Jalan kota Bandung sudah banyak yang macet. Membawa mobil di tengah kerumunan 
sekian banyak motor yang bejibun seperti tawon seringkali membuat kepala 
puyeng. Menyusuri jalan - jalan tikus adalah salah satu alternatif untuk 
menghindari kemacetan di jalan-jalan protokol.

Mobil berjalan pelan menyusuri jalan tikus di kawasan bandung Timur. Sebuah 
mobil merangkak mundur di arah depan, sesaat kemudian menepi memberi jalan . 
Dengan susah payah akhirnya mobil itu terlewati. Kembali mobil merayap di 
kecepatan 20 KM/Jam menyusuri jalan kecil di gelapnya malam.

Selang berapa lama sebuah sepeda motor berpapasan, sang pengendara berteriak : 
"Buntu pakkk.... buntuuuuu !" Nah lho !

Benar saja, di depan terlihat dengan indah nya jalan yang amblas karena 
longsor. Tak ada cara lain selain mundur. Mundur menyusuri jalan kecil di 
gelapnya malam.

*** 

Menyusuri jalan protokol yang macet di tengah kerumunan sekian banyak motor 
tentu saja lebih baik daripada menyusuri jalan yang sepi, tidak macet, namun 
...ternyata buntu :-0

Saat mengetahui ada jalan buntu, secara naluriah , manusia yang masih memiliki 
nurani dan peduli,  biasanya terdorong memberi tahu orang lain agar tidak 
terjebak dengan cara mengingatkan seperti hal nya yang dilakukan pengendara 
motor dengan berteriak : "Buntu pakkk.... buntuuuuu !" 

Namun .... 

Ada juga sebagian dari manusia yang enggan memberitahu seperti si pengendara 
mobil yang mundur, menepi, namun sama sekali tidak berupaya untuk memberitahu 
mengapa dia mundur. Mungkin ia berpikir : "Gua terjebak jalan buntu, gua kesel 
karena di depan ternyata jalan nya buntu, biarin dah die lewat ! Biar ada teman 
! Biar nggak gue sendirian yang dapet sial !"

Islam mengajarkan bahwa kalau kita menemui jalan buntu, kita tidak putus asa, 
sabar, kemudian berusaha mencari jalan lain. Bukan terus menerobos jalan yang 
jelas-jelas longsor. Tidak diperintahkan untuk "berserah diri" pada kehendak 
Allah dengan cara terus menancap gas menghantam dinding atau terjun ke jurang 
seraya berteriak "Allahu Akbar ! " tidak juga diperintahkan untuk diam. Tidak 
mau mundur dan tidak mau mencari alternatif lain dengan alasan bahwa semua ini 
sudah menjadi takdir dari Nya.

Namun anehnya ...

Yang menjadi trend saat ini dalam kehidupan real sehari - hari adalah sikap " 
Asyiknya - terjerumus - rame - rame !". Udah tahu jalan buntu, eh.. malah 
dengan semangat '45 mengajak sekian banyak orang untuk terjun ke jurang 
rame-rame. Udah tahu jalan buntu, eh malah pura-pura tidak tahu dengan 
membiarkan sekian banyak orang terjebak dalam kebuntuan.

Ada kalanya dalam hidup ini kita harus kembali ke "jalan protokol", menembus 
kemacetan, menikmati kerumunan motor yang bergerombol seperti kawanan tawon, 
tetap merayap MAJU menuju tujuan yang telah ditetapkan meskipun kaki pegal 
karena harus banyak menginjak kopling.

Juli 2012




------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke