Persoalan Diplomatik- Papua Nugini Cabut Ancaman Usir Dubes 

Tuesday, 10 January 2012 

JAKARTA ¡V Persoalan diplomatik antara pemerintah Indonesia dan Papua Nugini 
terkait insiden udara yang melibatkan jet Falcon yang membawa Deputi Perdana 
Menteri Papua Nugini Belden Namah dan dua jet tempur Indonesia,kemarin 
dinyatakan usai. 


Pemerintah Papua Nugini menyatakan telah menerima penjelasan yang diberikan 
Jakarta terkait insiden yang terjadi 19 November itu. Akibat insiden intersepsi 
jet tempur TNI AU, Papua Nugini mengancam mengusir diplomat Indonesia. Dalam 
siaran pers yang diterima SINDO kemarin, pemerintahan Papua Nugini menyatakan 
puas dengan respons pemerintah Indonesia terkait insiden udara itu dan menjamin 
tetap mempertahankan hubungan diplomatik dengan Indonesia. 

¡§Perdana Menteri Hon Peter O¡¦Neill menerima dan berterima kasih kepada 
pemerintah Indonesia atas penjelasan tingkat tinggi dan cepatnya terkait 
insiden yang disebabkan ¡¥ketidakcocokan otoritas flight clearance asli¡¦, yang 
dikeluarkan pemerintah Indonesia terhadap pesawat Falcon itu,¡¨ papar siaran 
pers dari Kementerian Luar Negeri dan Imigrasi Papua Nugini itu. Menteri Luar 
Negeri Indonesia Marty Natalegawa kemarin juga mengonfirmasikan bahwa Indonesia 
dan Papua Nugini telah menganggap persoalan itu usai.

¡§Sudah ada pernyataan dari pemerintah Papua Nugini bahwa mereka sudah puas 
dengan penjelasan pemerintah Indonesia dan menganggap masalah ini sudah 
selesai,¡¨ujar Marty di Jakarta kemarin. Dengan selesainya masalah itu,ancaman 
Papua Nugini untuk menutup kedutaan besar Indonesia di Port Moresby pun tidak 
dilaksanakan. ¡§Lewat pernyataannya,Perdana Menteri Papua Nugini O¡¦Neill juga 
memastikan kepada pemerintah Indonesia bahwa negaranya tidak akan menutup 
Kedutaan Besar Indonesia di Port Moresby dan mengusir Duta Besar Indonesia 
untuk Papua Nugini,¡¨jelasnya. 

Sebelumnya, pemerintah Papua Nugini melayangkan protes kepada Indonesia, 
setelah TNI AU mencegat pesawat Falcon yang ditumpangi Deputi Perdana Menteri 
Belden Namah pada 29 November 2011 dalam perjalanan kembali dari Malaysia.TNI 
AU berpendapat pencegatan itu dilakukan karena pesawat Falcon itu diketahui 
tidak mengantongi salah satu dari tiga izin terbang yang dipersyaratkan. 
Tindakan yang diambil oleh Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) saat 
itu adalah melakukan identifikasi elektronik dengan radar dan identifikasi 
visual dengan cara intersepsi sesuai prosedur standar. 

Ini terkait flight clearanceyang berbeda dari pesawat itu dengan pihak RI. 
Masalah ini mengemuka pada Jumat (6/1) lalu setelah Radio Australia 
memberitakan kemarahan Namah atas insiden itu.Kemarin, lewat siaran persnya, 
Perdana Menteri O¡¦Neill mengklarifikasi bahwa pesawat Falcon itu adalah 
pesawat sewaan yang tidak sedang dalam misi kenegaraan. Dia juga berharap 
supaya insiden itu tidak terulang lagi di masa depan.

¡§Penting bagi Indonesia dan Papua Nugini untuk terus mempertahankan hubungan 
diplomatik dan dialog di ibu kota keduanya, karena juga penting memperkuat 
kerja sama bilateral yang saling memuaskan dan meluas ini,¡¨ papar O¡¦Neill. 
ƒÏƒnalvin 

http://www.seputar-indonesia.com/edisic ... 459059/38/



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke