ini tentu saja berbeda pada tiap-tiap manusia sesuai dengan intelegensi yang dimilikinya. Kemampuan untuk menyadari bayangan diri sendiri pada kaca cermin adalah bentuk kesadaran akan diri sendiri yang paling sederhana. Seekor simpanse - kerabat terdekat manusia pun sudah melalui tahapan ini (Richard Leakey: Asal Usul Manusia, Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta: 2003). Namun simpanse belumlah mampu membangun sistem kesadaran diri sendiri yang kompleks seperti pada manusia, sehingga ia tidak merasa sedih ketika anaknya sendiri meninggal. Yang ada hanyalah reaksi bingung, tidak tahu apa yang terjadi, sesaat sebelum ia membuang bangkai anaknya tersebut dan beralih ke aktifitas lain. Epilog Konsep-konsep keagamaan yang mencoba menjelaskan tentang roh, sesuatu yang gaib yang menyertai keberadaan fisik manusia sama sekali tidak relevan lagi dengan ilmu pengetahuan yang ada pada zaman sekarang. Sudah saatnya kita membersihkan generasi mendatang dari pemikiran-pemikiran kuno yang salah total, yang dengan mati-matian dipertahankan oleh para kaum agamawan (teis) atas nama iman, sampai hari ini. Salah satu kaum teis, orang-orang yang bertindak atas nama gereja di masa lalu telah membakar hidup-hidup para ilmuwan yang sangat berjasa bagi ilmu pengetahuan. Rabu, 6 Juli 2005 Xyzman Adam ateis@yahoogroups.com http://geocities.com/indonesian_atheist http://groups.yahoo.com/group/ateis _____ There is no thing such as genie, Satan, or god. (Xyzman) __________________________________ Yahoo! Mail Stay connected, organized, and protected. Take the tour: http://tour.mail.yahoo.com/mailtour.html Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage : http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/