MEDIA INDONESIA
Kamis, 20 Oktober 2005



PLN Beli Listrik US$0,49 per Kwh, Proses Negosiasi Alot



JAKARTA (Media): PT Perusahaan Listrik Negara (persero) dan PT Star Energy, 
pengembang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Wayang Windu, 
menyepakati harga jual listrik sekitar US$0,49 per kilowatthour (kwh).

Kesepakatan harga jual listrik dari pembangkit yang berada di Bandung Selatan, 
Jabar, tersebut tercapai setelah melalui proses negosiasi panjang. Star Energy 
bersedia menurunkan harga dari penawaran awal sekitar US$0,50 per kwh.

Namun, tercapainya kesepakatan harga listrik itu tidak berarti proses negosiasi 
rampung. Masih ada permasalahan yang mengganjal, yaitu mengenai kenaikan harga 
atau eskalasi yang didasarkan atas faktor inflasi.

"Bila inflasi sebesar 2,5%, harga akan dinaikkan terus. Itu yang kami tidak 
setuju. PLN maunya tidak pakai eskalasi," kata Direktur Pembangkitan dan Energi 
Primer PLN Ali Herman Ibrahim di Jakarta, Selasa (18/10) malam.

Selain itu, pengembang meminta kenaikan harga setiap tahun. Misalnya, pada 
tahun kedua harga sudah ditetapkan kemudian tahun berikutnya naik lagi. 
Kenaikan harga akan sangat signifikan setelah 2015.

Kenaikan harga yang ditawarkan pengembang dinilai terlalu tinggi. PLN 
sebenarnya menyetujui kenaikan harga, tetapi hal itu dilakukan secara bertahap. 
Dalam negosiasi itu Star Energy menawarkan grafik kenaikan harga yang tajam, 
sedangkan dalam grafik yang diajukan PLN kenaikan harga secara bertahap.

Lebih mahal
Dengan adanya permasalahan tersebut, Ali menjadi ragu proses negosiasi bisa 
rampung sesuai target, bulan ini. "Kita lihat saja nanti," ujar Ali.

Semula diharapkan, bila negosiasi rampung Oktober ini, tahap konstruksi bisa 
dimulai awal 2006.

Sebelumnya, Dirut Star Energy Supramu Santosa mengatakan secara prinsip 
pihaknya tidak ingin menyulitkan PLN. Star Energy bersedia menurunkan harga 
jual listrik kepada PLN karena kedua pihak berkepentingan agar proyek tersebut 
segera berjalan.

Supramu menjelaskan harga listrik yang dihasilkan PLTP memang relatif lebih 
mahal bila dibandingkan dengan pembangkit berbahan bakar batu bara.

Sebaliknya, akan jauh lebih murah jika dibandingkan dengan pembangkit berbahan 
bakar minyak (BBM) atau gas. Yang pasti, PLTP memiliki kelebihan, yaitu ramah 
lingkungan, selain termasuk sumber energi yang bisa diperbarui.

Menurut Supramu, ada beberapa faktor yang menyebabkan biaya operasional PLTP 
mahal. Antara lain, tingkat risiko tinggi. Pengembang harus melakukan 
eksplorasi dengan mengebor beberapa sumur terlebih dulu untuk memperoleh 
cadangan. Setelah berhasil menemukan besarnya cadangan, baru dilakukan 
pengembangan lapangan.

Faktor lain terkait dengan biaya proyek. Lembaga keuangan biasanya mengenakan 
bunga tinggi untuk proyek yang tingkat risiko tinggi. Di Indonesia, lanjut 
Supramu, bunga pinjaman untuk proyek pembangkit listrik tinggi, sekitar 11%-12%.

"Dengan financing cost yang begitu, pasti kontraktor menghendaki tingkat 
pengembalian (rate of return) yang lebih tinggi," ungkap Supramu.

Karena itu, harus ada saling pengertian antara Star Energy dan PLN dalam 
bernegosiasi. Terutama menyangkut tingkat pengembalian, berapa angka yang 
paling optimal. Menurut rencana, Star Energy akan menanamkan modal sekitar 
US$100 juta untuk mengembangkan PLTP Wayang Windu unit 2. (Sdk/S-3) 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/uTGrlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to