Ref: Orang yang mau dibodohkan gampang bisa dijadikan umpan peluru untuk berita 
pengalihan isu yang sangat dibutuhkan oleh rezim guna mengalihkan pendapat umum 
dari kenaikan harga BBM dan susulannya. Tetapi, bagaimana pun para teroris 
sempat menikmati kelezatan surga dunia sebelum bepergian ke dunia seberang.

http://www.mediaindonesia.com/read/2012/03/20/306712/284/1/Penyergapan-Teroris-Diindikasikan-Pengalihan-Isu

Penyergapan Teroris Diindikasikan Pengalihan Isu 
Penulis : Christian Dior Simbolon
Selasa, 20 Maret 2012 00:36 WIB  
ANTARA/Brahmantya Murti/rj
  a.. JAKARTA--MICOM: Penyergapan kelompok teroris di Bali kuat terindikasi 
upaya pengalihan isu. Selain timing-nya yang dekat dengan rencana pemerintah 
menaikkan harga bahan bakar mesin (BBM), penyergapan yang menewaskan 5 terduga 
teroris ini juga terkesan terburu-buru. 

"Tidak diragukan lagi para pelaku yang tewas itu merupakan teroris. Dari daftar 
nama yang dirilis polisi, beberapa memang buronan teroris yang selama ini 
dicari. Namun, kuat dugaan penyergapan ini dipakai sebagai upaya mengalihkan 
isu, entah itu soal BBM yang bakal naik atau yang lain," ujar pengamat teroris 
Mardigu Wowiek Prasantyo saat dihubungi di Jakarta, Senin (19/3). 

Mardigu menilai proses penyergapan tidak wajar dan terkesan terburu-buru. 
"Kalau melihat dari pengalaman sebelumnya, seperti saat penyergapan teroris 
Pondok Kopi (April 2011) lalu, Densus 88 menyergap itu dengan perencanaan 
matang. Setelah membuntuti dan bahkan sempat mengintai selama sebulan. Namun, 
yang kemarin, baru dapat info, Densus langsung bergerak menyergap. Ini tidak 
seperti biasanya," ujarnya. 

Menurutnya, alasan yang dikemukakan polisi tidak kuat untuk menjustifikasi 
urgensi penyergapan tersebut. "Polisi bilang mereka akan merampok. Tapi kan itu 
memang SOP (standard operation procedure) teroris dalam mencari dana. Apalagi, 
memang ada tersangka (tewas) yang merupakan anak buah Abu Tholut (terpidana 
teroris yang diduga berperan sebagai pencari dana kelompok Aceh)," katanya. 

Mardigu juga mempertanyakan tewasnya kelima terduga teroris saat disergap. 
Padahal, dalam penyergapan tersebut, barang bukti yang ditemukan hanya dua 
pucuk senjata api jenis FN. 

"Seharusnya setidaknya ada yang ditangkap hidup-hidup sehingga bisa dipakai 
untuk mengembangkan penyelidikan," katanya. 

Terkait hal ini, pengamat intelijen Wawan Purwanto menyarankan agar anggota 
Densus 88 diperlengkapi dengan peralatan kamera ketika melakukan penyergapan. 

"Ini untuk menunjukkan bagaimana situasi di lapangan sehingga tidak menimbulkan 
polemik di kalangan publik. Selain itu, ini (rekaman gambar) juga bisa dipakai 
sebagai pembenaran bagi aparat terkait mengapa para (terduga) teroris itu harus 
ditembak mati. Selama ini, kita kan tidak tahu seperti apa," ujarnya. (*/OL-3) 
+++++
http://www.mediaindonesia.com/read/2012/03/19/306763/290/101/Teroris-Bali-Sempat-Pesan-Cewek-Penghibur
Teroris Bali Sempat Pesan Cewek Penghibur 
Penulis : Arnoldus Dhae
Senin, 19 Maret 2012 22:24 WIB a.. DENPASAR--MICOM: Kelompok teroris yang 
singgah di Hotel Laksmi, Sanur, Denpasar rupanya ingin bersenang-senang. Bahkan 
mereka telah menyewa empat wanita sebelum digerebek tim Densus 88 Anti Teror. 

Dari penuturan sejumlah saksi mata, mereka mengaku melihat ada empat wanita 
yang masuk ke hotel plus-plus beralamat di Jalan Danau Poso 99 X, Sanur. 
"Mereka datang mencari hiburan. Begitu masuk hotel, langsung booking cewek," 
kata Made Tama sorang petugas hotel kepada wartawan, Senin (19/3). 

Bahkan, dua wanita malam itu sudah masuk kamar, namun belum sempat berkencan. 
"Dua orang lainnya, menunggu di luar, menunggu ceweknya datang," imbuh pria 
asal Buleleng ini. 

Hal senada disampaikan Baraki. Ia mengaku malam tersebut mengantarkan cewek ke 
bungalow yang rimbun dengan pepohonan seperti kelapa, mangga, bunga kamboja dan 
laiannya sehingga tidak terlihat dari luar. 

Keempat kupu-kupu malam itu yang sedianya melayani para teroris tersebut 
sebelum digerebek Densus 88, bertarif antara Rp150 ribu hingga Rp250 ribu. Saat 
kejadian, kata dia, di dalam hotel dua wanita yang disapa Intan dan Rara. 
Sedangkan dua lainnya yakni Amanda dan Shela saat akan masuk hotel lebih dahulu 
dihentikan polisi. (OL-11) 
Dari penuturan sejumlah saksi mata, mereka mengaku melihat ada empat wanita 
yang masuk ke hotel plus-plus beralamat di Jalan Danau Poso 99 X, Sanur. 
"Mereka datang mencari hiburan. Begitu masuk hotel, langsung booking cewek," 
kata Made Tama sorang petugas hotel kepada wartawan, Senin (19/3). 

Bahkan, dua wanita malam itu sudah masuk kamar, namun belum sempat berkencan. 
"Dua orang lainnya, menunggu di luar, menunggu ceweknya datang," imbuh pria 
asal Buleleng ini. 

Hal senada disampaikan Baraki. Ia mengaku malam tersebut mengantarkan cewek ke 
bungalow yang rimbun dengan pepohonan seperti kelapa, mangga, bunga kamboja dan 
laiannya sehingga tidak terlihat dari luar. 

Keempat kupu-kupu malam itu yang sedianya melayani para teroris tersebut 
sebelum digerebek Densus 88, bertarif antara Rp150 ribu hingga Rp250 ribu. Saat 
kejadian, kata dia, di dalam hotel dua wanita yang disapa Intan dan Rara. 
Sedangkan dua lainnya yakni Amanda dan Shela saat akan masuk hotel lebih dahulu 
dihentikan polisi. (OL-11) 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to