Pengadilan Agama Islam Lebih Korup Dari Pengadilan Sipil !!! Sudah berulang kali saya tulis, Agama Islam bukanlah urusan negara dan jangan campur jadi hukum negara, karena agama Islam sangatlah korup dan memang bukan bagian administrasi management sebuah negara sehingga tidak ada kontrol dan tidak ada pertanggung jawaban accounting didalamnya.
Inilah kejadian yang dialami oleh seorang ibu pensiunan yang diperas tanpa kasihan oleh semua level petugas2 di pengadilan agama Islam yang rahmatan lil alamin: http://www.republika.co.id/berita/jurnalisme-warga/aku-muak-dengan-korupsi/12/04/02/m0wq3i-panitera-pengadilan-agama Panitera Pengadilan Agama Kamis, 15 Maret 2012, 10:38 WIB Saya pernah mengalami hal yang cukup menyesakan dada. Tahun 2007, bapak saya meninggal karena usai yang sudah tua, yaitu 85th. Karena bapak seorang TNI, maka ibu dapat dana pensiun untuk janda. Awal mengurus uang duka semua mudah, tidak ada biaya apa pun. Setelah mengurus SK janda, mulai banyak syarat-syaratnya, termasuk di dalamnya karena di akte nikah orang tua tidak ada fotonya maka diminta untuk mengurus isbat nikah di Pengadilan Agama. Dengan segala alasan dan berbelit-belit, paniteranya meminta uang untuk biaya sidang lah untuk legalisir lah. Karena awalnya tidak faham karena belum pernah berurusan dengan Pengadilan Agama, ya dibayarlah yang diminta. Mulai dari Rp 200.000 kemudian Rp 500.000, ada aja alasannya. Sampai sidang selesai ternyata dokumennya ada yang kurang tanda tangannya, minta lagi uang Rp. 200.000. Legalisir minta lagi Rp 200.000, sampai saya bilang saya cuma mahasiswi ga ada uang, apalagi bapak saya tidak sudah tidak ada. Tetap saja tidak ada kasihannya sama sekali. Akhirnya saya panggil ibu saya untuk menghadap panitera. Ibu saya, yang saat itu berusia 75 tahun dalam keadaan sakit datang menghadap, bilang ga punya uang banyak, cuma yang ada di dompet. Sampai ibu saya bilang dengan memelas "Pak, uang pensiun janda tuh berapa sih pak? Ga banyak, arena suami saya pensiunnya cuma Rp. 800.000. Ssaya kalau ga mikir takut nyusahin anak ga mau pak ngurus-ngurus begini." Tetap saja ga ada hati, uang yang di dompet ibu pun diminta semua. Legalisir yang berikutnya saya ngumpet-ngumpet dari pandangan panitera itu, langsung ke bagian administrasinya. Alhamdulillah, saya tanya biayanya kata ibu di sana bayar seikhlasnya saja. Ya Allah, ibu saya masih beruntung karena masih punya anak-anak yang bisa ngasih makan. Tapi kalau kejadian ini dialami ibu-ibu lain yang tidak punya tempat untuk bergantung bagaimana??? Semoga panitera tersebut mendapat hidayah dari Allah SWT. Amin Kartini Aprilliana Bekasi ------------------------------------ Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage : http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/