Aku tahunya Tesla ketika di STM, hanya tidak tahu bila Tesla memiliki 
kemampuan imajinasi dan kreasifikasi sedemikian luas, bandingkan dengan si 
uplik yg semakin tua semakin pendendam, sirik, dengki dan iri sehingga lebih 
suka morang maring dan menfitnah kemana mana, mengadu domba kemana mana dan 
memprovokasi agar sifat jeleknya menular kemana mana, untungnya yg kena 
tular dari dulu gak banyak, selain karesten goblok palingan Kim Mo Hook yg 
kadang juga suka bertolak belakang, alias tidak pernah bisa mencapai 
sejumlah jari tangan.
Beda memang dengan loper koran rms, otaknya sudah kadung beku jadi kerjanya 
loper koran thok.
+++++

Rancangan Senjata Pamusnah Masal Di Dunia


Ada rumor kalau Nikola Tesla, seorang ilmuwan misterius, memiliki rancangan 
sebuah senjata maha dashyat yang bisa mendefinisikan ulang arti sebuah 
peperangan. Namun, setelah kematiannya, rancangan itu lenyap tanpa bekas.

Nikola Tesla (1856 – 1943) mungkin adalah salah seorang ilmuwan terbesar 
yang pernah ada. Ia memegang sekitar 300 hak paten penemuan-penemuan yang 
berhubungan dengan listrik seperti dinamo, transformer, induction coil, 
condenser dan lampu pijar.
Dari semuanya itu, Tesla paling dikenal karena kontribusinya dalam 
penelitian listrik AC (Alternating Current). Karena ini juga, ia kemudian 
menjalani permusuhan yang sangat dalam dengan mantan atasannya, Thomas A. 
Edison yang memilih untuk memfokuskan diri pada listrik DC (Direct Current).
Sejak lama, nama Tesla selalu dikaitkan dengan penemuan-penemuan luar biasa 
yang jauh lebih maju dari zamannya. Contohnya Otis T. Carr, salah seorang 
insinyur yang juga anak didik Tesla, pernah membuat pernyataan mengejutkan 
kalau ia dan rekan satu timnya bernama Ralph Ring pernah membuat sebuah 
pesawat berbentuk piringan yang dengan sukses menerbangkan mereka sejauh 10 
mil dengan kecepatan cahaya. Menurut Carr, ia menggunakan prinsip-prinsip 
yang diajarkan Tesla dalam membuat pesawat tersebut.
Selain itu, nama Tesla juga sering dikaitkan dengan peristiwa ledakan 
Tunguska yang maha dashyat. Ledakan itu disebut-sebut sebagai akibat dari 
percobaan Tesla ketika ia mentransmisikan energi listrik yang kuat dengan 
menggunakan menara Wardenclyffe yang dibangunnya.
Nah, apa jadinya kalau ilmuwan yang jenius dan misterius itu mengatakan 
kalau ia mampu membuat senjata pemusnah massal yang bisa membuat perang 
menjadi tidak terpikirkan oleh siapapun?
Tesla Death Ray
Semuanya bermula dari sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh ilmuwan 
eksentrik itu pada tahun 1938.
Kepada reporter, Tesla mengumumkan kalau ia dapat membuat sebuah senjata 
maha dashyat sehingga siapapun yang memilikinya akan memiliki kemenangan 
luar biasa di dalam setiap peperangan.
Senjata yang dimaksud Tesla itu kemudian dikenal dengan nama Tesla Death 
Ray, atau Sinar Kematian Tesla.
Menurut Tesla:

“Senjata ini akan mengirim pancaran partikel-partikel yang terkonsentrasi 
lewat udara yang akan terbang dengan kecepatan hampir menyamai kecepatan 
cahaya. Energinya begitu besar sehingga ia dapat merontokkan hingga 10.000 
pesawat musuh dari jarak 250 mil dan dapat menyebabkan jutaan tentara musuh 
mati di tempat.”
Senjata partikel ini melibatkan empat penemuan yang dikombinasikan menjadi 
satu.
Penemuan pertama adalah sebuah peralatan yang bisa meniadakan pengaruh 
atmosfer terhadap partikel-partikel tersebut.
Penemuan kedua adalah metode untuk menghasilkan potensi kekuatan listrik 
yang sangat besar.
Penemuan ketiga adalah metode untuk meningkatkan kekuatan listrik yang 
dihasilkan hingga mencapai 50.000.000 volts.
Penemuan keempat adalah pembuatan sebuah alat untuk melontarkan kekuatan 
listrik yang telah dihasilkan.
Menurut Tesla, dua dari empat penemuan diatas telah dibuat dan diujicobakan 
olehnya. Dua lainnya hanya membutuhkan sedikit penyempurnaan. Untuk 
merealisasikannya, hanya dibutuhkan dana 2 juta dolar dan 3 bulan. Jumlah 
ini tentu saja sangat kecil dibandingkan dengan hasil yang dapat diberikan. 
Jika proyek ini disetujui, maka ia akan membangun menara-menara pembangkit 
listrik yang berfungsi sebagai senjata tersebut di wilayah-wilayah 
perbatasan.

Menurut Tesla, jika pemerintah Amerika memutuskan untuk menerima 
penawarannya, maka ia akan segera mulai bekerja. Namun ia menuntut satu 
syarat. Ia ingin pemerintah sepenuhnya percaya kepadanya dan menolak adanya 
intervensi dari “ahli” lainnya. Ia juga mengatakan kalau rancangan lengkap 
senjata ini telah dibuat dan disimpan di dalam arsipnya.
Particle Beam
Kedengarannya, Tesla seperti sedang berfantasi. Namun sebenarnya tidak 
demikian. Pancaran partikel (particle beam) sebenarnya bukan hal yang aneh 
dalam dunia sains. Kita biasa menggunakan metode ini dalam kehidupan modern 
ini.
Pancaran partikel sebenarnya hanya sebuah pancaran cahaya yang terdiri dari 
berbagai gelombang elektromagnetik. Salah satu contoh penggunaannya adalah 
alat operasi sinar laser yang digunakan untuk mengoperasi otak.
Namun pancaran partikel yang dibicarakan oleh Tesla tentu saja memiliki 
level yang berbeda dibanding dengan sebuah alat operasi. Jika senjata 
pemusnah massal ini benar-benar bisa direalisasikan, mengapa Tesla sampai 
berniat menciptakannya?
Tesla ternyata memiliki cara pandang yang berbeda mengenai senjata ini.
Senjata Pemusnah Massal
Dalam pandangannya, senjata pemusnah massal ini justru bisa mencegah perang. 
Pada tahun ia membuat pengumuman itu, perang dunia I belum lama berakhir dan 
dunia sedang bersiap memasuki perang dunia II. Karena itu, Tesla memiliki 
ambisi besar untuk mengakhiri konflik dunia itu dan menciptakan perdamaian 
dunia.
Dalam salah satu suratnya, Tesla menulis:
“Selama bertahun-tahun, aku mencoba untuk mencari solusi dari masalah 
terberat umat manusia, yaitu bagaimana menjaga perdamaian dunia.”
Mengenai Tesla Death Ray, ia mengatakan:
“Penemuan ini akan membuat perang menjadi tidak mungkin. Sinar kematian itu 
akan mengelilingi perbatasan setiap negara seperti tembok Cina yang tidak 
terlihat, hanya saja, “tembok” ini jutaan kali lebih sulit ditembus. Ini 
akan membuat setiap negara tidak dapat ditembus oleh pesawat musuh atau 
tentara darat yang menyerbu masuk.”
Dengan kata lain, menurut Tesla, untuk mencegah perang kita harus 
mempersenjatai diri dengan sangat hebat sehingga negara lain akan 
mengurungkan niatnya untuk menyerang.
Namun, walaupun perang besar sudah diambang pintu, sepertinya pemerintah 
Amerika tidak berniat untuk merealisasikan ide Tesla. Beberapa usaha Tesla 
untuk menawarkan idenya ke beberapa negara lain juga diabaikan. Ketertarikan 
terhadap idenya runtuh dan mulai dilupakan.
Namun, ketika Tesla meninggal dunia, ingatan akan Tesla Death Ray kembali 
naik ke permukaan. Ini dikarenakan munculnya sebuah misteri yang cukup 
membingungkan.
Dokumen yang hilangPada tanggal 7 Januari 1943, Tesla meninggal di kamar 
hotelnya di New York di kamar 3327 di lantai 33 pada usia 86 tahun. Karena 
ia tidak pernah menikah, harta benda dan dokumen-dokumen pribadi yang 
dimilikinya diwariskan kepada keluarganya yang lain. Tidak lama setelah 
kematiannya, para agen dari Alien (imigran gelap) Property Custodian, 
departemen kehakiman Amerika Serikat, segera menyita seluruh dokumen-dokumen 
tersebut. Ini cukup mengherankan karena Tesla sendiri sebenarnya adalah 
warga negara resmi Amerika. Operasi dariAlien Property Custodian ini diakui 
oleh FBI dalam website resminya.
Namun misterinya tidak sampai disitu. Ketika pemerintah Amerika mengadakan 
pemeriksaan menyeluruh atas seluruh dokumen yang disita, mereka tidak bisa 
menemukan catatan mengenai rancangan Tesla Death Ray.
Dengan kata lain, rancangan senjata pemusnah massal tersebut hilang tanpa 
jejak.
Berita hilangnya dokumen itu telah memicu perlombaan antara Amerika, Rusia 
dan Jerman untuk melacak keberadaannya. Tetapi, hingga sekarang, keberadaan 
dokumen tersebut masih tidak diketahui.
Dimanakah dokumen-dokumen itu berada? Apakah Tesla benar-benar memiliki 
rancangan itu?
Dimanakah rancangan Tesla Death Ray sebenarnya?
Sebagian orang percaya kalau Tesla telah memusnahkan rancangan tersebut 
sebelum kematiannya karena takut jatuh ke tangan yang salah. Sebagian lagi 
percaya kalau orang dekat Tesla telah berhasil mengamankan rancangan 
tersebut sebelum disita oleh pemerintah.
Jenderal George Keegan, pensiunan kepala intelijen angkatan udara Amerika, 
percaya kalau rancangan itu berada di tangan pemerintah Uni Sovyet. Dugaan 
ini muncul karena ternyata Tesla juga mempresentasikan idenya kepada 
negara-negara lain.
Ketika penawarannya untuk membangun jaringan Tesla Death Ray tidak 
mendapatkan tanggapan dari pemerintah Amerika, Tesla menawarkan idenya 
kepada Inggris dengan harga 3 juta dolar. Ia berjanji akan membuat wilayah 
Inggris bebas dari serangan musuh hanya dalam tempo 3 bulan. Pemerintah 
Inggris juga tidak menggubris tawarannya. Lalu, Tesla kembali mencoba 
menawarkan idenya, kali ini kepada Liga Bangsa-bangsa. Usaha ini juga gagal.

Ketika pemerintah lain menganggap sepi penawaran Tesla, ketertarikan cukup 
besar datang dari pihak Uni Sovyet. Konon pada tahun 1937, satu tahun 
sebelum Tesla mengumumkan idenya ke publik, ia sebenarnya telah 
mempresentasikannya kepada Amtorg Trading Corporation, salah satu perusahaan 
perwakilan Sovyet di New York.
Dua tahun kemudian, tahun 1939, Tesla diketahui telah mengujicobakan tahap 
pertama idenya di hadapan pihak Sovyet. Lalu, Tesla menerima cek sebesar 
25.000 dolar dari mereka. Namun proyek itu tidak pernah diselesaikan.
Ada teori kalau sesungguhnya Tesla memang tidak membangun proyek itu, 
melainkan hanya menjual rancangannya kepada Uni Sovyet.
Dugaan ini kembali menguat ketika Sovyet menginvasi Afghanistan tahun 1979. 
Rumor menyebutkan kalau pada masa perang tersebut, helikopter-helikopter 
Sovyet terlihat mengeluarkan cahaya aneh yang diarahkan kepada tentara 
Afghanistan. Mereka yang terkena cahaya tersebut tewas seketika dan mayatnya 
tidak membusuk hingga 30 hari.
Ketika meneliti mayat tersebut, pihak militer barat percaya kalau Sovyet 
mungkin telah menggunakan gas pembunuh jenis baru, namun banyak yang percaya 
kalau kondisi mayat tersebut adalah hasil dari senjata yang melontarkan 
elektromagnetik berkekuatan tinggi.
Jadi, mungkin Sovyet telah berhasil merealisasikan rancangan Tesla Death Ray 
dan memodifikasinya.

Foto tahun 1980 dari satelit mata-mata Amerika yang menunjukkan
kemungkinan instalasi senjata partikel Russia di Semipalatinsk
Selain teori Rusia, banyak juga yang percaya kalau sesungguhnya rancangan 
itu berada di tangan pemerintah Amerika Serikat serikat sendiri.
Teori ini juga punya dasar yang cukup kuat.
DARPA (Defense Advance Reasearch Project Agency), yaitu salah satu badan 
pemerintah yang bertujuan untuk meneliti persenjataan baru untuk militer, 
sesungguhnya telah melakukan percobaan senjata partikel sejak tahun 1958, 15 
tahun setelah kematian Tesla. Prinsip penelitian mereka sama persis dengan 
ide Tesla, walaupun dalam skala yang lebih kecil.
Namun, proyek ini tidak dilanjutkan lagi karena dua alasan, yaitu karena 
materi-materi yang dibutuhkan oleh senjata dashyat ini dianggap “berisiko 
tinggi” dan karena kekuatan yang dibutuhkan untuk memproyeksikan pancaran 
itu melebihi kemampuan pembangkit listrik standar yang digunakan dalam 
perang.
Jika dua masalah ini terselesaikan, mungkin proyek ini akan dilanjutkan 
lagi.
Apakah ini berarti pemerintah Amerika memiliki dokumen Tesla?
Mungkin saja. Tapi bisa juga tidak. Apa yang dikembangkan oleh DARPA sama 
sekali tidak menyamai klaim Tesla mengenai kekuatan senjatanya. Beberapa 
pihak percaya kalau pihak Amerika memang memiliki dokumen tersebut, namun 
tidak memiliki kemampuan untuk merealisasikannya.
Selain teori Konspirasi yang melibatkan pemerintah, banyak juga yang percaya 
kalau rancangan Tesla Death Ray sesungguhnya tidak pernah ada. Menurut 
mereka, Tesla Death Ray hanyalah satu dari sekian klaim bombastis yang 
diberikan oleh Tesla. Walaupun tidak ada yang menyangkal jeniusnya Tesla, 
namun banyak proyek yang disebutkannya tidak pernah terealisasi.
Misalnya, pada tahun 1900, ia mengatakan kalau ia bisa menyembuhkan penyakit 
TBC dengan osilasi listrik. Pada tahun 1927, ia mengatakan kalau ia 
berencana untuk mengendalikan kekuatan samudera untuk dimanfaatkan. Lalu, 
pada tahun 1931, ia mengklaim kalau ia bisa membuat bahan bakar fosil 
menjadi tidak berharga lagi dengan memanfaatkan energi kosmis sebagai bahan 
bakar alternatif. Tentu saja klaim-klaim ini tidak pernah terealisasi.
Jadi, Tesla Death Ray bisa jadi hanyalah salah satu dari bualan Tesla yang 
lain.
Bahkan walaupun rancangan itu ada, bisa dimengerti mengapa pemerintah 
menolaknya. Ide Tesla mengenai kemungkinan terciptanya perdamaian jika 
senjatanya diimplementasikan sangat tidak masuk akal. Memang, sebuah negara 
yang memasang Tesla Death Ray akan aman dari serbuan pesawat. Namun, jelas 
tidak akan aman dari serangan diam-diam.
Jika saya adalah seorang pemimpin sebuah negara dan memutuskan untuk 
menyerang sebuah negara lain, maka yang akan saya lakukan pertama adalah 
mengirim pasukan penyerang secara diam-diam untuk menghancurkan Tesla Death 
Ray di negara tersebut terlebih dahulu sebelum mengirim skuadron pesawat 
tempur.
Lagipula, Tesla memiliki anggapan kalau semua pemimpin negara adalah 
pemimpin yang cinta damai. Ia tidak memikirkan kemungkinan digunakannya 
senjata tersebut sebagai alat untuk menyerang oleh seorang diktator. Jika 
sebuah negara memasang Tesla Death Ray dan memutuskan untuk menyerang negara 
tetangganya, maka mereka akan dengan sangat mudah mengarahkan senjatanya 
untuk menghancurkan pesawat komersial.
Dengan demikian, perang pun menjadi tidak terhindarkan.
Jadi, ide besar ini sepertinya juga memiliki cacat yang besar.
Jika saat ini, 67 tahun setelah kematian Tesla, kita masih belum melihat 
realisasi dari Tesla Death Ray, maka sepertinya kita harus bersyukur, dan 
siapapun yang menyimpan rancangan itu hingga sekarang telah berbuat kebaikan 
bagi dunia.



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke