Mungkin kmu kali yg murtad dari agama leluhur :)

Agama leluhur Indonesia itu animis, Hindu, Budha :)



--- In proletar@yahoogroups.com, Musik hari Ini <musikhariini@...> wrote:
>
> Eh apa agama elu?
> 
> jangan2 lu murtad dari agama leluhur lu
> 
> 
> ________________________________
>  From: sikebenaran <sikebenaran@...>
> To: proletar@yahoogroups.com 
> Sent: Friday, February 10, 2012 9:08 PM
> Subject: [proletar] Re: KH. Syarif Utsman Yahya:  RUU Pornografi dan Khazanah 
> Kitab Pesantren
>  
> 
>   
> 
> 
> allah yg mnurunkan quran, hadits itu rekaan Muhammad aja karena pd dasarnya 
> otak Muhammad itu porno.
> 
> Klo Muhammad hidup masa sekarang dia akan ngiler liat bokep majalah porno & 
> milih tinggal di distrik merah Belanda sambil isep cimeng :)
> 
> --- In proletar@yahoogroups.com, item abu <itemabu@> wrote:
> >
> > "Pornografi adalah materi seksualitas yang dibuat oleh manusia dalam bentuk 
> > gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, 
> > animasi, kartun, syair, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan 
> > komunikasi lain melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau 
> > pertunjukan di muka umum, yang dapat membangkitkan hasrat seksual dan/atau 
> > melanggar nilai-nilai kesusilaan dalam masyarakat." 
> >  
> > Jadi Quran yg ngiming2in bidadari perawan abadi yg teteknya gede2 itu 
> > adalah pornografi jg krn membangkitkan hasrat seksual. 
> >  
> > Tp krn ada kata2 "dibuat oleh manusia", maka Quran jd bukan pornografi.
> >  
> > Hadis di lain pihak adalah pornografi krn ada hadis yg bilang bhw kontol 
> > orang Islam akan ngaceng abadi di sorga. 
> >  
> >  
> > 
> > From: Si Kebenaran <sikebenaran@>
> > >To: "proletar@yahoogroups.com" <proletar@yahoogroups.com> 
> > >Sent: Saturday, February 11, 2012 6:50 AM
> > >Subject: [proletar] KH. Syarif Utsman Yahya: RUU Pornografi dan Khazanah 
> > >Kitab Pesantren
> > >
> > >
> > >  
> > >
> > >
> > > 
> > > 
> > >http://fahmina.or.id/artikel-a-berita/artikel/420-ruu-pornografi-dan-khazanah-kitab-pesantren.html
> > > 
> > > 
> > >RUU Pornografi dan Khazanah Kitab
> > >Pesantren 
> > >
> > >KH.
> > >Syarif Utsman Yahya
> > >
> > >Sabtu, 27 September 2008 18:01 
> > >
> > > 
> > > 
> > >Akhir-Akhir ini pembahasan mengenai
> > >Rencana Undang-Undang (RUU) Pornografi kembali marak diperbincangkan. Pro
> > >kontra pun kembali muncul. Di luar pro dan kontra yang ada, sesungguhnya 
> > >ada
> > >beberapa hal yang mesti diperjelas duduk perkaranya. Sehingga tidak
> > >membingungkan masyarakat banyak. Yang jelas semangat bahwa moral harus
> > >ditegakkan, saya kira semua pihak sepakat akan hal itu. Saya tidak sepakat 
> > >akan
> > >maraknya pronografi, tetapi mengenai RUU Pornografi, ada beberapa hal yang
> > >mesti diperjelas. 
> > > 
> > >Pertama, soal definisi pornografi
> > >itu sendiri. Dalam Pasal 1 RUU Pornografi yang sudah disosialisasikan oleh 
> > >DPR
> > >ke beberapa daerah tgl 4 September 2008 kemarin,  disebutkan bahwa: 
> > >"Pornografi adalah
> > >materi seksualitas yang dibuat oleh manusia dalam bentuk gambar, sketsa,
> > >ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun,
> > >syair, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan komunikasi lain melalui
> > >berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang 
> > >dapat
> > >membangkitkan hasrat seksual dan/atau melanggar nilai-nilai kesusilaan 
> > >dalam
> > >masyarakat." Definisi ini menggabungkan pornografi dan pornoaksi pada RUU
> > >APP, dengan memasukkan definisi "gerak tubuh". 
> > > 
> > >Dari definisi di atas, nampaknya
> > >pornografi diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat membangkitkan 
> > >’hasrat’.
> > >Dan ini kalau mau jujur, ini akan berbeda dalam tiap daerah, suku bangsa 
> > >dan
> > >budaya. Ada yang merasa cukup melihat rambut saja, sudah dapat 
> > >membangkitkan
> > >hasrat. Ini nampaknya semua orang tidak sama dalam mendefenisikan apa yang
> > >disebut membangkitkan hasrat. 
> > > 
> > >Kedua, yang dimaksud dengan
> > >penyebarluasan hal-hal yang berbau seksual itu adalah upaya penyebarluasan
> > >’yang membangkitkan hasrat tersebut’ melalui majalah, koran, 
> > >tv dan lain
> > >sebagainya. Dari defenisi dalam RUU ini juga bisa saja yang dimaksud
> > >penyeberluasan juga mencakup apa yang yang sudah ada dan kadung menyebar di
> > >masyarakat kita. Seperti kitab-kitab kejawen, yang sarat dengan deksripsi 
> > >dan
> > >narasi seksual, semisal Gotoloco dan  serat Centini 
> > > 
> > >Selain kitab-kitab Kejawen,
> > >kitab-kitab dan literatur yang menyebar di pesantren juga banyak yang
> > >mendeskripsikan dan menarasikan seksualitas secara vulgar, apa adanya. 
> > >Sebut
> > >saja misalnya kitab Majemu’ karya Kyai Sholeh Darat yang banyak 
> > >menggambarkan
> > >anatomi tubuh perempuan. Di sana disebutkan perempuan yang memiliki bibir
> > >tebal, vaginanya juga akan tebal. Kitab-kitab seperti Quratul ’Uyun 
> > >yang sering
> > >dibaca kyai kalau bulan puasa, juga banyak memuat narasi dan deskripsi 
> > >tentang
> > >seksualitas. Apakah hal semacam ini termasuk pronografi atau tidak?
> > > 
> > >Lebih-lebih kalau kita membaca
> > >kitab-kitab Fiqh yang menjadi bahan bacaan di pesantren, maka kita akan
> > >mendapatkan bahwa mungkin saja pembahasan di dalamnya bisa didefinisikan
> > >sebagai porno dan membangkitkan hasrat. Untuk menyebut beberapa contoh 
> > >saja,
> > >misalnya dalam pembahasan kitab fiqh mengenai Hadul Zina (hukuman bagi
> > >perbuatan zina), pembahasan tentang aurat dan lain sebagainya. 
> > > 
> > >Dalam soal zina, kitab fiqh di
> > >pesantren membahas dengan detail definisi zina. Apa yang disebut zina? 
> > >Salah
> > >satu definisi fiqh menyebutkan bahwa zina adalah memasukan kemaluan 
> > >laki-laki
> > >pada vagina perempuan yang bukan sah suami istri. Diterangkan dengan jelas 
> > >di
> > >sana, seberapa batas masuknya itu? Apakah ini disebut juga pornagrafi 
> > >nantinya.
> > > 
> > >Dalam soal aurat perempuan juga
> > >dibahas dengan detail perbedaan aurat perempuan merdeka dan perempuan 
> > >budak.
> > >Aurat perempuan di depan muhrim dan di depan yang bukan muhrim. Dibahas 
> > >juga
> > >apakah perempuan boleh memegang aurat atau kemaluannya sendiri? Bagaimana
> > >aturannya? Apakah penjelasan menegani hal ini dianggap membangkitkan 
> > >hasrat,
> > >dan kemudian termasuk pornografi? 
> > > 
> > >Soal kelamin juga dibahas oleh Fiqh
> > >dalam bab Taharah (sesuci), di salah satu pasal tentang wajibnya mandi 
> > >besar,
> > >umpamamnya. Di dalam kitab I’anah al-Thalibin, dikatakan ada 
> > >beberapa sebab
> > >orang mandi besar: Diantaranya (1) Keluarnya air mani, (2) Masuknya 
> > >kemaluan
> > >laki-laki (penis) ke lubang depan (farji/vagina) atau lubang benlakang 
> > >(dubur) seorang
> > >perempuan. Mengenai persoalan yang seperti ini, kitab-kitab fiqh di 
> > >pesantren
> > >kadang menjelaskannya secara detail. Mungkin saja bisa membangkitkan hasrat
> > >seksual bagi yang mendengarnya. Apakah yang demikian disebut pornografi dan
> > >harus dilarang?.
> > > 
> > >Pada pembahasan batalnya puasa, di
> > >antaranya dibahas bahwa suami istri yang melakukan persetubuhan di siang 
> > >hari
> > >di bulan puasa diwajibkan mengganti puasanya berturut-turut selama dua 
> > >bulan di
> > >luar bulan puasa. Yang wajib mengganti itu siapa? Dua-duanya, atau suaminya
> > >saja, atau istrinya saja? Menurut kitab fiqh di pesantren, yang wajib 
> > >mengganti
> > >puasa dua bulan turut-turut adalah yang mulai merangsang dan 
> > >mengerak-gerakkan
> > >(menggoyang-goyang). Nah pembicaraan seperti ini di dalam kitab fiqh kan
> > >gamblang dan vulgar sekali. Lagi-lagi apakah hal ini termasuk pornografi 
> > >yang
> > >harus dilarang?
> > > 
> > >Selain di dalam kitab-kitab fiqh, di
> > >dalam kitab tafsir juga tidak jauh berbeda. Misalnya saja ketika 
> > >menjelaskan
> > >ayat yang berbunyi fa’tû hartsakum anna syi’tum 
> > >(datangilah ladang (perempuan)
> > >mu sesuai dengan keinginanmu). Dijelaskan menggauli istri bisa dilakukan 
> > >dari
> > >depan dan dari belakang. Yang demikian dijelaskan dengan jelas. Apakah ini
> > >termasuk pornografi?
> > > 
> > >Sahabat Abu Bakar ra mengatakan
> > >bahwa ketika ia bersetubuh dengan istrinya, si istri menggelepar-geleparkan
> > >pahanya. Ini diceritakan di hadits. Apakah yang demikian pornografi. Apakah
> > >hadits ini tidak boleh diceritakan?
> > > 
> > >Kalau kitab-kitab dan seluruh
> > >khazanah pesantren, mulai dari fiqh, tafsir dan hadits akan dimasukkan 
> > >sebagai
> > >pornografi oleh RUU pornografi, yah jelas ini tidak bijak dan tidak
> > >menyelesaikan masalah.
> > > 
> > >Saya sebagai orang pesantren tidak
> > >sepakat akan maraknya pornografi, tetapi saya kira RUU pornografi juga 
> > >tidak
> > >perlu ada. Karena tidak akan banyak menyelesaikan persoalan. Sebaiknya kita
> > >membicarakan RUU Pornografi ini dalam konteks nasional, dalam konteks 
> > >negara
> > >bangsa. Bukan dalam konteks agama saja, karena negara kita memang bukan 
> > >negara
> > >agama, tetapi negara bangsa, dengan beragam agama, keyakinan dan budaya 
> > >yang
> > >ada. Persoalanya, apakah tokoh masyarakat dan politik sekarang ini, masih
> > >memiliki kepekaan akan keanekaragaman, kebhinekaan dan rasa tanggungjawab
> > >menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) 
> > > 
> > >Mulai dibicarakannya kembali isu RUU
> > >Pornigrafi ini sejatinya tidak lebih sebagai politik pengalihan perhatian 
> > >dari
> > >naiknya harga BBM dan dari berbagai permsalahan dan encana beberapa pihak 
> > >yang
> > >ingin mengambil keuntungan pada pemilu 2009 mendatang. Jadi sesungguhnya 
> > >RUU
> > >pornigrafi ini tidak perlu. Wallahu ’alam bi al-shawab.
> > > 
> > > Tulisan
> > >ini hasil wawancara dengan KH. Syarif Utsman Yahya yang ditulis oleh Ali
> > >Mursyid         
> > >
> > >****
> > >
> > >Jesus, Buddha, Gurus Sikh, Baha’i, & Karl Marx can be compared 
> > >because of they teach love & justice.
> > >
> > >It is different wih Muhammad.
> > >
> > >I read Koran, Hadith, and Sira and found that Muhammad is a ROBBER, 
> > >MURDERER, TERRORIST, PEDOPHILE, NECROPHILE, CHILD MOLESTER, 
> > >DAUGHTER-IN-LAW MOLESTER, AUNT MOLESTER.
> > >
> > >[Non-text portions of this message have been removed]
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > 
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
> 
> 
>  
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke