Hamas Ancam Gulingkan Jordan King Abdullah  !!!
                                   
Raja Jordania King Abdullah menjadi tuan rumah perundingan damai Israel dan 
Palestina yang sebelumnya dilakukan oleh Mubarak di Mesir.  Hamas yang 
menentang perundingan Israel - Palestina menjadi murka dan mengancam King 
Abdullah akan mengalami nasib yang sama seperti yang dialami oleh Mubarak.

http://www.israelnationalnews.com/News/News.aspx/151483#.TxdkPIFZqCh

http://www.csmonitor.com/World/Latest-News-Wires/2012/0103/Palestinians-open-new-peace-talks-with-a-threat

Tindakan Jordania menjadi penengah perundingan damai Israel-Palestina telah 
membuat geram Hamas.  Hamas memperingatkan King Abdullah bahwa nasibnya akan 
sama seperti nasib Hosni Mubarak yang telah gagal dalam menengahi perundingan 
damai yang sama.

Kita bisa merasakan bahwa konflik Timur Tengah sudah mencapai titik batas 
akhir.  Persoalan yang timbul berakar dari para supporter yaitu bekas para 
penjajah2 seluruh wilayah Timur Tengah dulu sebelum perang dunia kedua pecah.

Inggris sebelum pecah perang dunia kedua menjanjikan akan memberi kemerdekaan 
kepada Israel.  Tapi setelah berakhirnya perang dunia kedua, Inggris mengalami 
kekalahan dan kemudian beraliansi dengan Amerika berhasil mengalahkan Hitler 
dan Jepang.

Berakhirnya perang dunia kedua, menjadi momentum penting bagi kebangkitan 
Amerika sebagai pemain baru dalam kekuatan dunia ini.  Mengambil alih semua 
jajahan kerajaan2 Eropah yang telah kalah dalam perang dunia kedua sudah 
menjadi rumus sipemenang.  Namun karena Amerika bukanlah kerajaan, maka 
mengambil alih negara2 jajahan malah memboroskan dana yang tidak ada perlunya.  
Jadi untuk menguasai negara2 jajahan tsb, justru bekas negara2 jajahan ini 
malah dimerdekakan dan kemudian diikat sebagai anggauta United Nation untuk 
membentuk dunia baru yang damai.

Demikianlah, kalo Inggris berjanji memberi kemerdekaan kepada Israel maka 
sekjen UN malah membagi dua tanah bekas jajahan Inggris ini menjadi "Yahudi 
Palestina" dan "Arab Palestina".  Kemudian Yahudi Palestina ini membentuk 
negara "Israel", sedangkan "Arab Palestina" menamakan negaranya sebagai 
Yordania.

Yordania dulu bersekongkol dengan negara2 Arab melakukan serangan mendadak 
keroyokan untuk merebut negara baru Israel ini dalam tujuan mencaplok seluruh 
wilayah ini menjadi bagian negara2 Arab.  Namun Israel berhasil menghalau semua 
musuh2nya.

Penyelesaian akhir sekarang ini sudah jelas, negara Palestina yang semula 
dijanjikan sebagai "two state solution" sudah gagal tidak mungkin bisa berdiri 
negara Palestina yang membahayakan keamanan dan kedaulatan Israel.  Perjanjian 
"Camp David" yang berisi janji Arab Palestina akan hidup damai berdampingan 
dengan Israel sudah dikhianati oleh Arab Palestina itu sendiri sehingga tidak 
mungkin bisa diharapkan janji kedua.

Two State Solution adalah harapan King Abdullah dari Jordania, namun hal itu 
merupakan harapan kosong dengan dicampakkannya "perjanjian camp David" oleh 
Arab Palestina.

Jadi karena Two State Solution tidak mungkin bisa menjadi kenyataan, maka tak 
ada pemecahan alternatif lainnya selain mengembalikan semua orang2 Arab 
Palestina di Gaza, Westbank maupun dari semua camp2 pengungsian lainnya kembali 
ke tanah Jordania.  Dan hal inilah yang paling ditakuti oleh King Abdullah dari 
Jordania.

Jadi baik US, British, Perancis, Russia dan sekjen UN sudah sama2 sepakat, 
yaitu menyerahkan semua penyelesaian kepada tanggung jawab Jordania King 
Abdullah.  Artinya, King Abdullah harus mempertanggung jawabkan penyelesaian 
konflik Palestina ini dimana apabila gagal, maka seluruh pengungsi harus 
diterima kembali ke Jordania bukan ke Israel.

Itulah sebabnya, King Abdullah sekarang ini memegang bola panasnya yang siap 
membakar dirinya.  Wajar kalo Hamas memperingatkan King Abdullah bahwa nasibnya 
akan sama seperti Hosni Mubarak, tapi menurut saya justru nasibnya lebih 
mengerikan dari nasib Hosni Mubarak.

King Abdullan sudah mentah2 menolak permohonan Hamas untuk memindahkan kantor 
pemerintahan pengasingan Hamas di Syria ke Jordania, karena hal itu sama saja 
artinya menyerahkan negara Jordania akhirnya jatuh kepada Hamas.  Hamas sudah 
tersingkir dari Syria gara2 terjadinya perang saudara di Syria yang telah 
banyak menjatuhkan korban2.

Tidak salah kalo sekarang King Abdullah berusaha mati2an menengahi perundingan 
damai negara Palestina dengan Israel dalam dasar "two state solution".  Tapi 
Israel dan Hamas sudah sama2 menolak bentuk perdamaian "two state solution" 
ini--dan ini akan sama artinya 

Jordania akan diambil alih oleh kekuatan Abbas-Hamas tanpa perlu melibatkan 
Israel.

http://www.voanews.com/english/news/middle-east/136593123.html

Ikhtiar King Abdullah menengahi kedua pihak terbukti sudah gagal, tidak ada 
harapan baik bagi King Abdullah maupun bagi Abbas untuk menekan Israel 
memaksakan dan mendiktekan perundingan yang tidak membawa perdamaian bagi 
Israel ini.  Sikap Abbas dan King Abdullah memaksa dan mendikte keinginannya 
kepada Israel tidak didukung kekuatan baik senjata maupun politik.  Sehingga 
usaha Abbas hanya mem-buang2 waktu percuma saja yang hanya akan merugikan 
dirinya saja dengan syarat2 yang tidak masuk akal bisa diterima oleh pihak 
Israel.

http://www.jpost.com/DiplomacyAndPolitics/Article.aspx?id=253012

Kegagalan Abbas dalam pertemuan pertama di Amman, mendorong dirinya untuk 
membujuk King Abdullah agar mau melanjutkan mediasinya.  Tapi King Abdullah 
telah dipanggil Obama ke gedung putih untuk membicarakan Jordan inclusive 
menyertai semua Arab Palestina.  Hari2 akhir tutup buku konflik Israel 
Palestina menjelang akhirnya.

Ny. Muslim binti Muskitawati.







------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke