Waktu memasuki tahun 2000 lalu banyak sekali agamis yang membayangkan 
'kiamat'. Yang menarik, astrolog terus bilang bahwa 'kiamat' itu 
sebetulnya harus dikaitkan dengan berakhirnya jaman Pisces dan masuknya 
jaman Aquarius. Jadi, kalau di mana-mana ada orang bilang 'jaman 
Aquarian', yang dimaksud itu yach itu. Pandangan ini tentu saja sangat 
bule-sentris. Misalnya, mereka mengaitkan 'ikan' sebagai simbolnya Yesus 
di awal 'jaman Pisces' sebagai representasi bawah sadarnya orang 
*sedunia*(-nya bule) tentang eksistensi 'jaman Pisces' itu. Pisces 
sendiri secara astrologis ditandai oleh relijiositas, kreativitas yang 
penuh impian. Sementara Aquarius dalam buku standard astrologi 
digambarkan sebagai sangat manusiawi, terbuka dan cenderung super liberal.

Itu interpretasi klenik dari dunia bule. Tapi yang pasti, memang, jaman 
sekitar 2500 tahun yang lalu itu sungguh menarik. Menarik dan sampai 
sekarang pun belum bisa dijelaskan secara pasti, yaitu: kenapa koq 
mendadak saja semua orang di dunia bisa SECARA BERSAMAAN meningkatkan 
tingkat kesadarannya secara bersamaan? Lihat saja, 2500 tahun yang lalu 
itu di dalam batas-batas geografi yang berbeda terjadi 'revolusi' 
intelektualitas yang melahirkan Socrates, Plato & Aristoteles di Yunani 
kuno; teologi henoteistik atas atman di India Hindu; Laozi, Confusius, 
Zhuangzi, Sunzi dan ratusan pemikir lainnya di Cina; lahirnya Buddhisme 
di India sebagai sempalan Hinduisme; di Persia ada Zoroaster, juga 
hukumnya si Hammurabi; di teologi PL atau Judaisme pun, 2500 tahun lalu 
adalah jaman hidupnya si Nehemia & terutama Yesaya yang mulai menyusupi 
teologi Judaisme dengan klenik messianisme (si Kristen goblog bisa 
melihat sendiri bahwa banyak sekali RASIONALITAS atas mesianisme si 
Yesus itu yang datangnya dari tulisannya si Yesaya); BAHKAN sekarang 
pun  sudah ketahuan juga, kebudayaan orang Indian di Amerika pun 
mencapai titik puncak kejayaannya di sekitar tahun-tahun itu juga! 
Nah..., mereka semua ini tidak saling mengenal, tidak saling 
berkomunikasi, serta letaknya itu sangat berjauhan secara geografis; 
tapi KENAPA koq mereka bisa mencapai tingkat intelektualitas itu praktis 
secara bersamaan?

Menyimpang sedikit, saya pribadi gemar menggunakan ini sebagai 'bukti' 
bahwa evolusi memang 100% urusan alam. Coba lihat dulu secara pararel 
begini: anak kecil, nggak peduli dia lahir serta besar di sisi geografi 
bumi yang manapun, maka anak kecil itu PROSES pertumbuhan mentalnya 
bakal kurang lebih sama saja! Memang faktor kultural juga main, apalagi 
kalau orang tuanya rada-rada bodoh sehingga jadi represif! Tapi, coba 
abaikan dulu faktor-faktor kultural ini dan fokuskan perhatian Anda di 
pertumbuhan mentalnya secara alamiah; maka 'kesamaan' mental kognitif 
itu pun muncul! Misalnya, mereka rata-rata baru bisa ngomong waktu umur 
3-4 tahunan. Mereka semua mengalami stasi di mana mereka nggak bisa 
membedakan mana benda mati (kayak kursi) dan mana benda hidup; jadi 
mereka pun bisa marah terhadap kursi waktu kakinya kesandung dan beneran 
mikir mereka telah melukai si kursi waktu mereka balik menendang si 
kursi yang telah melukainya. Lantas, mereka pun juga mengalami stasi 
homoseksual yang biasanya mulai dari umur 9 tahunan; yaitu waktu mereka 
jadi benci bener-bener benci sama teman-teman sebayanya yang berlawanan 
jenis. Sekali Anda mengerti psikologi perkembangan secara individual 
ini, lantas sisanya yach tinggal besarkan serta refleksikan ke tingkat 
'masyarakat'; maka buntutnya pun yach jadi tidak terlalu mengherankan 
lagi! Karena sebagaimana anak kecil bisa mencapai kedewasaan di 
mana-mana secara alamiah; maka masyarakat pun juga begitu! Dan lebih 
gila lagi, perkembangan itu pun praktis terjadi secara bersamaan! Karena 
asumsinya adalah: kalau ada 1 anak Amerika dan 1 anak Indonesia yang 
lahir persis di tanggal tahun yang sama meski beda geografi, maka mudah 
dibayangkan bahwa 25 tahun kemudian, keduanya pun yach bakal menjadi 
'dewasa' secara mental, dan keduanya pun yach jadi 'sama saja'. Evolusi 
sudah terbukti terjadi di tingkat fisiknya manusia, juga keluarganya 
monyet. Tapi, untuk membuktikan bahwa evolusi pun terjadi di tingkat 
kultural, itu masih perlu diteliti lagi.

Tapi nyatanya saja, 2500-an tahun yang lalu memang telah terjadi 
revolusi intelektualitas di seluruh sisi geografi dunia. Nggak di Barat 
nggak di Timur, itu betul-betul terjadi SECARA BERSAMAAN!

-----

Sekarang coba balik ke dunia kontemporer kita dan coba lihat serta jawab 
sendiri ini: Anda sadar tidak bahwa di tingkat intelek maka yang SEDANG 
terjadi SECARA BERSAMAAN DI MANA-MANA itu praktis adalah transformasi 
serta perlawanan atas semua tatanan nilai yang telah kita terima dari 
hasil kultur 2500 yang lalu itu?

Kembali ke contoh anak kecil lagi, maka ini artinya adalah: (1) si anak 
berkembang dan terus secara intelek jadi sadar sendiri serta bisa 
membedakan mana benda mati dan mana benda hidup, sehingga kalau kakinya 
kesandung kursi maka yach dia pun menyalahkan dirinya sendiri, bukannya 
menyalahkan si kursi; (2) si anak pun secara seksual jadi 'normal' dan 
jadi nggak benci lawan jenisnya lagi, malah mereka mulai mencari 
pasangannya. Kalau Anda punya anak, dan secara aktif mengamati 
perkembangan anak Anda, maka sudah tentu Anda PASTI telah mengamati 
kedua hal itu! Kalau nggak begitu, yach kemungkinannya adalah anak Anda 
memang nggak normal atau Anda lah yang bodoh, cuman bisa manak secara 
biologis tapi nggak bisa menikmati perkembangannya. Tapi singkatnya 
saja, proyeksikan hal yang nyata ini ke tingkat masyarakat; maka 
tidakkah Anda bisa melihat perkembangan intelektual yang sama terjadi 
secara massal, agregat dan kolektif di tingkat masyarakatnya?

Nah, semua hasil kultur 2500 tahun lalu itu memang tidak bisa dibilang 
'jelek'! Buat jamannya yach tentu saja itu sudah 'bagus'. Di Cina, Laozi 
& Confusius mengalami degradasi moral serta tingkat kebahagiaan 
gara-gara perang di jamannya 100 kerajaan; jadi yach tentu saja mereka 
pun jadi punya impian tentang Cina yang satu, maju serta jaya. Di Israel 
sendiri, si Yesaya mengalami kehancuran Israel yang orang-orangnya 
barusan disikat habis sama musuh-musuhnya, yach nggak heran si Yesaya 
pun lantas jadi ngimpi-ngimpi tentang datangnya seorang Mesias yang 
bakal menyelamatkan si Israel. Di Yunani kuno sendiri si Socrates merasa 
bahwa orang-orang Yunani sudah terlalu hedonistik, terlalu jadi imoral, 
maka si Socrates pun merasa perlu menyelamatkan kultur Yunani itu! 
Sementara di India, si Sidharta sudah mengalami sendiri bahwa 
debat-debatan secara canggih dan super rasional model di teologi Hindu 
jaman itu sama sekali nggak bisa mengelakan orang dari samsara, maka 
diapun mengajarkan Bodhisatva itu sebagai alternatifnya. So, singkatnya, 
pikiran 2500 tahun itu sama sekali tidak bisa dibilang jelek, atau 
salah, atau pun 'rendahan'. Yang salah itu justru adalah apa yang telah 
terjadi selama 2500 tahun kemudian; yaitu waktu pikiran serta 
intelektualitas yang revolusioner buat jamannya mulai menjadi ortodoksi 
yang mengekang.

Di Cina, Confusianisme itu digasak habis-habisan sama si Mao; yach 
karena ORTODOKSI atas Confusianisme itu betul-betul merusak Cina. 
Misalnya, orang dan sastra Cina jadi suka ngomong pake bahasa yang 
berbunga-bunga (huayan?); atau pun model represi terhadap perempuan; 
atau pun model represi terhadap kreativitas buat masa depan gara-gara 
konsep 'hao' (berbakti) ala si Confusius yang kemudian malah meletakan 
idealisasi di belakang, bukannya di masa depan. ORTODOKSI sejenis pun 
terjadi di Barat sebagai pewaris utamanya kultural Yunani kuno dan 
klenik mesianisme ala si Yesaya (yang kemudian terpersonifikasi via 
Yesus). Di Barat ortodoksi itu jadi ketololan model Abad Kegelapan, jadi 
premanisme model Kepausan, jadi ketololan model Calvinisme, Puritanisme, 
Protestanisme, dst.

So, praktis apa yang terjadi saat ini pun adalah KOREKSI atas segala 
jenis ORTODOKSI atas pikiran dari 2500 tahun lalu itu! Dan sebagaimana 
2500 tahun lalu waktu umat manusia secara mendadak dan kolektif bisa 
menggapai serta mencapai tingkat kesadaran yang lebih tinggi sehingga 
mereka pun bisa melakukan KOREKSI atas ORTODOKSI atau chaos di masa-masa 
sebelumnya mereka eksis; maka saat ini pun seluruh umat manusia secara 
BERSAMAAN bisa mencapai tingkat kedewasaan serta derajat kekritisan 
kognitif yang baru.

Sekarang lihat! 2500 tahun yang lalu, si Socrates akhirnya dihukum mati 
dan dipaksa minum racun. Si Laozi yang progresif itu terus mengasingkan 
diri sendiri ke desa. Si Zhuangzi memilih hidup jadi 'hermit' dan nggak 
sudi kerja buat si pemerintah. Sementara si Confusius jadi intelektual 
pengangguran karena nggak bisa dapat kerjaan jadi Perdana Mentri di 
kerajaan mana saja. Singkatnya, (1) melawan ortodoksi itu nggak gampang! 
(2) tingkat resistensi dari ortodoksi itu sendiri perlu waktu lama untuk 
betul-betul disisihkan, (3) pergantian itu selalu makan korban!

-----

Nah, coba tanya sekarang: ortodoksi model apa yang saat ini secara 
kontemporer sedang kita mau hancurkan DEMI mencapai tingkat kesadaran 
yang baru itu? Ini listnya dalam kata tanya:

(1) Manusia itu apa dan siapa?
Waktu harus mendefinisikan manusia, semua ortodoksi antik selalu saja 
mengartikulasikan sisi-sisi kleniknya manusia secara sangat 
antroposentris. Seperti: 'mahluk tertinggi', atau 'imaji si Tuhan 
sendiri', atau 'kafilah Tuhan di bumi', atau 'satu-satunya mahluk yang 
punya roh'. Semua artikulasi ini merujuk ke ABSTRAKSI atas manusia yang 
sama sekali nggak punya basis realitas dan 100% spekulatif. Jadi yach 
nggak heran kalau upaya kita sekarang yach adalah untuk menghancurkan 
abstraksi itu serta menggantinya dengan rujukan atas manusia secara 
KONKRIT. Seperti: manusia yach nggak beda dengan hewan lainnya, atau 
manusia itu bisa ditekniskan seperti di urusan 'stem cell' atau bayi 
tabung atau bahkan operasi keperawanan!

(2) Siapakah 'aku'-nya manusia itu?
Di dunia antik, 'aku'-nya manusia 100% terdefinisikan secara geografis. 
Kalau saya lahir di Cina, maka yach otomatis ke-aku-an saya pun jadi 
'aku cino'. Kalau saya Islam, otomatis ke-aku-an saya pun jadi 'aku 
Islam'. Singkatnya, ortodoksi dunia antik melihat manusia DARI LUAR. 
Identitas pribadi dianggap tidak eksis dan tidak ada. Identitas si aku 
pribadi pun hanyalah refleksi langsung dari dunia eksternalnya. Nggak 
heran orang-orang antik ini demen bilang "Jadi orang (xyz) koq begitu!" 
Karena mereka memang TIDAK memahami manusia secara individual, namun 
murni secara kolektif. Jadi, 'koq begitu' itu yach merujuk ke konflik di 
antara idealisasi kolektif dengan representasi pribadi yang dianggap 
tidak sesuai itu. Nah, di dunia kontemporer kita sendiri upaya intelek 
kita sekarang yach adalah untuk menghancurkan ortodoksi atas si 'aku 
kolektif' yang super primordial begini, serta menggantinya dengan si 
'aku pribadi'. Kayak saya, meski badan saya badan cino (yang dalam 
pikiran antik dianggap OTOMATIS harus punya aku-cino), lidah saya sama 
sekali bukan cuman lidah cino karena saya ngomong bahasa lain dan juga 
bisa menikmati gastronomi dari mana saja. Kalau ini dunia antik yach 
jelas saya bakal main pipa, tapi karena kontemporer, saya main gitar klasik.

(3) Apakah 'budaya' itu?
Dunia antik melihat budaya sebagai 'milik' yang perlu difiksasikan ke si 
individu, sedang dunia modern melihat budaya sebagai 'pilihan pribadi'. 
Jadinya, cewek bule pun waktu pagi bisa jadi cino karena latihan taichi, 
waktu sore di fitness dia jadi Hindu karena latihan Yoga, waktu malam 
dia jadi Afrika karena nonton konsernya Baba Maal. Persepsi terhadap 
kultur pun beda! Misalnya, saya main gitar yang praktis adalah 'Barat', 
saya menikmati Bach yang juga 'Barat'..., tapi, apa saya pribadi MERASA 
jadi 'Barat'? Sama sekali tidak! Nah, saya pernah ngomong sama eks-Mayor 
di militernya Soviet begini. Kalau dia membaca Sunzi misalnya, apa 
berarti dia lantas jadi Cino? Yach tidak khan! Dia bisa MENIKMATI 
kebudayaan Cina, tanpa dia PERLU jadi Cino. Coba bayangkan sekarang ada 
orang kafir membaca Quran atau masuk mesjid buat menikmati 
arsitekturnya, kira-kira gimana ortodoksi pikiran antiknya si Muslim 
bakal bilang? Nah, singkatnya, saat ini memang TELAH terjadi revolusi 
intelek dalam hal memandang kultur atau budaya. Budaya atau kultur ini 
sekarang lebih dianggap sebagai 'warisan dunia' yang otomatis dimiliki 
oleh 'semua orang'! Nggak heran orang bule pun menerapkan fengshui atau 
geomancy cino waktu bangun rumah; sementara si Cino model Mao tanpa 
merasa perlu malu mengadopsi pikiran Marxis. Tapi coba lihat apa katanya 
si bule-bule Kristen totok..., yach sama saja! Mereka bakal bilang bahwa 
si bule yang pake fengshui itu 'gila', 'kafir', 'polluted' dan 
'kehilangan akar'!

(4) Badanku ini, punyanya siapa?
Buat pikiran antik, badanku yach 100% adalah miliknya si komunitas. 
Karena itulah komunitas pun BERHAK untuk turut memelihara badanku! 
Misalnya, kalau aku cino milih ngencuk dengan cewek bule, maka komunitas 
antik pun yach bakal langsung teriak-teriak bilang itu imoral! Kenapa? 
Yach karena si komunitas antik itu memang merasa MEMILIKI badanku. 
Rasionalitas yang sama pun eksis dibelakangnya kultur goblognya si Turki 
atau si Arab misalnya. Di Jerman, kontol Turki kalau ngencuk bule cino 
negro yach okey saja; tapi coba kalau ada cino atau bule yang mau 
ngencuk cewek Turki atau Arab, maka si Turki dan Arab antik itu pun 
bakal langsung menghabisi si cewek Turki/Arab tadi! Kedua orang goblog 
ini merasa bisa begitu karena mereka memang yakin bahwa badan-badan 
serta tempek-tempek Turki/Arab yach adalah MILIK-nya si Turki/Arab saja! 
Si cewek pemilik badan serta tempek itu sendiri sama sekali tidak punya 
hak untuk menggunakannya sesuai keinginan hatinya. Karena..., "badan" 
dalam khazanah ortodoksi pikiran antik adalah bukan properti pribadi, 
melainkan properti kolektif. Tapi jangan pikir kegoblogan ini cuman 
eksis di antara si goblog-goblog Turki/Arab; orang Katolik pun sama 
saja! Ide dibalik pelarangan kondom itu adalah "badanmu bukan milikmu, 
tapi miliknya si Tuhan"! Jadi, ngencuk pake kondom bakal mengintervensi 
kerjanya si Tuhan sebagai si pemilik badan tadi. Yach tentu saja ini 
karena Tuhan Semit memang Tuhan impoten! Coba saja Tuhan-tuhan Semit itu 
memang Tuhan yang Maha Hebat; maka KALAU dia memang mau menghamilkan 
seorang perempuan yang pake kondom pun, yach sudah tentu si Tuhan Maha 
Hebat itu bisa membocorkan kondomnya agar keinginannya agar si cewek 
hamil pun bisa tetap terjadi! Tapi berhubung Tuhannya si Semit adalah 
Tuhan goblog yang impoten, yach tentu saja si Tuhan goblog ini keok dan 
mati kutu kena kondom.

-----

Dan masih banyak lagi! Tapi akhirnya, apa yang sedang terjadi di sana 
sini ini?

Cuman satu: secara kolektif semua manusia di seluruh dunia mendadak 
punya kesadaran yang lebih tinggi, yaitu keinginan untuk mengganti 
ortodoksi yang masih ada selama ini. Dalam konteks ini, si bule jadi 
bereksperimen dengan segala jenis kultur Timur, sementara si Timur jadi 
bereksperimen dengan segala macam jenis kultur Barat. Mau apa saja 
bentuknya, yang pasti tujuan serta kebutuhan mereka itu sama; yaitu 
mengeliminasi ortodoksi keantikan intelektualitas lama dengan yang baru!

Secara pribadi yach jelas kalau saya sudah menghabisi ortodoksi 
keantikan intelektualitas lama itu dan menggantinya sesuai dengan segala 
hal yang 'tak anggap baik buat saya sendiri secara pribadi. Artinya, 
saya MEMILIH, dan bukannya dipilihkan. Jadi kalau pun saya mampus 
sekarang juga, saya bisa nyanyi 'My Way' dengan sepenuh hati! 'I did it 
mmyyyyy...... way'.

Lah Anda sendiri, kalau Anda mampus sekarang juga apa sudi nyanyi 'Their 
Way'?

'I did it theeeeiiiiirrr way'.

Yach goblog khan!?

:)
JD





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
<font face=arial size=-1><a 
href="http://us.ard.yahoo.com/SIG=12h5ddi3u/M=362335.6886444.7839734.2575449/D=groups/S=1705796846:TM/Y=YAHOO/EXP=1124747774/A=2894362/R=0/SIG=138c78jl6/*http://www.networkforgood.org/topics/arts_culture/?source=YAHOO&cmpgn=GRP&RTP=http://groups.yahoo.com/";>What
 would our lives be like without music, dance, and theater?Donate or volunteer 
in the arts today at Network for Good</a>.</font>
--------------------------------------------------------------------~-> 

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke