'Musik hari Ini' itu jelas orang nggak waras dan tukang kibul...

Dan dia tidak tahu bahwa yang menjadikan Kartini itu sebagai pahlawan adalah 
juga orang Indonesia sendiri dan orientalis nggak ada tuh bikin propaganda 
tentang Kartini...


--- In proletar@yahoogroups.com, Musik hari Ini <musikhariini@...> wrote:
>
> Tersohornya R.A. Kartini sebagai penggerak emansipasi wanita Indonesia 
> sangat mungkin terjadi akibat propaganda Orientalis-Belanda yang licik. 
> Hal ini dilihat dari upaya H.H. van Kol, C.Th. van Deventer, Snouck 
> Hurgronje, Estella Zeehandelaar, Ny. Abendanon dan lainnya yang 
> merupakan aktifis Orientalis-Belanda dalam mengekspos curhat Kartini 
> melalui media dan buku-buku untuk menebar pertentangan dan perpecahan 
> (Devide at Impera). Atau juga sebagai ajang akulturasi nilai-nilai 
> budaya Belanda untuk menjamah struktur nilai dan budaya Indonesia agar 
> dapat tunduk bersimpati kepada kolonial Belanda.
> 
> Sehingga wajar jika Kartini menjadi pahlawan emansipasi karena 
> kegemarannya yang suka curhat. Sesuatu yang tidak dilakukan oleh 
> Malahayati, Dewi Sartika, Rohana Kudus, Laswi, Jo Paramitha, Siti Aisyah We 
> Tenriolle, Nyai Walidah Ahmad Dahlan, Ny. Sunarjo Mangunpuspito dan 
> pahlawan wanita lainnya ketika memperjuangkan kemerdekaan bangsa 
> Indonesia.
> 
> Lihat remaja putri atau kaum perempuan saat ini, kehidupan yang bebas telah 
> menyeret sebagian besar mereka dalam kubangan seks bebas, aborsi, 
> mabuk-mabukan, diskotik, mengumbar aurat, serta kehidupan hedon 
> lainnya. Bagi wanita karir yang kebetulan sukses dengan gampangnya 
> bergonta-ganti suami atau berselingkuh karena merasa telah berjasa 
> menghidupi diri dan keluarganya. Apakah ini yang dinamakan produk 
> emansipasi perempuan? Pantaskah bangsa Indonesia yang memiliki norma 
> budaya luhur mengadopsinya?
> Distorsi sejarah bangsa Indonesia sudah membentur tembok 
> krusial dan saatnya direformasi jika tidak ingin kita terus berada dalam 
> dongeng klasik karya Orientalis-Belanda. Generasi saat ini menanti dan 
> merindukan pencerahan nasional demi membuka wawasan berpikirnya 
> membangun bangsa berperadaban. Dan kurikulum pendidikan nasional memikul 
> tanggung jawab besar dalam proses aufklarung tersebut, karena bangku 
> pendidikan adalah tempat mendoktrin pemikiran yang efektif.
> 
> Masih adakah makna memperingati hari Kartini? Masih adakah 
> perempuan sekarang yang dapat menjadi tauladan? Perempuan yang menjadi 
> pewaris Kartini. Sekarang tak ada lagi tokoh perempuan yang dapat 
> diteladani dengan layak. Kita hanya dapat melihat  perempuan dengan 
> getir. Begitu banyak noda dan kesedihan. Akibat perempuan telah berubah. 
> Berubah orientasi dan tujuan hidupnya.
> Kita hari ini hanya disuguhi perempuan yang menuntut hak-hak 
> kesetaraan mereka. Di segala aspek kehidupan. Mereka tidak mau lagi di 
> bawah dominasi laki-laki. Mereka ingin hidup setara dengan laki-laki. 
> Mereka ingin memiliki hak dan otoritas yang sama dengan laki-laki. Maka 
> para perempuan sekarang sedang memperjuangkan hak-hak mereka, dan 
> membuat rancangan kesetaraan gender.
> Memang. Dari tahun-tahun emansipasi semakin tumbuh luas. Dalam kehidupan. 
> Sudah pernah ada perempuan menjadi presiden. Sudah banyak 
> perempuan menjadi menteri.  Sudah banyak perempuan menjadi pejabat. 
> Menjadi bupati, walikota, camat, lurah. Pejabat eselon satu sudah 
> banyak. Sudah banyak perempuan menjadi anggota DPR. Bahkan banyak pula 
> menjadi CEO perusahaan.
> 
> Dampaknya banyak  perempuan yang menjadi pejabat publik. Rela 
> meninggalkan keluarganya demi karir politiknya. Keluarga tidak penting 
> lagi. Mereka bisa rapat hingga larut malam. Meninggalkan keluarga 
> mereka. Mereka terlibat dalam lobi politik di tingkat tinggi. Mereka 
> berperan dengan sangat kuat. Banyak perempuan yang menjadi tokoh 
> bayangan dalam kekuasaan. Mengendalikan suaminya yang menjadi presiden, 
> menteri, pejabat tinggi sipil dan militer.
> Tetapi, perempuan tak juga puas dengan posisinya yang ada 
> sekarang, dan terus menuntut perannya yang lebih besar lagi. Di era 
> reformasi ini semakin kuat tuntutan perempuan dalam emansipasi itu. 
> Sekalipun, tak nampak ada tokoh-tokoh seperti Kartini,yang bisa 
> diteladani oleh kaum perempuan.
> 
> Sekarang hanya ada sosok, seperti Nunun Nurbaeti yang pernah 
> buron, Angelina Sondakh yang menjadi buah bibir, Wa Ode yang menjadi 
> tersangka, karena sogok, Miranda Gultom, dan banyak lagi perempuan lagi 
> yang nista, dan menyebabkan korupsi semakin marak.
> (Saduran bebas dari beberapa sumber)
> 
> 
> ________________________________
>  From: muskitawati <muskitawati@...>
> To: proletar@yahoogroups.com 
> Sent: Monday, April 23, 2012 5:52 AM
> Subject: [proletar] Kartini Bukan Icon Islam Tapi Nasionalis Pluralistic !!!
>  
> 
>   
> Kartini Bukan Icon Islam Tapi Nasionalis Pluralistic !!!
> 
> Kartini berkata: "menjadi orang baik lebih berguna daripada menjadi orang 
> yang beragama".  Kata2nya ini tidak berubah hingga akhir hayatnya.  Apa yang 
> dikatakan Kartini disini meskipun hanya sepotong kalimat tetapi merupakan 
> pagar benteng yang melindungi dogma aseli Kartini yang tidak bisa dirombak 
> atau dipalsukan menjadi Icon Syariah Islam.
> 
> Menyusupkan tokoh palsu Kiay Buaya Darat sebagai guru kerohanian Islam 
> Kartini untuk mengubah profile Kartini yang Nasionalistik Pluralistic pejuang 
> emansipasi wanita menjadi icon Islam sama sekali tidak ada bukti2nya sama 
> sekali.  Semuanya palsu atau pemalsuan.
> 
> Memang kesasar dan memalukan cara2 kelompok Islam yang sebelumnya berusaha 
> menyangkal figure Kartini sebagai pejuang Nasional dan pejuang emansipasi 
> wanita yang ditetapkan sebagai teladan wanita Indonesia dimana hari lahirnya 
> ditetapkan sebagai "Hari Ibu".
> 
> Dari surat menyurat yang ada bukti2nya, dari buku2 yang dikarangnya yang 
> menjadi bukti2 otentik, dari kesaksian2 sahabat2nya didalam dan diluar 
> negeri, dan kesemuanya memastikan bahwa Kartini bukanlah icon yang Islami 
> tapi merupakan figur Nasionalis, Humanis, Emansipasi Wanita, dan juga 
> Pluralistic.
> 
> Sebaliknya, tambahan dongeng2 yang disebar luaskan oleh kelompok2 Islam 
> pendukung Syariah Islam ini antara lain menceritakan tentang ketertarikan 
> Kartini terhadap Islam setelah mendapatkan terjemahan dari kiayi buaya darat 
> beberapa saat sebelum ajalnya menjelang.  Jelas, pemalsuan sejarah ini 
> merupakan kejahatan, merupakan kriminal, harus dikutuk, dan sama sekali tidak 
> ada bukti2nya, tidak ada saksi2nya, tidak satupun teman2nya membenarkan, 
> bahwa tidak pernah ada surat dari RA Kartini kepada sahabatnya Meneer 
> Abendoon dan isterinya yang menceritakan kebanggaannya terhadap agama Islam.  
> Kritik dan cercaan Kartini terhadap Islam sama sekali bukan karena ketidak 
> tahuan Kartini terhadap Islam, juga bukan karena Kartini tidak tahu 
> terjemahannya, melainkan dia kecewa karena tidak boleh diterjemahkan meskipun 
> dia sendiri tahu terjemahannya.  Namun sang Kartini berassumsi bahwa karena 
> tidak boleh diterjemahkan bagaimana orang bisa mengerti, akhirnya dia
>  menyimpulkan bahwa larang menerjemahkan itu dikarenakan agar umatnya tidak 
> boleh mengerti.
> 
> Pada hakekatnya, Kartini menceritakan kebodohan2 penganut agama Islam yang 
> tidak boleh mengerti bacaan alQuran agar jangan ditentang umatnya apabila 
> sudah mengerti.  Jadi maksud Kartini, kalo saja AlQuran boleh diterjemahkan, 
> maka semua umat Islam pasti menentangnya seperti juga dirinya.
> 
> Sia2 usaha2 kelompok Islam yang gagal dalam membatalkan gelar pahlawan bangsa 
> ini dengan cara meng-gali2 tokoh2 pejuang kemerdekaan wanita yang lain yang 
> bisa dijadikan icon yang Islami.
> 
> Tujuan kelompok2 Islam ini cuma satu, yaitu memecah belah bangsa kita dengan 
> cara mendiskreditkan peranan nasionalisme dan peranan tokoh2 agama yang bukan 
> Islam dalam sumbangsihnya terhadap kemerdekaan RI.  Mereka selalu memalsukan 
> sejarah RI yang se-olah2 kemerdekaan ini berhasil dicapai hanya oleh mereka 
> yang beragama Islam sedangkan yang bukan Islam sama sekali tidak punya 
> andilnya sehingga tidak boleh protest apabila Syariah Islam dipaksa untuk 
> ditegakkan dinegara ini.
> 
> Gagal mencabut gelar Kartini, diganti dengan taktik lain yaitu memalsukan 
> surat2 Kartini, memutar balikkan sikap Kartini yang menentang Islam menjadi 
> se-olah2 sangat tertarik kepada Islam, dan menyusupkan tokoh misteri yang 
> Islam yang disebutnya kiyai buaya darat yang menjadi tutor penerjemahan ayat2 
> AlQuran bagi Kartini.  Padahal sudah jelas pandangan Kartini, bahwa "menjadi 
> orang baik lebih berguna daripada menjadi orang yang beragama".
> 
> Jadi bukan kebetulan tapi kenyataan bahwa Bung Karno adalah aktivis gerakan 
> Nasionalistis Pluralistic, bukan dari gerakan Syariah Islam.
> 
> Juga bukan kebetulan kalo tokoh Kartini diangkat menjadi figure teladan 
> wanita Indonesia, bukan seperti yang diputer balikkan oleh kelompok2 Islam 
> se-olah2 tokoh Kartini ini diangkat oleh Belanda untuk tujuan politik 
> penjajahannya.
> 
> Jadi sekali lagi saya tegaskan, bahwa Kartini diangkat sebagai teladan figure 
> wanita Indonesia bukan oleh Belanda tapi oleh BUNG KARNO sebagai icon 
> nasionalis pluralistik dan humanisme, BUKAN SEBAGAI ICON YANG ISLAMI.
> 
> Secara turun temurun keluarga RA Kartini adalah penganut Islam Kejawen, dan 
> Islam Kejawen bukanlah seperti ajaran Islam yang dianut MUI yang mendukung 
> gerakan teror Jihad.  Islam Kejawen menentang teror Jihad, Islam Kejawen 
> menentang diskriminasi agama dan ini memang terbukti bahwa Kejawen itu 
> mencakup juga agama lainnya seperti Kristen Kejawen, Buddha Kejawen, dan 
> Kejawen itu adalah filosofi Jawa yang dilandasi primbon2 Jawa sebagai buku 
> sucinya disamping AlQuran.
> 
> Tapi meskipun Kartini dari lingkungan Islam Kejawen, tetapi dia juga masuk 
> dan berkontribusi dalam lingkungan agama Katolik yang dianut teman2nya diluar 
> negeri.  Sumbangannya kepada agama Katolik adalah didirikannya Yayasan oleh 
> Kartini yang hingga sekarang dikelola oleh Klinik Atmajaya yang setiap 
> tahunnya mendapatkan bantuan dana dari Yayasan Kartini yang ada di Belanda.
> 
> Disamping itu, kakak Kartini meneruskan pengembangan Islam Kejawen melalui 
> Yayasan yang dibentuk bersama Kartini dengan kakaknya ini, dan yayasan ini 
> masih tetap berjalan dimana jumlah anggautanya bertambah banyak berlipat 
> ribuan kali.
> 
> Ny. Muslim binti Muskitawati.
> 
> 
>  
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke