Semoga segera diungkap, karena dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) 
seharusnya digunakan sebagaimana mestinya, tidak boleh diselewengkan, 
karena ini berkaitan dengan masa depan anak didik kita yang notabene 
adalah generasi yang akan datang. Semoga jika ada aparat hukum yang 
menghancurkan pendidikan generasi mendatang, bisa ditindak dengan tegas,
 karena perilakunya mencerminkan sebagai pengkhianat bangsa
Salam - Sarasehan Mandiri Pemberantas Korupsi
________________________________________________
E Wahono <e...@yahoo.com> wrote:
24 Mei 2012 saya memberi komentar atas berita dugaan korupsi laptop di 
Jember sebesar Rp. 9 Milyar. Akhirnya kemungkinan yang saya tulis dalam 
komentar itu terjadi, yakni Kepala Kejaksaan Negeri Jember Wilhemus Lingitubun 
bulan Juli 2012 DIGANTI (bahasa halusnya: dipindah tugaskan).
Apakah setelah ada pergantian itu penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan 
laptop akan dilanjutkan, atau akan masuk peti es?
Kita lihat saja...
Yang
 jelas sampai sekarang meski sudah ditetapkan sebagai tersangka, mereka 
yang ditetapkan sebagai tersangka itu belum pernah diperiksa, apalagi 
ditahan. Maka apakah mungkin akan sampai ke pengadilan, karena diperiksa
 saja tidak pernah? atau kita menunggu akhir zaman saja dengan 
digelarnya pengadilan terakhir?
_____________________________________________________
Sun, 6/24/12, E Wahono <e...@yahoo.com> wrote:
Melihat 2 berita dibawah ini, jangan2 nanti kepala kejaksaan negeri 
Jember, Jawa Timur, malah dipindah-tugaskan. Karena berani memeriksa 
kasus korupsi yang dilakukan mafia besar yang konon di-beking oleh 
pejabat tinggi di lingkungan aparat hukum.. kita lihat saja
salam - E Wahono
______________________________________________________
http://koran.tempo.co/konten/2012/06/13/277094/KILASKasus-Korupsi-Pembelian-Laptop-Belum-Tuntas
Kilas- Korupsi Pembelian Laptop Belum Tuntas

JEMBER -- Tim penyidik Kejaksaan Negeri Jember masih harus 
memeriksa 600 kepala sekolah untuk menuntaskan penyidikan kasus korupsi 
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang digunakan untuk membeli ribuan 
laptop, yang merugikan keuangan negara Rp 9 miliar. “Baru 300 kepala 
sekolah yang kami periksa,” kata Kepala Kejaksaan Negeri Jember 
Wilhelmus Lingitubun kemarin.


Wilhelmus menjelaskan, proses pemeriksaan terhambat pelaksanaan 
ujian nasional dan penerimaan murid baru. Namun Kepala Seksi Pidana 
Khusus Kliwon Sugiyanta mengatakan pekan depan akan dilakukan gelar 
perkara. "Untuk evaluasi dan penguatan alat bukti," ujarnya.


Hingga kini, baru Liauw Inggarwati dan David Gunawan yang 
ditetapkan sebagai tersangka. Keduanya pemilik perusahaan yang digandeng
 Dinas Pendidikan Jember dalam pengadaan laptop pada 2009. Kejaksaan 
menemukan penggelembungan harga pada setiap unit laptop merek ACER 
Extensa 4630Z 14 inci, yakni Rp 10,5 juta. Padahal harga di pasar Rp 
5,5-6 juta. 


Pembelian laptop untuk 1.282 sekolah penerima dana BOS juga harus
 dilakukan di CV Tri Putra Witjaksana milik David Gunawan, yang bekerja 
sama dengan Liauw Inggarwati, pengusaha elektronik dari Surabaya.
_____________________________________________________
http://www.suaramandiri.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1088:mafia-proyek-dak-pendidikan-sebut-marwan-effendy-sebagai-beking&catid=156:hukum-a-investigasi&Itemid=114
Mafia Proyek Sebut Marwan Effendy Sebagai Beking

suaramandiri.com (Surabaya) -  DAK (Dana Alokasi Khusus) pendidikan 
di beberapa kota di Jawa Timur terindikasi kuat menjadi ajang bancaan 
korupsi berjamaah antara birokrat dan rekanan dengan bantuan mafia 
pengadaan atau mafia proyek. Tidak tanggung-tanggung, mafia proyek yang 
menurut beberapa LSM teridentifikasi bernama Inggarwati dan Rudy Budiman
 menggunakan nama pejabat negara sekelas Marwan Effendy yang sekarang 
menjabat Jamwas (Jaksa Agung Muda bidang Pengawasan) Kejagung yang 
diklaim sebagai beking.
Siaran pers yang dikeluarkan Panggung (Paguyuban LSM Tulungagung) 
menguatkan info bila sepak terjang mafia proyek itu cukup ampuh dalam 
memuluskan rekanan yang digandeng untuk dapat menjadi pemenang tender 
pengadaan DAK Pendidikan.
Tanggal 17 Agusutus 2011 lalu, Panggung menangkap basah adanya 
pertemuan Kepala Dinas Pendidikan (Bambang) dan Kepala Bagian Keuangan 
Kabupaten Tulungagung  (Fauzi) dengan Inggarwati dan Rudy Budiman di 
Hotel Elmi Surabaya. Karena merasa ketahuan sedang dibuntuti beberapa 
LSM dari Tulungagung, akhirnya pertemuan itu pindah di Hotel Majapahit 
Surabaya.
Hasil pertemuan di hotel Majapahit itu disepakati pekerjaan 
peningkatan mutu pendidikan akan diberikan kepada Inggarwati, Rudy 
Budiman, dan rekanan yang yang mewakili kepentingan DPRD Kabupaten 
Tulungagung. Setelah disepakati, maka pekerjaan akan mulai diatur agar 
orang atau rekanan lain tidak bisa mengikuti pelelangan.
Inggarwati menjamin, meski nanti mekanismenya menyimpang, tidak perlu
 kuatir jika dilaporkan  LSM. Karena dirinya diback-up pejabat tinggi 
Kejaksaan Agung. Sehingga nanti bila ada laporan dari LSM ke kejaksaan 
negeri ataupun kejaksaan tinggi, pasti aparat kejaksaan di Jawa Timur 
tidak akan berani memeriksa pekerjaan ini, sembari menyebut nama Marwan 
(Jamwas, red).
Dibeberapa daerah  peningkatan mutu pendidikan yang dibiayai dana DAK
 pendidikan yang dikerjakan Inggarwati, meski ada mekanisme yang tidak 
terlalu sesuai dengan aturan dan tidak sesuai dokumen pelelangan RKS 
serta barang yang dikirim tidak sesuai dengan spesifikasi dari 
Kementrian Pendidikan, terbukti aman – aman  saja.
“Inggarwati menyebut Kabupaten Probolinggo, Lumajang, Mojokerto, 
Ngawi dan beberapa tempat lagi diluar Jawa Timur dirinya pernah mendapat
 jatah DAK Pendidikan. Yang penting bagaimana panitia mau memenangkan 
Inggarwati atau orang - orangnya. Karena selain punya backing dan 
menjalankan perintah dari oknum di kejaksaan agung yang bernama Marwan 
tadi untuk mencarikan dana operasional, juga aparat hukum di jawa Timur 
dan beberapa tempat lain telah menerima jasa baiknya, baik promosi 
jabatan ataupun juga mendapat setoran  rutin darinya,” ungkap aktivis 
LSM mengutip perbincangan Inggarwati dengan pejabat Pemkab Tulungagung 
di Hotel Majapahit. 
 
 Hal ini ditambahi Rudy Budiman yang 
mengaku suruhan Kadin Jawa Timur mencontohkan dirinya sebagai penyedia 
kain dan seragam untuk  pegawai negeri di hampir seluruh kabupaten di 
Jawa Timur. Sebab seperti pengadaan kain dan seragam pegawai negeri 
tersebut, meski bahan kain tidak sesuai spesifikasi dan mutu yang 
ditentukan, tapi terbukti aman – aman saja. Karena selain dibacking 
Ketua Kadin Jawa Timur, juga rutin memberi setoran memelihara aparat 
hukum.
Tidak hanya itu, kedua mafia proyek ini selalu mengiming – imingi 
pejabat yang berwenang dengan komisi senilai 25 – 30 % dari nilai 
proyek. Sampai berita ini dirilis, Inggarwati dan Rudy Budiman kompak 
melakukan aksi tutup mulut ketika dikonfirmasi terkait keterlibatan 
dalam mafia proyek DAK Pendidikan beberapa daerah di Provinsi Jawa 
Timur.
Note:
Konfirmasi dilakukan pada mereka yang disebut sebagai mafia proyek:
Rudy Budiman      HP: 0811371218
Liauw Inggarwati    HP: 081333300888


  









[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke