saya juga sempet korespondensi sama almarhum, dulu jaman kuda gigit besi, waktu masih demen chatting an.. alm suka kirim puisi perjuangan..
semoga alm mendapat kebahagiaan di alam sana... --- In proletar@yahoogroups.com, "ajeg" <ajegilelu@...> wrote: > > > Tulisan ini mengingatkan saya pada almarhum Sobron yang sempat menjadi > teman korespondensi menjelang Olimpiade 2004 - Athena. Saat itu kami > bertanya-tebak apakah dunia sudah kehabisan kota berinisial 'S'; 'T'; 'U' dst > sebagai tuanrumah olimpiade, sehingga setelah Sydney 2000 olimpiade > diulang kembali dari awal. Bukan saja kembali ke kota berinisial 'A', tapi > tak > tangung-tanggung, kembali ke kota olimpade modern pertama, Athena. > Kami bersok-tau seperti itu (tuanrumah olimpiade diurut ulang) karena IOC > juga > sudah mengumumkan tuanrumah untuk olimpiade berikutnya (2008) adalah > Beijing - sebagai perwakilan dari kota berinisial 'B'. > > Sayang korespondensi tidak berlanjut. Namun, ada kesamaan pandang bahwa > rusaknya gerakan dunia ini bukan diawali di Berlin (Olimpiade 1936) atau > Moskow (Olimpiade 1980) sebagaimana dipropagandakan Barat, melainkan di > Los Angeles 1984. Ya, pada 1984 itu olimpiade modern yang dilahirkan sebagai > gerakan olahraga amatir (sukan), "dicuci bersih" sehingga menjadi pesta > olahraga > profesional dengan penyelenggaraan komersial. Menurut penilaian kami, ini > adalah > penyimpangan terhadap semangat & nilai-nilai olimpiade itu sendiri yang al. > menjadi etalase budaya bangsa-bangsa di dunia seperti Anda ceritakan di bawah > seputar sifat bangsa Belanda. > > Entah kebetulan entah bagaimana, tradisi olimpiade seperti selalu terbentur > dengan huruf 'L'. Setelah Los Angeles, kini London (tuanrumah 2012) mengacak > lagi > urutan (A)thena, (B)eijing dst. Padahal, kalau syarat penyelenggaraan > profesional & > komersil menuntut tuanrumah yang kaya, tidak urut abjad, seingat saya alm > Sobron > lebih suka memilih nominator lainnya yakni, Paris. > > --- "ASAHAN" <a.alham1938@> wrote: > > > ASAHAN: > > > > > > ORANJE GAGAL MASUK QUART FINAL > > > > > > Belanda dengan Oranje-nya keluar dari kajuaraan sepak bola Eropah 2012 > > dengan > > mengantongi angka nol sesudah kegagalannya yang ke tiga menghadapi > > Portugal. > > Rakyat Belanda menyambutnya tentu saja dengan kekecewaan besar tapi tidak > > dengan kemarahan apalagi ejekan. Para komentator olah raga yang sebelum > > pertandingan dimulai menaruh harapan besar, optimisme dan puji-pujian > > terhadap > > pemain-pemain handal mereka seperti Wesley Snijder, Van Persie, Bommel dll. > > Di > > seluruh Belanda berkibar bendera-bendera kecil segitiga berwarna oranye, di > > banyak > > supermarket dijual berbagai macam artikel untuk menyambut kemenangan > > Oranje > > seperti topi-topi oranye, selendang oranje, trompet plastik oranje, kaca > > mata hitam > > oranje, kaos oblong oranje dan segala macam yang oranje bagi kenyambut > > kemenangan keseblasan sepak bola Oranje mereka. Rasa optimisme dan > > kebanggaan orang-orang Belanda terhadap Oranje sepak bola mereka tidaklah > > mengherankan dan berlebih-lebihan. Tahun 2008 dalam kejuaraan dunia yang > > diadakan di Afrika Selatan, negerinya Nelson Mandela, Oranje berhasil > > sampai hingga > > ke final dan otomatis menjadi juara kedua piala dunia. Tahun 1988 Oranje > > meraih > > juara pertama Eropah. Banyak sekali pemain Oranje adalah juga anggota dari > > Club- > > Club yang paling terkemuka di Eropah dan Internasional . Mereka diperjual > > belikan > > dengan harga dari mulai jutaan hingga puluhan juta per orang. Pendek kata > > Oranje > > punya nama harum, punya wibawa dan sangat disegani oleh semua > > lawan-lawannya > > yang berkaliber dunia lainnya. Tapi kali ini Oranje pulang kandang dengan > > angka nihil. > > Sungguh mengecewakan. Saya sendiri sebagai penduduk Belanda dan warganya > > yang memegang paspor Belanda(administratif) dengan sesungguh hati berharap > > Oranje akan berhasil menjuarai kejuaraan Eropah 2012. Tapi ahirnya saya > > juga > > kecewa bersama rakyat Belanda lainnya. Para komentator olah raga terkemuka > > Belanda berdebat dan berdiskusi begitu hangat dan bergelora di TV Nederland > > yang > > selalu saya ikuti dengan penuh interesan hingga jauh malam. Persoalan > > terpokoknya: > > mengapa Oranje kalah? Yah, mengapa kalah dan tidak menang? Diskusi, > > analisa, > > perdebatan oleh para komentator oleh raga , para coach, para ahli di bidang > > sport > > hingga para wartawan olah raga dari beberapa koran terbesar di Belanda > > berlangsung setiap malam. Jadi bukan sebarang omong asal ngomong, semuanya > > omongan para ahli, analitikus olah raga dan para pelatih yang terkemuka di > > Belanda. > > Tidak semuanya bisa saya ikuti dengan baik karena bidang saya bukan olah > > raga dan > > hanya sekedar penggemar yang tidak terlalu antusias. > > Kesan saya amat sederhana: Sejak awal pertandingan, saya melihat dan > > merasakan > > bahwa lawan Oranje dari mulai Denmark, Jerman hingga Portugal, jelas saya > > lihat > > kesebelasan lawan Oranje tampak lebih unggul, lebih baik, lebih kompak dari > > kesebelasan Oranje sendiri. Meskipun Oranje bukannya bermain jelek, bahkan > > cukup > > bagus, tapi kesebelasan lawan mereka lebih menampakan keunggulan yang > > selalu > > berhasil menahan dan menggagalkan serangan-serangan Oranje yang hampir > > selalu > > mengejar jarak 5 meter dari gol lawan yang selalu monoton, itu-itu saja > > diulangi yang > > tanpa variasi yang mungkin dimaksudkan untuk mencetak gol brilyant dan > > spektakuler tapi selalu gagal dan digagalkan oleh pihak lawan yang manapun. > > Juga > > Oranje kurang menunjukkan mentalitas yang lebih menonjol daripada > > mentalitas > > lawannya yang begitu terkesan sungguh-sungguh dan berusaha keras untuk > > mengalahkan Oranje. Pada Oranje terkesan dengan mentalitas: "pasti menang" > > dan > > bukannya dengan tekad"harus menang"seperti yang dipunyai lawan-lawan > > mereka > > sehingga yang seharusnya bermain lebih baik dari lawan cuma menjadi > > "bagaimanpun Oranje pasti menang". Oranje selalu diungguli lawannya dengan > > cara > > bermain lebih baik dari Oranje sendiri. Hal itu telah dibuktikan dan > > dipertunjukkan > > oleh permainan Denmark, Jerman hingga Portugal. Saya merasa Oranje tidak > > boleh > > menerima kekalahan mereka dengan kesedihan tapi dengan koreksi mental dan > > sikap > > sportif. Prestasi di bidang olah raga tidak stabil tapi labil dan faktor > > mentalitas punya > > peranan penting dan kadang-kadang menentukan. > > Beberapa komentar tentang kekalahan Oranje: > > Tentu saja banyak dan ditinjau dari berbagai bidang dan versi masing-masing > > yang > > memberikan komentar baik para ahli maupun orang awam yang saya perhatikan > > dengan penuh minat. Salah satunya ada komentar dari koran METRO (koran > > gratis > > yang paling tersebar di Belanda): ada seorang komentator yang mengatakan > > kekalahan Belanda adalah juga disebabkan karena faktor arogansi. Komentator > > itu > > membuktikan katanya bila seseorang tinggal di Belanda dia akan menyaksikan > > dan > > merasakan betapa Oranje itu arogan (sombong, tinggi hati). Tapi apakah > > faktor > > arogan seseorang akan menentukan kalah dan menangnya sesuatu > > pertandingan?.Tidak mudah menjawab soal itu. Memang satu hal, orang Belanda > > punya sifat suka "omong besar" atau "besar mulut"(grote mond). Dan yang > > suka > > mulut besar biasanya juga sombong. Istri saya yang orang Vietnam bilang: > > "Belanda > > memang punya hak sombong karena mereka banyak keunggulannya, pintar, pernah > > kuat dan menjajah Indonesia selama tiga setengah abad". Lalu saya jawab: > > "Kalau > > begitu Viernam juga berhak sombong karna pernah mengalahkan Amerika". Istri > > saya > > bilang: "Vietnam tidak punya sifat sombong, salah mereka sendiri!" > > ASAHAN. > > Hoofddorp, 20 Juni 2012. > ------------------------------------ Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage : http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/