Ref: Rakyat terjepit bukan masalah urgen, yang penting dan diutamakan agar 
penguasa bersuka ria dalam dunia bahagia, karena itulah harga mati NKRI.


http://www.sinarharapan.co.id/content/read/rakyat-kian-terjepit/
07.03.2012 11:48

Rakyat Kian Terjepit
Penulis : Faisal Rachman/Sulung Prasetyo/Vidi Batlolone/Ninuk Cucu Suwanti 

 (foto:dok/SH)
JAKARTA — Pemerintah baru rencana akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) 
pada 1 April yang diikuti dengan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) per 1 Mei 
2012. Kondisi itu kian menyulitkan kehidupan keseharian masyarakat. 

Sebut saja apa yang dikeluhkan sejumlah nelayan Lampung. Mereka menyatakan 
resah atas rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi mulai 1 April 
2012. 

Kenaikan harga BBM itu akan berpengaruh terhadap membengkaknya biaya 
operasional mereka selama melaut, kata Salim, salah seorang pemilik kapal 
nelayan di Telukbetung Bandar Lampung, Rabu (7/3). Ia mengatakan, dengan harga 
BBM sekarang, nelayan cukup kesulitan karena hasil tangkapan dan cuaca yang 
tidak menentu. Kalau harga BBM naik, biaya operasional naik juga.

Belakangan ini hasil tangkapan mereka kadang tidak sesuai dengan biaya yang 
dikeluarkan. "Kalau BBM naik maka harga ikan juga pasti ikut naik, tapi apakah 
pembeli mau mengerti dengan keadaan ini," katanya.

Ia menyebutkan, nelayan setempat membeli solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar 
Nelayan (SPBN) Lempasing dengan harga normal. Jika stok solar di SPBN itu habis 
maka nelayan terpaksa membelinya di pengecer dengan harga lebih mahal Rp 1.000 
per liter. 

"Kalau di SPBN harganya normal, Rp 4.500 per liter, tapi jika di pengecer 
harganya Rp 5.500 per liter," katanya. Saat ini, sekali melaut selama seminggu 
ia menghabiskan dana paling sedikit Rp 6 juta.

"Untuk membeli bahan bakar sebanyak 500 liter saja sudah Rp 2,25 juta, belum 
lagi biaya belanja logistik untuk kebutuhan selama di laut. Jadi, saya harus 
menyiasati dengan menaikkan harga tangkapan agar tidak merugi," ia melanjutkan.

Menurut dia, jika harga solar naik menjadi Rp 6.000 per liter, biaya melaut 
dalam seminggu akan mencapai Rp 8 juta.

Hal senada diungkapkan pemilik kapal lainnya, Rustono. Ia mengatakan, rencana 
kenaikan harga BBM itu akan mengganggu aktivitas mereka untuk mencari ikan. 
"Jika BBM naik maka biaya beban kami akan naik juga. Harga ikan pun pasti ikut 
naik," katanya saat ditemui di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Gudanglelang 
Telukbetung.

Ia mengatakan kesulitan mencari tambahan modal jika harga BBM naik. "Biasanya 
saya sekali melaut harus mengeluarkan dana sekitar delapan sampai sembilan juta 
rupiah," kata dia menjelaskan.

Sementara itu, sejumlah warga Lampung lainnya menyatakan lebih memilih kenaikan 
harga BBM daripada pembatasan penjualan solar dan Premium.

"Lebih baik naik daripada sulit mendapatkan Premium," kata salah seorang warga 
setempat, Tobing.

Sementara itu, harga cabai merah biasa di pasar tradisional Kabupaten dan Kota 
Cirebon, Jawa Barat, Rabu, naik menjadi Rp 21.000 per kilogram, padahal 
beberapa hari sebelumnya kurang Rp 13.000 per kg.

Suwarno, pedagang cabai merah lain di Jagastru, mengatakan, kenaikan harga 
cabai merah di daerah Pantura Cirebon masih dipicu hambatan pengiriman dari 
petani. Kondisi itu akan kian buruk jika harga BBM naik juga pada 1 April 2012.

Riwad, petani setempat menuturkan, budi daya cabai merah di Kabupaten Cirebon 
dan Brebes berhasil baik sehingga harga cabai merah stabil.

Seiring dengan peningkatan produksi dan naiknya harga jual, sejumlah petani 
bawang merah mulai melirik menanam cabai karena menguntungkan.

Biaya Tambahan

Ketua Umum Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir kepada SH, Rabu 
mengatakan, menjelang kenaikan harga BBM kebutuhan harga sembako diprediksi 
tetap akan mengalami kenaikan. Dia menjelaskan, kenaikan tersebut tergantung 
dari biaya tambahan yang dikeluarkan petani untuk menggarap lahan pertaniannya, 
termasuk juga biaya BBM.

“Jika si petani mengeluarkan biaya tambahan sampai 10 persen, otomatis harga 
produk pertaniannya ikut naik 10 persen,” katanya.

Dia menambahkan, untuk saat ini kenaikan harga belum terlihat cukup tinggi, 
pasalnya untuk semua jenis produk pertanian saat ini sedang mengalami masa 
panen.

Menurutnya, sekalipun panen raya sudah datang, harga produk pertanian masih 
bisa dikategorikan yang cukup tinggi pada tahun ini. Untuk komoditas 
hortikultura seperti bawang, cabai, dan tomat saja, kata Winarno, masih 
merupakan yang tertinggi pada tahun ini.

“Cabai merah keriting masih di tataran Rp 75.000 per kg, bawang merah masih 
pada tataran Rp 30.000 per kg, pokoknya harga turun pada tataran 5 persen. 
Namun ini masih terbilang harga yang tinggi, sebab musim panen bulan ini sudah 
tiba,” ujarnya.

Dia menjelaskan, penyebab utama kenaikan harga pertanian menjelang dan ketika 
naiknya harga BBM, sering kali dipicu ulah pedagang yang mau mengambil untung 
dari situasi tersebut.

Ia mencontohkan, pedagang sering kali menginjak para petani dengan membiarkan 
hasil panen mereka berlama-lama, sehingga pada akhirnya petani menjual dengan 
terpaksa lantaran membutuhkan uang. Petani dipaksa menjual dengan harga murah, 
selain itu harus menanggung beban biaya BBM untuk pengiriman produk 
pertaniannya.

Menurut Winarno, sekalipun panen raya untuk beras saat ini sedang berlangsung, 
harga beras masih terbilang cukup tinggi, yakni Rp 5.000 per kg gabah kering 
giling (GKG). 

“Bulan November 2011 sampai Februari 2012, harga beras Rp 5.600 per kg GKG. Ini 
merupakan harga paling tinggi dalam 10 tahun terakhir, namun pada Maret ini 
turunnya hanya sedikit. Itu semua memang ada hubungannya dengan rencana 
kenaikan harga BBM,” tuturnya. 

Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Syahrul R 
Sempurnajaya mengharapkan pemerintah memantau lebih cermat perkembangan harga 
gabah dan beras di sentra-sentra produksi.

Menjelang panen raya seperti sekarang ini seharusnya terjadi koreksi atau 
penurunan harga. Jika penurunan harga tidak terjadi, mengindikasikan kondisi 
anomali. Ada faktor lain seperti aksi spekulan menjelang kenaikan harga BBM dan 
TDL. 

Dari hasil pemantauan Bappebti, harga gabah di sentra-sentra produksi di Jawa 
dalam tiga bulan terakhir ada yang turun, ada juga yang naik. Pada saat di 
sentra produksi Jatim harga beras turun, di sentra produksi Jawa Barat justru 
mengalami kenaikan. 

Harga gabah jenis medium di sentra produksi di Jombang Jatim 1 Maret 2012 Rp 
3.950, harga beras pada 6 Maret masih sama. Sebagai acuan, pada 1 Januari 2012 
di Jombang harga gabah Rp 4.000 per kg. Harga gabah di Banyumas 1 Maret Rp 
5.150 dan pada 6 Maret masih sama.

Sebagai acuan pada 1 Januari, di Banyumas harga gabah Rp 5.000 per kg.
Harga beras rata-rata medium di sentra produksi Indramayu pada 1 Maret Rp 8.425 
per kg, sedangkan pada 6 Maret Rp 8.175 per kg. Sebagai acuan pada 1 Januari di 
Indramayu harga beras Rp 7.675. 

Pada medio Februari, harga beras di Indramayu untuk jenis IR64 kualitas 1 
diperdagangkan pada harga Rp 8.425, kualitas 2 Rp 7.775 dan kualitas 3 pada 
harga Rp 7.700.

Di Indonesia, harga beras telah meningkat sejak Mei 2011. Pada Januari, 
kenaikan harga beras mencapai tingkat rekor baru rata-rata Rp 10.439 (sekitar 
US$ 1,10) per kg, sekitar 13 persen lebih tinggi dibanding Januari 2010 satu 
tahun sebelumnya. 

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa setelah membuka secara resmi 
Rapat Kerja Kementerian Perdagangan yang digelar di salah satu hotel berbintang 
di Jakarta, Rabu pagi ini mengatakan, kebijakan penyesuaian harga bahan bakar 
minyak bersubsidi akan menyelamatkan kondisi perekonomian nasional secara 
keseluruhan, sehingga hal tersebut mutlak dilakukan.

Ditentang

Sejumlah kalangan menolak rencana kenaikan harga BBM dan TDL dalam waktu dekat 
ini karena malah hanya membebani rakyat. Pemerintah seharusnya mencari sumber 
pendanaan subsidi dari sumber-sumber lain, yang kini bocor dikorupsi ketimbang 
menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

Demikian diungkapkan puluhan organisasi massa yang bersatu dalam Komite Aksi 
Tolak Kenaikan Harga BBM dan TDL, di depan kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) 
Jakarta, Selasa (6/3). 

“Untuk mengatasi membengkaknya subsidi, pemerintah bisa mengambil jalan lain 
yang pada intinya tidak merugikan mayoritas rakyat, seperti memberantas 
korupsi, yang kini diperkirakan telah menyusutkan dana APBN hingga 30 persen,” 
ujar Ramses D Aruan dari Serikat Buruh Migran Indonesia. 

Fraksi PDI Perjuangan melalui Maruarar Sirait di Gedung DPR Senayan, Jakarta, 
Selasa siang menyatakan, pihaknya menolak rencana kenaikan harga BBM yang 
diusulkan pemerintah. Ini karena pemerintah seharusnya bisa melakukan efisiensi 
melalui anggaran di eksekutif, legislatif dan yudikatif yang tak perlu. 

"Kenaikan BBM, PDI Perjuangan tolak. Alasannya, yang harus kita lakukan untuk 
efisiensi anggaran ada yang lain seperti efisiensi anggaran di eksekutif, 
legislatif dan yudikatif. Program yang tidak perlu tidak usah (dianggarkan), 
cukup biaya rutin yang berdampak langsung ke pelayanan publik," katanya.

Sikap serupa diperlihatkan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di DPR. 
Sekretaris Jenderal PKS, Anis Matta menyatakan, partainya menolak rencana 
pemerintah menaikkan harga BBM. PKS berpendapat kenaikan harga BBM merupakan 
cara pemerintah mengalihkan beban pengelolaan fiskal dari anggaran negara 
kepada rakyat. 

Menurutnya, kenaikan harga BBM sebetulnya bisa diantisipasi. “Masih banyak 
pilihan yang bisa dilakukan pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM,” 
katanya.

Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo seusai menghadiri rapat kerja 
dengan Komisi VII DPR, Jakarta, Selasa siang mengatakan, mulai dengan APBN-P 
2012 ini, pemerintah meminta diberi kewenangan lebih besar untuk menentukan 
harga BBM. 

Jika sebelumnya pemerintah baru bisa menaikkan harga BBM tatkala harga minyak 
dunia lebih tinggi 10 persen dari ICP yang ditentukan, pada APBN-P 2012 
pemerintah ingin agar ketika harga minyak dunia naik 5 persen dari asumsi ICP, 
harga BBM bersubsidi bisa dinaikkan.

Menkeu menegaskan kenaikan lanjutan hanya dilakukan bila kenaikan Rp 1.500 per 
liter saat ini tidak lagi mampu mengimbangi kenaikan harga minyak dunia. "Itu 
kami harus pegang karena kalau tidak akan menjadi sangat sulit kalau mesti 
melalui proses APBN-P baru dilakukan perubahan harga BBM bersubsidi," ucapnya. 
(CR-27/CR-28/Ant)


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke