RA Kartini Membebaskan Wanita Dari Penindasan Islam !!! Salah satu perjuangan RA Kartini yang sekarang sedang mati2an ditolak kelompok Islam adalah RUU "kesetaraan gender". Bung Karno bukanlah kebetulan memilih profile RA Kartini sebagai cita2 wanita bangsanya. Profile RA Kartini merupakan profile wanita Indonesia merdeka yang bebas dari penindasan agama, bebas dari penindasan gender dan membebaskan kekangan diskriminasi gender baik dimasa hidupnya dan dimasa depan cita2 bangsanya.
RA Kartini berkata: "Aku pikir, tidak jadi orang soleh pun tidak apa-apa asalkan jadi orang baik hati. Bukankah begitu Stella?" Inilah pola sekuler aseli yang dinyatakan oleh Kartini dalam membebaskan kaumnya dari penindasan ajaran Islam diwaktu itu, padahal Islam Kejawen jauh lebih beradab dibandingkan ajaran Islam aseli yang penuh dengan kewajiban2 teror terhadap sesama bangsa yang berlainan agamanya. Cita2 Kartini inilah yang tidak bisa di-tawar2 untuk diselaraskan dengan Syariah Islam yang penuh dengan penipuan dan penindasan terhadap wanita didunia muslimin. RA Kartini adalah ciri2 khusus untuk model wanita Indonesia yang pluralistik yang bebas dari pemaksaan keseragaman beragama seperti yang dipaksakan dalam Syariah Islam. Pilihan Bung Karno yang menunjuk profile RA Kartini sebagai model khas wanita Indonesia merupakan cermin dari jiwa dan kepribadian Bung Karno itu sendiri. Ternyata profile RA Kartini betul2 melekat dihati wanita bangsa Indonesia yang tidak bisa dicampakkan meskipun oleh Syariah Islam yang asing bagi bangsa manapun didunia. Kartini adalah keturunan Feodal Jawa yang menganut ajaran Kejawen (yaitu agama Islam Jawa) yang intinya adalah agama Islam tapi dicampur dengan berbagai kepercayaan klenik Jawa yang berasal dari primbon2. Upaya kelompok Islam untuk mencabut gelar pahlawan nasional yang dianugerahkan Bung Karno ternyata gagal total, rakyat RI menolak usulan kelompok Islam untuk menggantikan kedudukan pahlawan nasional wanita terbesar negeri ini dengan Cut Nyak Dhin dari Aceh. Kebencian kelompok Islam terhadap Kartini dilatar belakangi oleh tujuan memaksakan Syariah Islam di Indonesia akan mengalami hambatan sangat besar, apalagi dalam semua penampilan Kartini tidak pernah dia mengenakan burqa ataupun jilbab. Lebih2 lagi, Kartini menjadi model bagi wanita diseluruh Indonesia. Response rakyat Indonesia yang begitu spontan dalam mempertahankan gelar pahlawan nasional untuk ibu kita Kartini betul2 telah membuat frustasi kelompok Islam di Indonesia. Belakangan ini, ada usaha2 kelompok Islam di Indonesia untuk memalsukan, menambah dan mengurangi riwayat perjalanan hidup RA Kartini dengan nilai2 Islam yang tidak pernah sama sekali menjadi perhatian RA Kartini. Salah satu dari sekian banyak tulisan RA Kartini yang mencerca, mengkritik, dan mencemohkan ajaran Islam bisa anda baca dibawah ini yang juga diberitakan dalam koran Republika: http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/04/21/m2tzam-perjalanan-spiritual-seorang-ra-kartini Dalam suratnya kepada Stella Zihandelaar bertanggal 6 November 1899, RA Kartini menulis; Mengenai agamaku, Islam, aku harus menceritakan apa? Islam melarang umatnya mendiskusikan ajaran agamanya dengan umat lain. Lagi pula, aku beragama Islam karena nenek moyangku Islam. Bagaimana aku dapat mencintai agamaku, jika aku tidak mengerti dan tidak boleh memahaminya? Alquran terlalu suci; tidak boleh diterjemahkan ke dalam bahasa apa pun, agar bisa dipahami setiap Muslim. Di sini tidak ada orang yang mengerti Bahasa Arab. Di sini, orang belajar Alquran tapi tidak memahami apa yang dibaca. Aku pikir, adalah gila orang diajar membaca tapi tidak diajar makna yang dibaca. Itu sama halnya engkau menyuruh aku menghafal Bahasa Inggris, tapi tidak memberi artinya. Aku pikir, tidak jadi orang soleh pun tidak apa-apa asalkan jadi orang baik hati. Bukankah begitu Stella? RA Kartini melanjutkan curhat-nya, tapi kali ini dalam surat bertanggal 15 Agustus 1902 yang dikirim ke Ny Abendanon. Dan waktu itu aku tidak mau lagi melakukan hal-hal yang tidak tahu apa perlu dan manfaatnya. Aku tidak mau lagi membaca Alquran, belajar menghafal perumpamaan-perumpamaan dengan bahasa asing yang tidak aku mengerti artinya. Jangan-jangan, guruku pun tidak mengerti artinya. Katakanlah kepada aku apa artinya, nanti aku akan mempelajari apa saja. Aku berdosa. Kita ini teralu suci, sehingga kami tidak boleh mengerti apa artinya. Koran Republika sebagai corong ormas Islam dalam rangka Islamisasi sengaja menyusupkan dongeng2 tambahan untuk menciptakan Kartini yang berbeda dari yang apa adanya, antara lain koran ini menambahkan cerita2 yang tidak pernah ditulis dan diakui oleh Kartini sendiri, antara lain Republika menambakan hal2 sbb: "Namun, Kartini tidak menceritakan pertemuannya dengan Kyai Sholeh bin Umar dari Darat, Semarang -- lebih dikenal dengan sebutan Kyai Sholeh Darat." Dengan penghantar kalimat diatas inilah Islamisasi terhadap pribadi Kartini kemudian diolahnya. Namun koran Republika ini mengakui bahwa isi ceritanya ini tidak pernah ditulis oleh RA Kartini dengan kata lain hanyalah karangan koran Republika semata dalam mengIslamkan kepribadian Kartini yang tidak pernah ada referensinya. Untuk pertama kalinya wanita di Indonesia mendapat pendidikan di Belanda dengan beasiswa dari pemerintah Belanda. Mengunjungi dan sekolah di Eropah membuka wawasan pandangan Kartini yang membandingkan kehidupan wanita kaumnya di Indonesia yang tertindas oleh Islam. Mayoritas teman2 Kartini beragama Katolik sehingga tidak heran kalo Kartini juga akhirnya ikut masuk agama Katolik tentunya tanpa ada keharusan untuk keluar dari agama yang dianut sebelumnya yaitu Islam Kejawen. Sampai akhir hidupnya, Kartini tetap menjadi penganut agama Katolik dan agama Islam Kejawen ini. Jadi Kartini juga mendirikan yayasan yang dianggautai oleh keluarganya yang tetap melestarikan Islam Kejawen dalam keluarga besar keturunannya. Sedangkan pengabdian Kartini dalam dunia Katolik juga dengan mendirikan Yayasa Katolik yang masih berdiri hingga saat ini. Yayasan Katolik yang didirikan RA Kartini dimasa lalu masih tetap berdiri hingga sekarang ini. Yayasan Katolik ini bergerak dibidang pendidikan, rumah sakit, dan penanggulangan anak2 cacat. Pengabdian RA Kartini dalam aktivitas Katolik jarang diceritakan bahkan disembunyikan masyarakat komunitas muslim dikarenakan akan bisa mempengaruhi umat Islam lainnya sehingga akan menimbulkan konflik masyarakat yang agamanya berbeda. Hanya menceritakan pengabdian RA Kartini dalam komunitas Katolik saja sudah cukup untuk mencetuskan pembakaran gereja dengan tuduhan2 sebagai "Kristenisasi". RA Kartini bukan hanya mendirikan Yayasan Katolik saja di Indonesia, tapi juga beliau dibantu kawan2nya di seluruh Eropah bahkan berhasil mendirikannya juga di Amerika, Belanda dan negara2 maju lainnya. Salah satu penerus yayasan Kartini di Oregon bisa anda baca websitenya dibawah ini: http://www.kartinifoundation.org/support_the_kartini_foundation.html http://www.kartiniclinic.com/eating-disorder-resources/links-to-resources/ http://www.myhero.com/go/hero.asp?hero=Kartini_stursula_ID_2008 http://books.google.com/books?id=xQh90JRs2gAC&pg=PA196&lpg=PA196&dq=RA+Kartini+c\ linics&source=bl&ots=-r9azi4Pyq&sig=hG6xrRWi5HJ8TzzXfGGOauGqDkU&hl=en&sa=X&ei=pg\ OTT93wLeHeiALRoZDZDw&sqi=2&ved=0CFQQ6AEwAg#v=onepage&q&f=false Semua yayasan2 Kartini yang dibangun Kartini diseluruh dunia ternyata turun menurun dilanjutkan oleh kawan2 RA Kartini diluar negeri. Hal2 inilah yang betul2 membuat usaha2 Islamisasi figure Kartini menjadi blingsatan. Kartini merupakan figure wanita Indonesia yang betul2 waterproof untuk proses Islamisasi yang selama hidupnya selalu dikritik, disesalkan, dan dicaci makinya. Islam Kejawen tetap dianutnya hanya sebagai warisan budaya nenek moyangnya bukan lagi menjadi kepercayaan dirinya, apalagi mempromosikannya kepada wanita Indonesia, jelas bukan anjurannya. Figur Kartini adalah menentang ajaran Islam tanpa harus memusuhinya, tanpa harus anti-Islam. Islam Kejawen hanyalah warisan nenek moyang bangsa ini dan Kartini menolak praktek2 Islam yang memenjarakan kebebasan wanita oleh kaum laki2, dan hal inilah yang sama sekali bertolak belakang dari ajaran Islam aliran manapun juga. Emansipasi ibu kita RA Kartini adalah "kesetaraan gender" yang sekarang mati2an ditolak kelompok Islam yang berjihad melarang kesetaraan gender yang menjadi cita2 wanita Indonesia yang dicetuskan oleh ibu kita RA Kartini. Ny. Muslim binti Muskitawati. ------------------------------------ Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage : http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/