--- In proletar@yahoogroups.com, "Sunny" <ambon@...> wrote:
>
> Refl: Diberitakan oleh rezim berkuasa bahwa penduduk berpendapatan US$ 
> 3.000,â€"per capita, jadi seharusnya anak jalanan berkurang dan tidak 
> menjamur, tetapi ternayta sebaliknya. Mungkin sekali salah satu dari berita 
> ini tidak benar. Menurut Anda mana yang tidak benar?
> 


kalo jij sering membaca media asing seperti 'the economist', 'wall street 
journal', maka berita tentang indonesia selalu positif seperti 'rating 
investment  dari moody naik', cadangan devisa naik diatas 100 milyar dolar, 
investor berdatangan ke indonesia (fdi naik signifikan) karena stabilitas 
politik kondusif, dll.  pokoknya berita mereka intinya, indonesia is on the 
right track.

kalo jij membaca media lokal indonesia, maka berita tentang indonesia selalu 
negatif, karena berita yang di 'quote' oleh media lokal adalah politisi, 
pengamat, anggota dpr, polisi.  pokoknya berita mereka intinya, indonesia 
adalah banana state, failed state.

sekarang jij tinggal pake otak aja, jij mau percaya berita dari media asing 
yang berdasarkan data dan fakta, atau jij percaya media lokal yang berdasarkan 
opini politisi, anggota dpr?
 
just use your brain, bitch...

hehehe....





> 
> http://epaper.tempo.co/PUBLICATIONS/KT/KT/2012/01/21/ArticleHtmls/ANAK-JALANAN-MENJAMUR-21012012141008.shtml?Mode=0
> 
> 
> ANAK JALANAN MENJAMUR 
> 
>      
> Depok akan menerapkan jam malam untuk anak jalanan.
> 
> Malam turun di Kota Depok, Rabu lalu. Gelap mulai me nyelimuti. Buat 
> anak-anak kebanyakan, ini jelas waktunya masuk kamar dan beristirahat kalau 
> tidak bergelut dengan buku-buku pelajaran. 
> Tapi tidak bagi Asmawati Efendi, 13 tahun. Bocah perempuan itu malah semakin 
> asyik dengan ukulele lusuhnya tepat di bawah lampu pengatur lalu lintas yang 
> menyala hijau di satu persimpangan di Jalan Margonda. Setiap kali lampu 
> berganti menyala merah, dia melangkah maju dan menghampiri setiap pengendara.
> 
> Asmawati tidak sendiri. Banyak teman sebayanya yang lebih memilih 
> menghabiskan malam justru di jalanan dan mengamen seperti itu.
> “Kalau pagi tetap sekolah, Bang,“ katanya.
> 
> Kota Depok memang mendelegasikan diri sebagai kota layak anak.
> Tapi yang terjadi belakangan ini pasti bukan seperti yang diharapkan. Kota 
> penyangga Ibu Kota di sebelah selatan ini kini justru diramaikan oleh 
> anak-anak di jalanan.
> Mereka seperti Asmawati dan teman-temannya itu, yang “tiba-tiba“ saja 
> bermunculan di sepanjang ruas Jalan Margonda.
> 
> Mereka tak hanya mengamen, tapi bahkan meminta-minta. Ini seperti yang 
> dilakukan Abim, 13 tahun.“Daripada mencuri, Bang,”katanya. 
> 
> Pohan, 13 tahun, yang ditemui di sudut lain dari Jalan Margonda, menyatakan 
> tidak ada yang menyuruhnya untuk berada di sana mencari uang. Pohan tinggal 
> bersama kakeknya dan tidak tahu di mana orang tuanya. “Enggak ada yang 
> suruh. 
> 
> Uangnya untuk beli nasi,”katanya. 
> 
> Kepala Seksi Pengendalian Operasional di Satuan Polisi Pamong Praja Kota 
> Depok, Diki Erwin, mengaku tahu kemunculan anakanak jalanan yang bak jamur di 
> musim hujan itu. Diki, yang ditemui di kantornya Kamis lalu, menyatakan 
> mengawasi keberadaan anakanak jalanan itu sepanjang hari, setiap pagi sampai 
> sore. 
> 
> “Tapi mereka munculnya mulai malam,” katanya sambil menambahkan, “kami 
> akan membuat jam malam.” 
> 
> Namun Diki memastikan anakanak jalanan di wilayahnya tidak terorganisasi. 
> “Mereka sendiri-sendiri. Jika ada kelompok, itu hanya karena 
> pertemanan,”kata Diki. 
> Terhadap anak-anak berusia belasan tahun itu, Diki mengatakan, ia menjalankan 
> pendekatan secara khusus. Dia menolak cara-cara razia dan pengusiran. Dia 
> menyebut teknik menjangkau atau menjaring tanpa menggunakan paksaan. “Kalau 
> mereka tidak mau ikut, saat terjaring, kami minta identitasnya saja,”kata 
> Diki. 
> 
> Setelah mendapatkan alamat tempat tinggalnya, petugas Satpol PP langsung 
> bergerak mendatangi rumah dan keluarga atau orang tua si anak. Disekolahkan 
> atau tidak, Diki menegaskan, si anak tidak diperbolehkan mencari uang di 
> jalan. 
> 
> Diki mengatakan Satpol PP Kota Depok juga menjalin kerja sama dengan Dinas 
> Ketenagakerjaan dan Sosial Kota Depok. Lewat kerja sama itu, beberapa anak 
> jalanan yang dijaring ada yang dikirim untuk sekolah di Yayasan Bina Insan 
> Mandiri Depok. “Tiga hari yang lalu, dua orang kami kirim ke 
> sana,“katanya. 
> 
> Diki menunjukkan data kedua anak yang terjaring dari Terminal Depok itu, 
> masing-masing Fahmi Fahrozi, 15 tahun, dan Fais, 13 tahun.Yang pertama 
> berasal dari Kelurahan Cipayung, Jakarta Timur, bapaknya buta dan ibunya 
> bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Banyuwangi, Jawa Timur.
> 
> Adapun Fais mengaku tak lagi punya orang tua. “Mereka kami jaring di 
> Terminal Depok,“kata Diki.
> 
> Tidak hanya disekolahkan, ada pula anak jalanan yang telah berusia lebih dari 
> 16 tahun dikirim sebagai tenaga kerja. Satu orang disebutkan Diki sudah ada 
> yang dikirim bekerja di Hong Kong.
> 
> ILHAM 
> 
>      
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke