MEDIA INDONESIA
Sabtu, 22 Oktober 2005

Tunjangan Anggota DPR


 
FAKTA sosial yang semakin seram ialah jurang antara kaya dan miskin sekarang 
kian menganga. Sudah pasti pula, perbedaan nasib wakil rakyat dengan rakyat 
yang diwakili pun semakin lebar. Yang satu semakin bernyanyi riang, yang lain 
semakin menangis perih.

Seperti diketahui, jumlah keluarga miskin membengkak dari semula ditetapkan 
15,5 juta keluarga menjadi 15,648 juta keluarga. Sopir taksi di Jakarta, 
misalnya, pasti bertambah miskin karena harga BBM naik luar biasa, tetapi tarif 
taksi belum berubah.

Di tengah penderitaan rakyat miskin yang bertambah itu, sebaliknya anggota DPR 
menikmati tunjangan yang fantastis. Mulai Oktober ini, setiap anggota DPR 
mendapat tambahan tunjangan operasional Rp10 juta per bulan. Jadi, pendapatan 
anggota DPR menjadi Rp38 juta sebulan.

Sebagai perbandingan, besar bantuan langsung tunai untuk keluarga miskin akibat 
kenaikan BBM Rp100 ribu. Anggota DPR mendapat tambahan tunjangan operasional 
Rp10 juta per bulan, adalah sama dengan seratus kali bantuan untuk keluarga 
miskin itu. Dengan bahasa lain, tambahan tunjangan operasional untuk satu orang 
anggota DPR bisa menambah 100 orang keluarga miskin yang mendapat dana 
kompensasi BBM.

Sungguh kenyataan yang sangat menyakitkan hati rakyat. Bahkan, penghinaan 
terhadap keluarga miskin. Tetapi, itulah yang dilakukan pemerintah dan DPR.

Padahal, pemerintah sekarang merupakan hasil pilihan rakyat secara langsung. 
Anggota DPR sudah dari dulu dipilih oleh rakyat. Sejak dulu pula hak anggaran 
ada di DPR. Tetapi, baru sekarang inilah wakil rakyat sangat keterlaluan 
mementingkan nasibnya sendiri, yaitu terus-menerus menuntut kenaikan gaji.
Mereka menggunakan momentum perubahan APBN akibat kenaikan harga BBM untuk 
menambah tunjangan operasional diri sendiri sebesar Rp10 juta per bulan. DPR 
memiliki hak bujet, namun hak itu kini terutama dipakai untuk kepentingan diri 
sendiri.

Sangat ironis, wakil rakyat tidak memperjuangkan nasib rakyat, bahkan tanpa 
empati kepada rakyat miskin. Sangat menyedihkan, memiliki anggota DPR yang 
kecerdasan sosialnya sangat buruk.

Lebih menyedihkan lagi, bila menyangkut keuntungan pribadi, ternyata semua 
anggota DPR sama saja. Tidak ada lagi yang vokal, tidak ada lagi yang kritis. 
Asal partai pun tidak penting karena semua partai sama tidak peduli dengan 
kemiskinan yang membengkak. Dari partai politik yang mana pun, semua anggota 
DPR bernyanyi riang gembira mendapat tunjangan operasional seratus kali jumlah 
dana kompensasi yang diterima keluarga miskin.

"Emang gue pikirin...," begitulah kira-kira nyanyi mereka tentang nasib rakyat 
miskin.

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/uTGrlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke