Ref:  Bagaimana BUMN bisa ramping dan efisien, kalau kaum berkuasa terdiri dari 
penipu, tukang catut, bandit, serta kaum elit nan tamak?

 
http://epaper.tempo.co/PUBLICATIONS/KT/KT/2012/04/21/ArticleHtmls/BUMN-yang-Ramping-dan-Efisien-21042012003013.shtml?Mode=0


BUMN yang Ramping dan Efisien
    
          
   
Dahlan Iskan harus lebih maju daripada para pendahulunya. Setiap kali Menteri 
Badan Usaha Milik Negara dilantik, setiap kali pula ia mengucapkan pidato yang 
sama.
Tak terkecuali Menteri Dahlan. Ia mengatakan jumlah BUMN akan dirampingkan 
menjadi 120 perusahaan. Bekas Direktur PLN ini bahkan mematok target sangat 
tinggi. Ia berjanji memangkas jumlah BUMN dari 141 menjadi 120 pada akhir tahun 
ini. Rabu lalu, Dahlan kembali menegaskan akan melikuidasi BUMN yang tidak 
punya prospek bisnis dan terus merugi.

Rencana itu memang layak didukung. Selain jumlah BUMN terlalu banyak, rentang 
usahanya sangat lebar. Kesan yang muncul adalah pemerintah tidak terfokus pada 
tujuan BUMN, yang pada intinya adalah mendorong pertumbuhan ekonomi nasional 
dan pendapatan negara, meningkatkan kualitas pelayanan umum, mengembangkan 
usaha mikro, kecil, dan menengah, serta mempercepat pelaksanaan prioritas 
pembangunan nasional. Akibatnya, pemerintah gagal mengalokasikan sumber daya, 
termasuk profesional yang andal, untuk menghela BUMN agar untung dan bermanfaat 
bagi rakyat banyak.

Belum lagi munculnya berbagai kepentingan yang merecoki pengelolaan BUMN, mulai 
dari penunjukan komisaris dan direksi sampai urusan operasional perusahaan, 
termasuk operasional para pejabat pusat dan daerah. Partai-partai politik, juga 
pejabat, ikut nimbrung, terutama pada saat pemilihan direksi. Bahkan penjualan 
saham BUMN di pasar modal pun bisa jadi rebutan para pejabat dan partai 
politik, seperti terjadi dalam penjualan saham Krakatau Steel dan Garuda 
Indonesia. Perilaku mereka tak ubahnya berburu hewan di kebun binatang.

Dampaknya, banyak BUMN yang sebetulnya mampu menciptakan kinerja yang baik dan 
meraup keuntungan besar akhirnya harus gigit jari. Contoh yang sangat jelas 
adalah Merpati. Perusahaan penerbangan ini diombangambingkan oleh berbagai 
kepentingan. Akibatnya, Merpati terus merugi, didera utang sangat besar, dan 
berkali-kali terancam likuidasi. Padahal bisnis penerbangan sedang berada di 
puncak, serta banyak usaha swasta berkibar dan mendulang untung besar.

Karena itu, perampingan saja tidak cukup. Akuisisi, merger, dan likuidasi 
secara ekonomis memang harus dilakukan karena BUMN kita terlalu banyak. 
Berbagai aksi korporasi yang dirancang Menteri Dahlan jelas bisa meningkatkan 
efisiensi dan produktivitas BUMN Indonesia. Tapi kebijakan itu juga bisa salah 
sasaran dan hanya akan menimbulkan medan “pertempuran“yang lebih dahsyat karena 
jumlah BUMN yang diperebutkan makin sedikit, tapi kuenya kian besar.

Walhasil, harus ada langkah besar dalam jangka panjang.
Perusahaan-perusahaan itu juga harus dijual ke bursa saham. Banyak bukti bahwa 
perusahaan negara yang sudah go public bakal lebih transparan dan maju pesat. 
Mereka juga lebih lincah mencari tambahan modal dari pasar dan tidak hanya 
mengandalkan setoran modal dari pemerintah.
Medan persaingan yang kian terbuka juga mendorong manajemen perusahaan publik 
itu lebih cepat beradaptasi.

Hambatan untuk kebijakan ini kemungkinan akan datang dari para “nasionalis“, 
yang bisa diredam dengan membatasi penjualan saham kepada asing. Tujuannya 
adalah murni menciptakan perusahaan yang beroperasi sebagaimana layaknya 
perusahaan pada umumnya, yang mengejar keuntungan tanpa mengabaikan efisiensi 
dan produktivitas. Juga tidak ada hubungan antara perusahaan yang mengejar 
untung dan tarif mahal. Tarif penerbangan dan telekomunikasi bisa tetap murah, 
tapi dengan layanan yang jauh lebih baik.

    
TOP
    
Powered by Pressmart Media Ltd
    
    

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke